Chapter 37

562 41 3
                                    

level tergagal seorang laki-laki adalah ketika wanitanya lebih memilih mengeluhkan semua bebannya ke orang lain atau ke sosmed. Itu artinya seorang laki-laki gagal menjadi pendengar yang baik bagi wanitanya
~ Alisyha ~

Pagi ini Mas Raga sudah mulai berangkat ke kantor karna ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani. Jadi pagi-pagi selepas sholat subuh aku langsung berkutat di dapur. Ya, walaupun aku tak pandai memasak. Setidaknya aku tidak akan membiarkan suami ku makan-makanan cepat saji.

Saat tengah sibuk memotong wortel tiba-tiba aku merasakan ada tangan yang melingkar di pinggang ku. Ulah siapa lagi jika bukan Mas Raga. Dia memeluk ku sembari meletakan dagunya di pundak ku. " Aku jadi susah geraknya dong Mas ". Ucap ku. Namun, ia tetap tak bergeming.

" Biar dulu begini sayang. Sebentar saja " Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur. Tadi aku mimintanya untuk tidur lagi selepas sholat subuh karna ku lihat dia tampak kelelahan. Aku melirik jam yang menggantung di dinding. " sudah pukul 6. Mending mas buruan mandi. Airnya tadi udah aku siapkan. Bajunya juga udah aku siapkan di tepi ranjang ". Ucap ku.

" Sebenarnya aku tidak mau berangkat ke kantor. Tapi papa meminta ku untuk datang. Aku masih ingin di rumah bersama mu ". Ucapnya Manja

" Kan nanti juga pulang. Udah mandi sana ,nanti telat di marahi papa loh ! ".

" Kalo aku kangen kamu gimana ? "

" Kan nanti juga kamu pulang Mas. Udah ahh buruan mandi ! ". Titah ku. Akhirnya dengan malas ia menurut. Sebelum pergi ia sempat mencuri ciuman di pipi ku. Dasar !

Selepas semua masakan siap. Aku naik ke atas untuk memanggil Mas Raga. Dan saat aku masuk ia tengah sibuk mengenakan dasinya. " Perlu bantuan ? " tanya ku kepadanya ia mengangguk.

Aku sedikit berjinjit untuk membantunya mengenakan dasi karna kebetulan aku yang sudah tinggi ini masih saja kalah tinggi dengannya. Saat aku tengah membantunya memasang dasi, tiba-tiba ia melingkarkan tangannya di pinggang ku. Membuat degupan jantung ku berdetak lebih cepat.

" Siap " ucap ku setelah dasinya terpasang rapi. Namun ia masih tidak melepaskan tangannya dari pinggang ku. " Ayo kita sarapan Mas ". Ajak ku sembari berusaha melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang ku.

" iya-iya ". Ucapnya dengan terpaksa melepas tangannya.

Kami sarapan bersama. Aku menyendokan nasi, sayur dan lauk-pauk ke piringnya. Ia menyuap sati sedok ke mulutnya. " Gimana rasanya Mas ? " tanya ku takut. Aku takut masakan ku tidak enak. Ia diam sebentar lalu tersenyum " Enak kok sayang, kamu nggak sarapan sekalian ". Tanyanya kepada ku.

" Tidak. Aku nanti saja. Aku temani kamu sarapan aja. Aku tadi minum segelas susu jadi kembung deh". Ucap ku sembari mengamatinya yang tengah makan. Setelah ia menghabiskan sarapannya. Aku membawakan tasnya dan mengantarnya sampai ke depan. Sampai di depan aku mencium punggung tanganya dan memberikan tasnya. Ia balas mengucup kening ku. " Aku berangkat dulu ya. Kamu hati-hati di rumah. Telpon aku kalo ada apa-apa. Jangan biarkan ada yang masuk saat aku tidak berada di rumah. Jika ada tamu yang tidak kamu kenali jangan bukakan gerbang ". Ucapnya seperti menasihati anak kecil.

" Siap Mas ".

Setelah Mas Raga pergi aku mencicipi sayur yang tadi ku buat. Karna tadi aku tidak sempat mencicipinya. Aku penasaran dengan rasanya, apa benar enak seperti yang di katakan Mas Raga.
Aku mencicipinya sedikit dan weeeekkk..
Ternyata rasanya sedikit asin. Jadi tadi Mas Raga berbohong ?.
Bisa-bisanya ia menghabiskan makanan ini padagal rasanya sedikit asin.
Astagfirullah Mas, kenapa harus bohong.
Harusnya tadi kamu bilang aja kalo kurang enak.

***

Aku berada di rumah sendirian. Ahh, ternyata rasanya sangat membosankan. Selepas membereskan rumah aku hanya duduk , rebahan nonton tv sembari sesekali memeriksa ponsel. Menscroll media sosial. Lama-lama membuat ku bosan. Tiba-tiba telpone ku berdering.
Ternyata Karin yang menelepone ku. Ia memberi tahu jika akan berkunjung kerumah ku. Ku putuskan untuk meminta ijin Mas Raga terlebih dahulu sebelum menyetujui permintaan Karin. Karna bagaimana pun aku tidak bisa membiarkan siapa pun datang ke rumah ku sebelum mendapat ijin dari suami ku. Dan syukurlah Mas Raga memberi ijin. Dengan catatan asalkan hanya di rumah dan aku tidak pergi. Dasar posesif ! . Semenjak menikah dengannya ia selalu melarang ku pergi jika tidak dengannya.

Hijrah Cinta Di Sepertiga Malam [END] -> TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang