Rinz dan Detektif Dan kembali ke rumah sakit. Kedua rekannya tertidur di kursi. Hari sudah malam. Mereka meminta Rinz pulang, tapi Rinz menolak. Dia penasaran dengan dr. Aldrich.
Ada banyak hal yang ingin ditanyakannya. Tentang foto dr. Aldrich yang memancing dengan ayahnya, tentang tangannya yang diiris, dan tulisan-tulisan di papan tulis yang ditemukan Rinz. Mau berapa kali pun Rinz berpikir, hipotesa awal yang tersimpulkan sederhana, dr. Aldrich menderita bipolar. Salah satu kepribadiannya adalah seorang dokter psycopath.
Rinz memandangi dr. Aldrich yang belum sadarkan diri. Perasaannya tak bisa digambarkan. Rinz penasaran, marah, dendam, dan tak terima. Rasa ibanya sudah pergi, berubah menjadi rasa benci. Meskipun dia harus memakai asas praduga tak bersalah, tetap saja dugaan pertamanya adalah dr. Aldrich pelakunya.
Rinz bahkan membenci diri sendiri. Detektif Dan memang tidak mengatakannya, namun Rinz bisa merasakannya, jika mungkin saja pembunuhan berantai itu terjadi terinspirasi oleh webtoonnya. Rinz bergidik ngeri. Dia menyalahkan diri sendiri.
Rinz membaca ulang salinan webtoonnya. Semua korban yang dibunuh oleh dokter psycopath adalah pasiennya. Mereka dibunuh dengan keji. Untuk menghilangkan jejaknya, korban direka seolah-olah bunuh diri.
Kata 'bunuh diri' membuatnya teringat sesuatu. Bukankah dr. Aldrich juga bunuh diri? Atau seseorang membuatnya seolah demikian. Rinz mendekati dr. Aldrich, diamati luka-luka dan lebam di wajahnya.
"Badannya juga lebam-lebam, Rinz. Dokter menemukannya ketika di ruang operasi. Kamu bisa lihat videonya. Dia mengalami gegar otak ringan. Tulang rusuknya retak," jelas Detektif Rick.
"Dia sepertinya dihajar, Rinz, bukan cuma satu orang. Kedua lengannya ada bekas tarikan kuat. Kemungkinan dia dihajar sambil dipegangi," Detektif J ikut menimpali.
"Benarkah?" Rinz tak percaya. Jika memang keadaannya demikian, lalu apa arti tulisan-tulisan dr. Aldrich di papan tulisnya. Rinz jadi bingung.
"Tidurlah dulu, Rinz! Biar J dan Rick yang gantian jaga," ucap Detektif Dan.
Rinz mengangguk. Direbahkannya tubuhnya di kursi panjang di samping tempat tidur dr. Aldrich. Rinz tertidur pulas. Detektif Dan ikut merebahkan diri di kursi di dekat kamar mandi. Detektif J dan Rick gantian jaga.
*****Rinz terbangun, Detektif Lim sudah tiba bersama Kapten Oh. Mereka membawa sandwich dan kopi untuk keempat detektif muda yang sudah berjaga semalaman. Wajah keempat detektif itu tampak kurang tidur. Mereka diminta cuci muka dan sarapan.
"Pulang, mandi, gantilah pakaian kalian! Kami agar berjaga di sini. Bram dan rekan-rekannya sudah ada di sini menggantikan jaga," perintah Kapten Oh.
Keempat detektif itu melongsor pergi. Keempatnya pulang ke rumah masing-masing.
"Rinz, jangan beritahu siapapun tentang penemuan kita kemarin! Kita rahasiakan semuanya dulu. Termasuk rekaman operasi dr. Aldrich," kata Detektif Dan mengingatkan.
"Apa kamu sudah memberi tahu J dan Rick?" tanya Rinz
Detektif Dan menggeleng, "Tentang tulisan itu belum. Kita bicarakan lagi nanti sebelum kembali ke rumah sakit kami akan ke rumahmu," jawab Detektif Dan.
"Okay, sampai ketemu nanti. Oiya, suruh J dan Rick naik taxi atau ojek, kau juga," Rinz mengingatkan.
"Kenapa?"
"Rumahku masih disorot media. Beberapa hari ini ada wartawan berseliweran di sekitar rumah. Jadi sebaiknya kalian tidak datang bersamaan. Carilah akal biar tidak tampak kalian yang datang ke rumah." jelas Rinz.
"Okay! I got it. Sampai ketemu nanti," sahut Detektif Dan.
*****Pukul 10.00, Detektif Dan, Rick, dan J datang bergiliran. Mereka menyamar menjadi aneh-aneh. Detektif Rick dan J datang sebagai petugas PDAM untuk memperbaiki kran yang bocor dan menambah saluran baru. Detektif Dan datang sebagai tukang batu yang memperbaiki kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Doctor
Mystery / ThrillerRinz seorang kreator webtoon yang tidak pernah peduli dengan pekerjaan ayahnya, seorang polisi di Kota Metropolis. Ayahnya, Detektif Zoe sudah hampir 6 tahun mengejar pembunuh berantai yang membunuh korbannya dengan keji. Suatu hari, Detektif Zoe di...