Chapter 15

726 49 1
                                    

Kini Aku tengah berada di Gazebo bersama Bang Iyan. Suasana malam ini sangat tenang tapi tidak dengan suasana hati ku.
Malam ini bulan bersinar dengan terangnya, bintang bertaburan indah menghiasi Alaska.
Andai saja ia sedang tidak sedang dalam masalah pasti malam ini akan terasa sangat indah.

" Syha " ucap Bang Iyan memulai pembicaraan dari sorot matanya aku bisa mengetahui ia tengah marah

" iy---a Bang " ucap ku sedikit gugup bercampur takut

" Boneka tadi dari siapa ? " tanya Bang Iyan

" Gak dari siapa-siapa kok bang " bohong ku

Bang Iyan membuang muka ia memilih menatap langit " Siapa yang ngajarin kamu bohong Syha ? "

" Alisyha nggak bohong bang "

" JAWAB JUJUR SYHA !! " ucap Bang Iyan sedikit membentak ku. Aku tak percaya Bang Iyan yang lembut bisa membentakku seperti itu

Aku menundukan kepala ku tak berani menatapnya " Boneka itu dari temen Lisyha Bang"

Bang Iyan menatap ku ,ia tahu bahwa aku tengah ketakutan " Siapa ? "

Apa harus ku jawab ia Ardan , bisa-bisa Bang Iyan semakin marah kepada ku " Ar--" suara ku seakan tercekat di tenggorokan

" Ar ? Ar siapa " tanyanya

" Ardan bang " ucap ku pelan sekali

" Ardan ? , kenapa Ardan memberi mu boneka Syha ? "

" Ardan bilang sebentar lagi kita kan lulus bang jadi itu buat kenang-kenangan " Bohong ku

" Owg. Maafin abang Syha udah Seuzhon sama kamu. Abang nggak ada maksud buat bentak kamu tadi , abang cuma pengen ngejagain kamu Syha. Kamu sama Bunda adalah orang yang paling abang sayangi." ucap Bang Iyan membuat ku terharu, aku berbaur memeluknya
" Maafin Alisyha Bang udah bohong " batin ku. Bang Iyan membalas pelukan ku dan mengusap lembut puncak kepala ku membuat rambut ku berantakan.

" Yaudah kamu masuk belajar, bentar lagi UN kan ? "

" Iya bang " aku masuk dan menuju kamar ku perasaan ku agak lega. Namun, aku masih takut . Ya takut jika suatu hari nanti Bang Iyan tau aku dan Ardan menjalin hubungan.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana marahnya.
Benar kata orang marahnya orang sabar lebih menyeramkan.
Aku mulai berfikir untuk mengakhiri hubungan ini.

***

Ketika Raga tengah sibuk dengan kegiatan mengupingnya ia sampai tidak menyadari bahwa Pintu di buka oleh sang pemilik kamar.

Hening...Hening...Hening..

" Kok gak ada suara lagi sih " batin Raga. Sedang dibalik pintu Ardan tengah berhitung untuk membuka pintu secara perlahan " satu, dua, ti---" ucap Ardan tanpa suara

Detik selanjutnya.....

Brakkk....

Raga tersungkur ke belakangan dengan posisi yang sangat teramat tidak elit. " Awww sakit ya kak ? " ucap Ardan dengan mimik wajah di buat sedih padahal Raga tau Ardan tengah mengejek dirinya

Raga memelototi adiknya dengan tatapan kesalnya." sengaja ya lo !! "

" yee siapa suruh nguping pembicaraan orang, emmm sepertinya kakak ku sayang ini lupa adab bertamu di kamar orang " ucap Ardan dengan tawanya. Kapan lagi ia bisa mengerjai kakaknya ?

Raga yang tengah menahan malu tetap memasang paras coolnya. Ia berdiri dan pergi meninggalkan Ardan yang tengah tertawa di atas penderitaannya itu

" Bego banget sih lo Ga bisa-bisanya di kerjain " gerutunya
Kini Raga tengah berada di kamarnya pinggangnya terasa sakit karna jatuh tadi. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur king sizenya sambil menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba saat ia tengah menatap langit-langit kamarnya ia melihat bayangan Alisyha tengah kesal padanya. Raga mengerjap-ngerjapkan matanya sembari memukul pelan keningnya " Kegilaan apa lagi ini Ga, bisa-bisanya lo ngayalin anak kecil itu. " gerutunya. Setelahnya ia lebih memilih memejamkan matanya dari pada terus-terusan memikirkan Gadis itu.

Hijrah Cinta Di Sepertiga Malam [END] -> TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang