Seorang pria tinggi, tegap, berwajah rupawan berjalan masuk dengan langkah yang elegan seperti seorang putra mahkota. Rambutnya mungkin sebahu, diikat dengan tali rambut warna hitam. Sisa rambut yang tak terikat berjatuhan di pelipis dan matanya yang ditutup kacamata minus berframe hitam tipis. Tampangnya nampak cerdas, misterius, dan memiliki pesona tersembunyi. Satu-satunya minus yang dimiliki adalah wajah dan sikapnya terlihat sangat angkuh.
"Ya Tuhan, dia memang benar-benar tampan!" seru Ann di bagian pelaporan.
"Benar kata orang-orang, dia berwajah malaikat."celetuk Jo setengah berbisik. Dalam hati dia merasa Tuhan sangat tidak adil padanya. Wajahnya pas-pasan persis seperti dompetnya.
"Saya mencari Detektif Rick. Di mana ruangannya?" tanya dr. Aldrich mengagetkan Ann. Ann menumpahkan kopinya.
"Ooh, Detektif Rick di Bagian Pembunuhan dan Kejahatan Berat, jalan lurus, pertigaan belok kiri, mentok belok kanan." jelas Ann terbata. Segera dibersihkannya tumpahan kopi di mejanya.
Di Divisi Pembunuhan dan Kejahatan Berat kelima detektif sedang berkumpul dipimpin oleh Kapten Oh. Detektif Rick dan Detektif Lim sedang memeriksa berkas. Detektif J seperti biasa selalu fokus dengan data di komputernya. Rinz sibuk membuat sketsa sambil mendengarkan penjelasan Kapten Oh.
"Selamat pagi!" sapa sebuah suara.
Mereka berlima mencari arah suara. Seorang pria tinggi, tegap, dan tampan berdiri di hadapan para detektif itu."Saya Aldrich, ingin berbicara dengan Detektif Rick." jelasnya.
Semua mata tertuju pada Detektif Rick, kecuali Rinz. Rinz masih terpesona dengan dr. Aldrich. Iya, dia sama terpesonanya seperti Ann. Menurut Rinz, dr. Aldrich cocok menjadi penyanyi rock. Detektif J langsung menyenggol lengannya.
"Kayak anak band, ya?" bisik Detektif J.
Rinz tertawa, dia pun berpikir sama."Ayo, ikut saya!" Detektif Rick berdiri dan membubarkan lamunan Rinz.
Di belakangnya, dr. Aldrich mengikutinya ke ruang interogasi.
"Duduklah!" kata Detektif Rick.
dr. Aldrich duduk berhadapan dengan Detektif Rick. Wajahnya tampak tenang, namun terlihat angkuh. Di ruangan lain, Kapten Oh, Detektif Lim, Detektif J, dan Rinz melihat dari balik kaca.
Detektif Rick memulai interogasi dengan berita ditemukan mayat di Taman Tulip Jl. Timur 25. Di depannya dr. Aldrich mendengarkan tanpa ekspresi.
"Apa hubungan mayat itu dengan saya?" tanya dr. Aldrich kemudian."Mobil Anda terlihat memasuki Taman Tulip pada pukul 21.48.47." kata Detektif Rick sambil menunjukkan rekaman cctv.
dr. Aldrich melihat video itu. Di dalam video sebuah mobil Mitsubishi Pajero Sport Dakar 4x4 AT warna hitam bernopol MT 471 R miliknya terlihat memasuki taman."Mobil itu hilang 3 pekan lalu." katanya kemudian.
"Apakah Anda sedang berusaha mengelabui polisi?" tanya Detektif Rick sarkastik.
"Saya rasa sebagai polisi Anda harusnya bisa membedakan antara mengelabui dan berkata jujur." sanggah dr. Aldrich.
Brak! Detektif Rick memukul meja. Temperamennya bermasalah.
"Saya melaporkan kehilangan mobil 18 hari yang lalu. Seharusnya laporan itu terekam di bagian kehilangan dan lalu lintas." seru dr. Aldrich.
Mendengar jawaban itu, Detektif J langsung berlari ke divisi kehilangan dan lalu lintas. Di dalam ruang interogasi Detektif Rick dan dr. Aldrich masih beradu argumen. Detektif Rick tampak emosional. Detektif Lim hampir ikut masuk ke ruangan untuk menenangkannya.
Rinz hanya menghela napas. Dia jadi teringat profiling pelaku yang ditemukannya di ruang kerja ayahnya di rumah. Semua petunjuk yang ditemukan seakan mengarah pada dr. Aldrich sebagai pelakunya. Namun, belum satu pun bukti ditemukan untuk menangkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Doctor
Misterio / SuspensoRinz seorang kreator webtoon yang tidak pernah peduli dengan pekerjaan ayahnya, seorang polisi di Kota Metropolis. Ayahnya, Detektif Zoe sudah hampir 6 tahun mengejar pembunuh berantai yang membunuh korbannya dengan keji. Suatu hari, Detektif Zoe di...