Chapter 35

562 49 5
                                    

Sehebat apapun aku menunggu mu, pada akhirnya jika bukan kamu yang tertulis di lauhul mahfudz aku tatap tidak akan bersama mu. Kita tidak bisa menolak suratan takdirnya
~ Aisyha ~

Aku terbangun dari tidur ku tatkala ada tangan yang menepuk-nepuk pipi ku. Aku mengerjapkan mata ku berusaha menyesuaikan dengan cahaya. Betapa terkejutnya aku saat pertama kali membuka mata pemandangan yang ku lihat adalah Kak Raga. Sedetik kemudian aku tersadar bahwa aku telah menjadi istrinya, ah rasanya baru kemarin tidur sendirian. Kak Raga telah siap dengan baju kokonya. " egh, memangnya sudah subuh ya Kak ? " tanya ku padanya.

Ia tersenyum. "aku ganggu kamu tidur ya ?. Aku cuma mau mengajak kamu untuk sholat tahajud bersama " ucapnya, aku melirik jam yang menggantung di dinding. Benar saja. Aku membalasnya dengan senyuman , karna bagaimana pun dia adalah suami ku. Tugas ku adalah taat kepadnya. " Gpp kok kak. Yaudah aku siap-siap dulu ".

Kami melaksanakan sholat tahajud bersama. Setelah selesai salam ia menghadap kebelakang. Aku mencium punggung tangannya.

Cup..

Ini kali kedua ia mencium kening ku, dan seketika itu aku menjadi salah tingkah. Selepas berdoa tiba-tiba ia membaringkan kepalanya dalam pangkuan ku. " Seperti ini sebentar boleh Syha ? " tanyanya kepada ku. " Iy---ya " jawab ku gugup.

" Saya ingin bercerita pada mu. Tapi sebelumnya apa saya boleh meminta satu permohonan kepada mu ? ". Ucapnya sembari menatap ke arah ku. Namun aku tak membalas menatapnya dan malah menatap ke arah tembok.

Aku belum menjawab pertanyaanya, namun ia kembali berbicara" Apa tembok itu jauh lebih menarik di banding suami mu ? ". Aku tak punya pilihan lain selain menatapnya. Dan saat aku menatapnya ia juga menatap ku. Pandangan kami bersatu, ohh Robb kenapa jatung ku semakin berdebar.

Hening beberapa detik..

" Kamu mau minta apa kak ? " tanya ku kemudian

" jangan lagi panggil aku Kak. Aku bukan kakak mu ".

" Lalu ? ". Ia menggeleng.

Aku berfikir sejenak, tiba-tiba aku teringat panggilan konyol ku kepadanya sewaktu SMA " Om ? ". Ucap ku membuat Ia mencebikan bibirnya, sumpah demi apa Kak Raga yang sok cool tiba-tiba berubah menjadi menggemaskan seperti ini.

" Saya tidak suka panggilan itu !. Bagaimana jika Sayang ? " ucapnya. Hah, ide semacam apa itu. Apa aku harus memanggilnya sayang di depan orang-orang ?.

" Emm, Mas aja ya kak ". Ucap ku

" Yasudah . Syha apa kamu tidak ingin tahu alasan kenapa aku menikahi mu ? "

" Memangnya apa alasanya ? "

Tiba-tiba ia menarik dagu ku " Aku di sini sayang " ucapnya saat aku tak menatapnya. Aku tersenyum, dengan gugup aku menatapnya. " aku telah lama menyimpan rasa terhadap mu, bahkan jauh sebelum adik ku jatuh cinta terhadap mu. Namun, aku tak berani menyampaikannya. Karena menurut ku saat itu bukan waktu yang tepat. Saat aku tahu adik ku juga mencintai mu, aku memilih mengalah. Meski aku harus menahan cemburu melihat kedekatan mu dengan adik ku. Namun, setelah sekian lama aku berusaha melupakan mu. Tiba-tiba aku teringat lagi kepada mu. Aku sudah berulang kali istiqoroh dan jawabannya kamu Syha. Sampai pada akhirnya aku memberanikan diri untuk mengkhitbah mu. Apa kamu masih mencintai Adik ku Syha ? " ucap Kak Raga, emm maksudnya Mas Raga. Aku terkejut mendengarnya. Jadi dia telah lama mencintai ku. Jadi di balik muka songongnya waktu itu dia mencintai ku. Sungguh hebat sekali aktingnya,, ck.

" Maafin aku mas, aku belum bisa sepenuhnya melupakan Ardan. Tapi aku berjanji. Aku akan belajar mencintai mu dan melupakan Ardan. Bantu aku move on dari masa lalu ku ya mas ". Ucap ku, ia tersenyum dan mengangguk.

Hijrah Cinta Di Sepertiga Malam [END] -> TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang