" minggir!"usir senja
" Bentar ih,gue lagi nyatet nih"
" Yaelah berdiri bentar human!"
" Senja,gabisa gitu dong. Gue kalo udah berdiri gamau duduk lagi,ntar kalo gak duduk trus nyelesain catetan, emangnya Lo mau tanggung jawab hmmm"
Malas berdebat,dengan terpaksa senja mengambil buku sejarah nya dan meminjamkan nya pada lembayung
" Asik,nah gini dong peka" kata lembayung antusias
" Sekarang Minggir"
Lembayung berdiri.cowok itu memberi akses keluar untuk senja. Setelah nya, dia membereskan mejanya dan mengejar senja yang sudah ngeloyor keluar kelas
" Senja,pulang bareng yuk!" Kata lembayung setelah berhasil mengejar senja
" Gausah"
" Loh,kenapa? Senja bawa kendaraan sendiri ya? bawa motor? Atau mobil? Atau malah dijemput ya? Hihi kaya anak TK aja masih dijemput"
" Kalo iya,kenapa?"
" Jadi,senja beneran dijemput?" Tanya lembayung tidak percaya
" Iya,sama angkot" jawab senja sembari mempercepat langkahnya
" Senja naik angkot?"
Dalam hati senja merutuki dirinya sendiri. Dia heran,apasi salahnya sampe bisa bertemu, se sekolah,bahkan semeja dengan spesies manusia macam lembayung ini
" Duh, bisa diem gak si? Lo tuh cowok,tapi kaya cewek tau nggak cerewet banget ih"
" Daripada diem Mulu kaya orang gagu" sindir lembayung
" Lo nyindir gue?"
" Bukan nyindir,gue cuma berusaha ngasih tau senja bahwa kita harus memanfaatkan semua aset di badan kita,termasuk mulut kita ini"
" Atur semerdeka Lo aja deh,gue mau pulang bay!"
" Bay! Eh beneran gak mau pulang bareng nih!" Teriak lembayung pada senja yang sudah menyebrang jalan dan mulai masuk angkot
Di dalam angkot,senja memilih duduk tepat di depan pintu. Ya, memang disitu tempat faforite nya. karena dia bisa merasakan angin segar menerpanya, dan untungnya kondisi angkot tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa anak sekolah,dan dua orang ibu ibu yang kelihatan nya baru pulang dari pasar.
"Mang depan kiri ya?"
" nggeh mbak "
Ckiiiit!
Tidak lama kemudian Angkot itu berhenti tepat didepan gang,biasa senja menunggu angkot.
" Makasih mang"
" Iya iya"
Setelah turun dari angkot,senja melanjutkan perjalanan nya dengan jalan kaki. Yah,beginilah rutinitasnya. bangun pagi,jalan kaki,nunggu angkot,pulang sekolah,naik angkot,jalan kaki. Terus, aja stuck disitu. Kadang senja suka ngehalu seandainya dia bisa ngendarain motor,pasti dia gak perlu repot repot berangkat terlalu pagi demi naik angkot.
Hmmm memang ngehalu itu nikmat. Sayang itu cuma halu yang sulit diwujudkan. Mengingat fobia nya pada sepeda motor,yang pernah membuat nya nyungsep ke selokan, yang tanpa terpikir sedikit pun kalau efek berkepanjangan nya membuat senja takut belajar mengendarai motor,dan akhirnya memilih naik angkot setiap hari.
" Senja!" Panggil seorang perempuan paruh baya
" Eh Tante bintang,kenapa Tante?" Tanya senja setelah menghampiri perempuan itu
"Tante titip ini ya buat ibu kamu" kata perempuan itu memberi senja sekotak kue
" Yah,cuma buat ibu nih?"
" Ya enggak.Buat ayah kamu,buat kamu juga. Atau,kurang ya?"
" Eh, Enggak kok Tante. Senja becanda"
" Hmm bisa aja kamu mah,yaudah Tante masuk dulu ya. Atau senja mau main dulu yuk!"
" hehe Enggak deh Tante,gaenak kalo main masih pake seragam sekolah. Tapi kalo bisa senja boleh minta mangga nya ga? Kayanya ada yang Mateng tuh, hehe"
" Oh,iya boleh. Apa mau minta ambilin?itu tinggi loh"
" Gak usah Tante,senja ambil sendiri aja"
" Yaudah kalo gitu Tante masuk dulu ya?"
" Siap Tante"
Begitu Tante bintang masuk,senja mengambil sebuah bambu, yang dia gunakan untuk memetik buah mangga.
" Perlu bantuan gak nih?"
" Suara itu?"batin senja
Penasaran,senja pun memilih berbalik dan mendapati sesosok pria jangkung yang sedang tersenyum manis ke arahnya
" Kak langit?" Batin senja tidak percaya
" Hay!" Sapa pria itu
Entah apa sebabnya,begitu melihat pria itu senja buru buru mengambil kuenya,dan langsung ngeloyor pergi tanpa menjawab sapaan pria itu dan meninggalkan buah mangga yang susah paya dia petik
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)
Dla nastolatkówSenja apa kau tau? Sore kemarin aku bertemu satelitnya Saturnus Dia bilang akan menungguku "Jangan menungguku!" Kataku kemudian Karena lembayung akan pergi bersama senja Jangan merindukanku! Karena lembayung tak akan berpaling dari senja Bukan Mer...