Chapter 24

642 41 3
                                    

"Jika memang benar dia adalah nama yang tertulis di lauhul Mahfudz, mau sejauh apapun langit dan bumi jadi pemisah. Takdir tetap akan menyatukan kembali kamu dengannya"
_Bunda_

***

" Syha , lihat Bunda atau Bunda bakalan marah sama kamu ! " ucap Bunda membuat ku buru-buru memutar tubuh ku mengarah kepadanya.

Aku masih menunduk, Bunda menatap ku lekat. " Syha Bunda tau ini masa-masa di mana kamu mengenal lawan jenis, Bunda nggak pernah nyalahin kamu Syha. Tapi kamu harus tahu Syha kalo Bunda , Ayah sama Bang Iyan tu sayang banget sama kamu. Bunda bukanya mau membatasi kamu, Tapi kamu juga perlu tahu batasan." ucap Bunda

" Tapi Bun, emangnya salah ya kalo Alisyha cinta sama Ardan ? " tanya ku pelan

Bunda tersenyum " Nggak salah nak, Cinta itu fitrah. Dan itu normal untuk seumuran kamu sayang. Tapi ini belum waktunya kamu cinta-cintaan, Bunda mau princessnya Bunda sekolah dulu. Nanti kalo kamu udah nyelesaiin sekolah kamu Bunda kasih ijin kamu kejar orang yang kamu cintai. Tapi ! Untuk sekarang kamu kejar cita-cita kamu dulu . ok princess ! " ucap Bunda memberi semangat

" Tapi Bun, " ucap ku membuat Bunda menakutkan kedua alisnya bingung

" Tapi apa sayang ? "

" Tapi kalo Ardan pergi gimana Bun ?"

Lagi-lagi Bunda melengkungkan bibirnya " Dengerin Bunda yah, kalo Ardan pergi berarti dia bukan jodoh kamu , dia bukan yang terbaik buat kamu..." aku kembali menunduk lesu setelah mendengar ucapan Bunda
" ...Syha kalo sesuatu itu sudah jadi takdir kita, selamanya dia akan jadi milik kita. Tapi, kalo sesuatu itu bukan takdir kita mau sekeras apapun kita berjuang untuk mempertahankannya ya bakalan tetep pergi dari kita. Kamu harus percaya Syha jika memang Ardan yang terbaik untuk kamu Allah pasti bakalan mempersatukan kamu dengan dia, namun jika dia bukan yang terbaik buat Alisyha kamu juga harus yakin Allah bakalan ganti yang lebih baik untuk Alisyha. "

" Dan satu lagi yang harus Alisyha Tahu, Jika memang benar dia adalah nama yang tertulis di lauhul Mahfudz, mau sejauh apapun langit dan bumi jadi pemisah. Takdir tetap akan menyatukan kembali kamu dengannya "

" Iya Bun, makasih ya Bun udah ngertiin Alisyha. Udah jadi Bunda yang selalu ada buat Alisyha. Alisyha Bersyukur banget punya Bunda kayak Bunda" ucap ku sembari menghamburkan tubuh ku ke pelukan Bunda

Bunda mengusap puncak kepala ku lembut " Kalo Alisyha suka sama Ardan, Alisyha doain Ardan terus ya. Alisyha minta sama Allah di sepertiga malam" ucap Bunda aku mengangguk

" Tumbuh jadi prempuan baik-baik ya Sayang, yaudah sekarang kita turun sarapan bersama. Itu Bang Iyan sama Kak Raga udah nunggu di meja makan. Udah jangan nangis terus, Bunda tahu kamu pasti takutkan kalo Bunda marah ?.
Bunda nggak marah sayang, jangan di ulangi ya. Dan Bang Iyan juga nggak marah kok, Abang gitu karna Abang sayang sama Alisyha. Abang nggak mau Alisyha salah jalan, apalagi sampe Alisyha ngeduluin Abang " ucapan Bunda di akhir kalimat membuat ku tersenyum.
Betapa bersyukurnya aku di berikan Bunda seperti Bunda ku ini.

" Ish Bunda apaan sih " ucap ku pura-pura sebal

" Yaudah ayo turun " Bunda berjalan terlebih dahulu di depan ku

" Bun "

Bunda menoleh " Kenapa lagi Syha ?
"

" Apa Ayah tahu tentang ini Bun ?
Nanti kalo Ayah marah sama Alisyha gimana Bun ?
Pasti ayah kecewa sama Alisyha ya Bun ? "

" Stttt.. Ayah nggak bakalan marah kalo Alisyha janji nggak bakal ngulangin lagi kesalahannya " ucap Bunda

" Beneran Bun ? "

" Iya "

Aku dan Bunda turun dari tangga, benar saja di sana sudah ada Bang Iyan dan Kak Raga yang menunggu.
" Syha Bunda kasih tahu caranya biar Abang nggak marah lagi sama kamu, peluk Abang dari belakang terus bisikin Alisyha minta maaf Bang gitu " Bisik Bunda kepada ku

" Kalo makin marah Bun ? "

" kamu glitikin biar Abang mau maafin " ucap Bunda memberi ide

Aku tak percaya Bunda memberi ide konyol seperti ini tapi apa boleh buat sepertinya lucu juga.
" Tapi kalo Abang makin marah Bunda yang tanggung jawab ya ? "

" Iya "

Aku berjalan berjinjit agar mereka berdua tak melihat kedatangan ku, sedangkan Bunda masih menunggu di tangga. Setelah dekat aku langsung memeluk tubuh Bang Iyan dari belakang, belum sempat aku membisikan kata maaf tiba-tiba
" Syha kamu apa-apaan main peluk-peluk orang sembarangan !! " Wait-wait itukan suaranya Bang Iyan, terus yang aku peluk siapa dong ?

" Syha kamu ngapain ? " tanya orang itu langsung menyingkirkan tangan ku yang memeluknya, membuat ku sedikit terhuyun ke belakang untung saja dia cepat menarik tangan ku lagi, sehingga aku tidak jadi terjatuh.

Dan boomm yang ku peluk tadi bukan Bang Iyan tapi Kak Raga, Alisyha bego banget kamu. Kenapa bisa salah gini. Pipi ku sudah memerah bak kepiting rebus karna menahan malu. Bunda segera turun dari tangga " Aduh, maafin Alisyha ya Ga. Dia nggak sengaja. Ide ini dari Bunda, tadinya Bunda suruh Alisyha peluk Iyan dan minta maaf eh malah salah. Bunda minta maaf ya Ga atas nama Alisyha " ucap Bunda panik

" I--ya Bun " jawab Kak Raga Sedikit gugup

" Ck. Makanya kalo mau meluk tu lihat-lihat dulu jangan asal !! " ucap Bang Iyan sembari tertawa terbahak-bahak membuat ku semakin malu

" Kan Alisyha nggak tau, aku kira itu Abang habis salah siapa itu kan bajunya abang. Terus juga duduknya sama-sama ngebelakangin aku kan nggak tau. " ucap ku membela diri. Aku sangat merutuki kebodohan ku.

" Minta Maaf sama Raga, Asal kamu tahu Syha kamu tu ya prempuan pertama yang berani meluk Dia." ucap Bang Iyan, membuat ku membulatkan kedua bola mata ku.
Makin malu aku di buatnya.

" Maaf Kak " ucap ku ketus. Sebenarnya aku sangat malu ahh sudahlah

" Lo maafin adek gue nggak ? "

" Iya " ucap Kak Raga singkat padat

" Marah tu Syha orangnya, tanggung jawab kamu ! . Asal kamu tahu ya Selain Mamanya Dia nggak pernah mau di peluk prempuan katanya sih khusus buat calon Istrinya nanti dan kamu berani-beraninya meluk dia. Tanggung jawab kamu, harus jadi istrinya dia !! " ucap Bang Iyan. Ia masih setia dengan tawanya yang membuat ku semakin malu.
Apa-apaan ini baru saja Bang Iyan meminta ku bertanggung jawab menjadi istrinya hanya karna kejadian bodoh tadi, bahkan dia baru saja melarang ku berhubungan dengan Ardan. Kegilaan macam apa ini. Sedangkan Kak Raga hanya diam membisu mendengar semua celoteh Bang Iyan tanpa membela diri atau apapun. Ck dasar Es batu

" udah-udah. Abang diem jangan ketawa terus. Sekali lagi maafin Alisyha ya Ga " ucap Bunda yang hanya di balas anggukan oleh Kak Raga. Sungguh sangat berbeda 180° dengan Ardan.

####
TBC
Jangan lupa Vote and Comment !!
Vote and comment mu semangatku reader😍😍😊

dhuwi_yhuan

Hijrah Cinta Di Sepertiga Malam [END] -> TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang