" ooh asmara yang terindah mewarnai bumi, yang kucinta menjanjikan aku terbang keatas ke langit ketujuh sama senjaa ooo"
Dengan tidak tau dirinya,lembayung bernyanyi di sepanjang jalan menuju pulang. Cowok itu bahkan tidak sadar suara fals nya bisa menggangu pengendara lain. Tapi yah,namanya juga orang jatuh cinta harap dimaklumi aja:v
" Berisik!" Teriak senja
" Ih,senja mah. Kaya gak tau aja,gue lagi nge-fly nge-fly nya tau" jawab lembayung ikut berteriak
" Oh" jawab senja singkat" awas aja kalo sampe jatuh" tambahnya
" Gue mah udah pro" jawab lembayung sombong
" Oh"
" Oh oh Mulu, gue ngebut nih!" Ancam lembayung membuat senja merinding
Cewek itu mengeratkan pelukannya,membuat lembayung tersenyum penuh kemenangan.
" Becanda,gue gak mungkin nyakitin orang yang gue sayang. Apalagi dapetin Lo tuh susah banget. Diperlukan doa dan air mata didalamnya" kata lembayung dramatis
" Alay lo!" Ejek senja
" Hehe"
Selama beberapa saat, keduanya diam. Tidak ada suara lain,kecuali suara kendaraan yang berlalu lalang bersama mereka. Sampai akhirnya,salah satu dari mereka memulai percakapan.
" Senja!"
" Hmm"
" Nanti gue mampir ya? Mau ketemu ayah mertua nih,mau bilang kalo gue udah ngejinakin Lo hehe"
" Enak aja,emang gue guguk apa?" Tanya senja tak terima
" Hehe becanda. Boleh ya? Sekalian mau kenalan sama ibu mertua"
Ibu? Ah,senja jadi ingat sesuatu. Dia tidak mungkin mengenalkan lembayung pada ibu nya. Itu karena,ibu Mega agak sensitif dengan teman laki-laki senja. Perempuan setengah baya itu bahkan akan menjadi lebih galak kuadrat dari biasanya.
" Senja?" Tanya lembayung karena tidak mendapat jawaban
" Iya eh,jangan! Jangan mampir, ibu gue suka gigit" jawab senja asal,membuat lembayung ngakak
" Hahaha emang ibu mertua gue guguk apa? Ada-ada aja senja mah. Gamau tau pokoknya gue harus tetep mampir" kekeh lembayung
" Mampus gue" batin senja
****
Vespa itu berhenti tepat didepan rumah bergaya modern minimalis yang semuanya dicat putih.
" Yuk masuk!" Ajak senja
Cowok itu meletakkan helmnya,lalu berjalan dibelakang senja.
Senja membuka pintu rumahnya yang tidak dikunci. Hal pertama yang cewek itu lihat adalah mpus kucing kesayangan nya.
Meow..
" Eum,kangen ya kangen? Hehe gemesin banget cih" kata senja sambil menggendong kucing kesayangan nya itu
Lembayung yang melihat pemandangan itu pun tersenyum. Cowok itu bahkan baru tau kalau cewek yang sudah menjadi pacarnya ini mempunyai sisi menggemaskan yang selama ini disembunyikan rapat- rapat.
" Apa?" Tanya senja ketus, membuyarkan lamunan lembayung
" Hmm giliran sama kucing aja manis banget. Coba kalo sama gue? Jutek banget kaya emak-emak nggak dikasih jatah"protes lembayung
" Dih,kucing gue mah gemesin" kata senja menyombongkan diri
" Belum tau aja lo.Gue tuh lebih gemesin kuadrat tau" jawab lembayung tidak mau kalah
Senja memutar bola matanya malas
" duduk deh! Mau minum apa? Jangan nyusahin"Lembayung duduk" kopi"
" Gamau ah, males nyampurin kopi sama gulanya mana harus diaduk. Ganti ganti! Yang Gampang aja"
Lembayung mendengus" yaudah teh aja"
" Jangan jangan,kelamaan nunggu berubah warnanya. Yang simpel- simpel aja kenapa si?"
Lembayung tersenyum kecut" air putih aja"
" Nah" kata senja setuju"eh tapi. Gue lupa kayanya belum beli air galon deh" kata senja lalu meringis
" Yaudah deh gak usah!" Kata lembayung akhirnya kesal
" Hahaha" senja tertawa. Asik juga ngerjain cowok ini
" Becanda kali,gue buatin teh ya? Sekalian panggil ibu"kata senja lalu pergi ke dapur
" Untung sayang" batin lembayung
Beberapa detik setelah senja ke dapur,cowok itu memilih memperhatikan sekelilingnya. Tidak sejengkal pun bagian dari ruangan bernuansa monokrom itu yang luput dari penglihatan nya. Termasuk, foto bocah laki-laki dan bocah perempuan yang sedang menggendong seekor kucing. Terlihat akrab...
" Nih teh nya, ibu nggak ada kayanya sih lagi di rumah tetangga. Kalo ayah jam segini belum pulang" kata senja membuyarkan lamunan cowok itu
" Oh? Makasih" kata lembayung lalu meminum teh nya
" Yang di foto itu siapa?" Tanya lembayung. Matanya tertuju pada foto yang dari tadi menarik perhatian nya.
Senja mengikuti arah mata lembayung" oh,mantan gue itu" jawab senja bangga
" oh,biasa aja. Masih gantengan juga gue kemana-mana" Jawab lembayung, yang langsung dihadiahi tendangan oleh senja
Tiba-tiba saja pintu terbuka menampakkan wanita setengah baya yang tidak lain ibunya senja,ibu Mega.
Senja merutuki dirinya sendiri. Baru saja beberapa saat yang lalu dia bersyukur karena ibunya tidak ada di rumah. Tapi ah, ternyata keadaan tidak berpihak padanya. Mulai sekarang,dia harus menyiapkan mental nya karena pasti akan dihujani ceramahan dari sang ibu.
" Darimana Bu?" Tanya senja seraya mencium tangan ibunya
" Rumah Tante bintang. Itu,siapa?" Tanya ibu Mega
" Oh it- " perkataan senja terputus karena lembayung tiba- tiba mencium tangan ibunya
" Assalamualaikum,selamat siang Tante. Saya lembayung putra Bagaskara,pacar sekaligus menantu Tante"jelas lembayung
" APA?!" Tanya ibu Mega kaget
****
Lembayung mengedarkan pandangannya di sebuah ruangan bercat putih. Disampingnya,Fabian tengah tertidur pulas dengan mulut menganga.
Dia jadi heran, gimana bisa teman laknatnya ini tidur dengan pulas sedangkan dia sendiri masih belum bisa memejamkan matanya. Telinganya bahkan masih terasa nyeri karena diceramahi habis-habisan oleh ibu Mega. Kata-kata nya yang pedas masih bersarang di kepala lembayung.
" APA?!"
" Kenapa Tante?" Tanya lembayung takut takut
" Kenapa kamu bilang? Senja tuh masih kecil,kamu masih kecil,kalian masih kecil! Sekolah yang bener,belajar. Jangan malah pacaran! Manusia nggak dilahirkan hanya untuk mencintai dan dicintai"
" Semuan punya waktu nya masing-masing. Nanti kalo udah lulus,udah kerja,udah bahagiain orang tua,baru kalian boleh pacaran. Sekarang mah sekolah aja yang bener paham!"
Lembayung menatap senja yang menatapnya seakan berkata gue bilang juga apa..
Lembayung memejamkan matanya mau bahagia aja ribet amat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)
Fiksi RemajaSenja apa kau tau? Sore kemarin aku bertemu satelitnya Saturnus Dia bilang akan menungguku "Jangan menungguku!" Kataku kemudian Karena lembayung akan pergi bersama senja Jangan merindukanku! Karena lembayung tak akan berpaling dari senja Bukan Mer...