Chapter 19

599 51 1
                                    

Adzan subuh menggema sampai ke Vila. Aku melaksanakan shalat subuh berjamaah, ya kalian tau siapa yang menjadi imam nya.
Siapa lagi jika bukan kak Raga.
Kadang aku terpukau dengannya, kadang pula aku sangat sebal karna sifat dinginnya yang melebihi kutub utara itu.

Setelah selesai shalat berjamaah, aku dan yang lainnya bersiap untuk pergi ke kebun teh. Ya ,karna kami ingin menyaksikan sunrise jadi harus pergi sebelum matahari terbit.
Kebun teh tak jauh dari Vila jadi kami memutuskan untuk berjalan kaki saja.
Cuaca yang sejuk, ah ku rasa bukan sejuk lagi. Tapi, dingin.
Aku hanya mengenakan sweater.
Aku merutuki kebodohan ku.
Seharusnya tadi aku memakai hoodie bukannya sweeter.
Alhasil aku kedinginan, ingin kembali ke Vila ?
Rasanya tanggung sekali aku sudah berada di tengah perjalanan.
Akhirnya ya sudahlah aku begini saja.

Sesampainya di kebun teh dengan jalanan yang cukup terjal dan licin.
Aku berdiri di dataran tinggi ini sembari menunggu sang surya terbit dari tempat persinggahannya.
" alhamdulillah sampe. Lo pada capek nggak ? " ucap Dani

" Nggak lah lo kira kita kaum lemah apa yang gitu aja capek " ucap Karin lengkap dengan nada ketuanya

" sans aja bisa nggak sih kalo ngomong sama gue . heran ! " ucap Dani

" Nggak ! Emng kenapa ? " tanya Karin menantang. Di tengah-tengah perdebatan mereka tiba-tiba Ardan menarik tangan ku dan membawa ku menjauh dari mereka.

" Mau kemana sih Ar ? " tanya ku

" Udah nanti juga tau " jawabnya. Ia terus menarik tangan ku dan berjalan. Aku tak tau ia akan membawa ku kemana.

" Ar kita mau kemana ? " tanya ku lagi. Ardan tidak menjawab ia malah diam dan terus mengajak ku berjalan ke atas

" AR ! Kita mau kemana ? " tanya ku lagi dengan intonasi yang lebih tegas

" Stttt . kamu ikut aja Syha aku nggak akan bawa kamu ke mana-mana kok." ucapnya sembari tersenyum. Ahh, senyumannya.
Entah sejak kapan senyuman itu menjadi hal yang menarik bagiku.
Hal yang selalu ingin aku lihat.

Kami berada di kebun teh yang letaknya lebih tinggi dari pada yang tadi. Tempatnya strategis. Jadi kami bisa melihat semua yang ada di bawah dengan lebih jelas dan indah.
Pemandangan yang di suguhkan juga sangat indah.

" Syha coba kamu pejamin mata kamu deh " ucap Ardan tiba-tiba

" Buat apa ? "

" Udah ikut aja, bentaran kok . Jangan buka mata sebelum aku bilang buka" aku mengikuti apa yang Ardan katakan

Beberapa detik kemudian ,hening tidak ada tanda-tanda Ardan di samping ku " Ar , kamu di mana ? "

Tidak Ada Jawaban

" AR kamu dimana ? Please nggak usah becanda deh ini nggak lucu sumpah." lagi-lagi tidak ada jawaban.

" Ar jangan bilang kamu mau tinggalin aku. Ar, aku nggak tau jalan di sini . Please jangan Bercanda " ucap ku, tapi tidak ada jawaban dari Ardan. Air mata ku mulai turun. Jujur, aku panik dan takut.
Aku tak tau jalanan di sini, aku baru pertama kali kesini.
Udara yang sejuk membuat ku semakin ketakutan. Tubuh ku mulai kedinginan.

Saat aku hendak membuka mata ku.
" Aku bilang jangan buka mata sebelum aku bilang buka Syha.
Kamu nggak denger-denger aku ?
Ishh dasar bandel " ucapnya sembari memberikan tangannya ke kening ku. Aku masih dengan air mata yang membasahi pipi ku

" Sekarang buka mata " pintanya, perlahan aku membuka mata ku.
Dan, tepat di depan wajah ku sudah ada serangkaian bunga lavender yang di genggam Ardan. Bukanya senang aku malah kembali menangis.

" loh kok malah nangis sih, Syha kamu kenapa ?
Aku minta maaf Syha. Udah dong jangan nangis. " ucap Ardan kebingungan

" Hiks..hikss jadi kamu tadi pergi ninggalin aku cuma gara-gara bunga ini Ar ? "

" iya Syha, tadi aku petik dulu bunga nya "

" Aku ketakutan Ar, aku nggak tau jalanan sini. Kamu malah pergi ninggalin aku."

" Aku nggak ninggalin kamu Syha, aku cuma petik bunga ini buat kamu biar romantis hehe." ucapnya dengan cengiran yang selalu mennghiasi wajah tampan nya

" Ini nggak romantis Ar, tapi seremm ! " ucap ku sembari merajuk

" Sorry Maybe, udah ahh nggak usah nangis. Kamu jelek kalo lagi nangis "
Ucap Ardan mengusap bekas air mata di pipi ku. Aku masih saja merajuk

" Udah dong nggak usah nggambek gitu. Coba lihat deh di belakang kamu indah banget " ucap Ardan tapi aku tak percaya aku takut dia membohongi ku lagi

" ini beneran Syha. Aku nggak bohong " aku menoleh kebelakang dan benar saja katanya. Pemandangn di belakang ku sangat indah, hingga membuat ku terpukau. Pemandangan matahari terbit dari ufuk timur, berhasil membuat ku terpana.
Ya Allah sungguh indah cinptaan mu, tiada cacat sama sekali.

" Bagus kan ? " tanyanya aku hanya mengangguk. Ardan berdiri tepat di belakang ku. Udara dingin mulai menyeruak sampai ketulang, benar saja aku kedinginan. Tapi, tiba-tiba Ardan melepaskan jaketnya dan meletakkannya ke tubuh ku. Aku sontak menoleh.
Namun,saat aku menoleh. Aku melihat ada seseorang yang melihat kami.

" Ar kamu ngerasa ada yang lagi ngintai kita nggak sih ? "

" enggak, perasaan kamu aja mungkin. Udah lanjutin lihat mataharinya udah mulai terbit sempurna. "

" Indah banget ya Ar " ucap ku kagum

" Masih lebih suka indahan kamu kali Syha." ucapnya membuat ku mendoakan keatas karna posisi Ardan yang berada di belakang ku dsn tinggi badannya yang lebih tinggi dari ku

" Udah nggak usah speacsless gitu lihatnya. Kamu lanjut kandangin matahari aja. Biar aku yang mandangin kamu " ucapnya, yang berhasil membuat ku tersipu malu

" Apaan sih Ar ! "

" Apaan tapi berhasil buat kamu malu kan " godanya

" enggak ! " elak ku

" Enggak tapi pipinya merah gitu ."

" ARDAN ! "

" iy Alisyha, ada apa hmm ? " ucapnya dengan pupiy eyesnya. Membuat ku ingin tertawa.
Akhirnya aku menggeletikinya

" Geli Syha "

" Biarin wlee "

" Awas aja aku bales ya " saat Ardan membalas menggelitiki ku aku berjongkok sembari menlangkupkan kedua tangan ku pura-pura menangis.

Ardan berhenti menggelitiki ku " Syha ! " aku hanya diam

" Syha ! " Ardan mulai panik. Dan, saat Ardan panik aku menghitung sebagai aba-aba.

Dan satu, dua, ti...gaa !
Aku lari meninggalkan Ardan.
Ardan masih berdiri ditempatnya, dengan tampang terkejutnya.
Dan saat ia mulai sadar " Awas kamu ya Syha !! "

" Kejar aja kalo kamu bisa wlee !! " Ardan mengejar ku Dan kita tertawa lepas bersama.

####
TBC
Autor mengucapkan
Taqobbalallohu Minna wa minkum.
Barkalahu fikum.
Mohon maaf lahir dan batin🙏.
Stay safe di rumah aj readers.

Oh ya, sebentar lagi kita akan menuju konflik tetap stay baca ya😊 di vote and coment juga boleh kok ;).
Syukron😍

dhuwi_yhuan

Hijrah Cinta Di Sepertiga Malam [END] -> TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang