****
Runa menatap pantulan wajahnya di cermin. Gadis itu sedikit memoles make up di wajahnya. Bukan hanya itu, Aruna juga sedikit merapihkan seragam sekolahnya. Seragam sekolah yang biasanya kusut pun sudah ia setrika. Dan tentu saja baunya sangat wangi.
"Anak ibu cantik banget," ucap Mama Aruna seraya duduk di tepi ranjang.
Aruna tersenyum manis seraya menatap ibunya. "Ah ibu, Runa malu... " ucap Aruna tersenyum malu.
Raya tersenyum. "Sama ibu kok malu," balas Raya mengusap bahu Runa.
"Ya sudah. Ayo sarapan, nanti kamu telat... " sambung Raya. Aruna pun menganggukkan kepalanya.
Mereka berjalan kearah meja makan. Sarapan dengan lauk seadanya bukan roti bakar atau sandwich seperti kebanyakan orang-orang jaman sekaran. Namun, lebih ke orek tempe serta telur dadar yang sudah di potong menjadi dua.
"Kamu makan yang banyak 'ya, nak. Biar semangat belajarnya," ucap Raya memperhatikan Aruna yang sedang menyantap makanannya.
"Ibu gak makan?" tanya Aruna. Raya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.
"Nanti sayang, kamu makan dulu aja ya... " ujar Raya seraya bangkit dari tempat duduknya.
"Ah iya, ini uang jajan kamu. Ibu mau lanjutin jahitan. Masih banyak soalnya," kata Raya menyerahkan uang 20 ribu kepada Aruna.
"Iya, bu. Terimakasih... " ucap Aruna tersenyum yang di balas oleh senyuman manis ibunya.
Setelah selsai makan. Aruna mengambil piring nasi serta lauk pauk. Bukan hanya itu, Aruna juga membawa gelas berisikan air putih. Setelah selsai, gadis itu membawa makanan itu kepada ibunya yang tengah menjahit.
"Ibu, ibu makan 'ya, Runa gak mau ibu sakit... " ucap Aruna meletakkan makanan yang ia bawa di meja sebelah ibunya.
"Terimakasih, sayang..." ucap Raya mengusap punggung tangan Runa. Runa tersenyum, lalu memeluk ibunya.
"Runa sayang ibu... " ucap Runa menitikkan air matanya.
"Ibu lebih sayang Runa," balas Raya. Runa pun berpamitan akan pergi ke sekolah. Perempuan itu mencium tangan ibunya lalu bergegas meninggalkan ruang tamu.
Tanpa di duga, sosok Juna sudah berdiri di teras rumah Runa. "Juna?" ucap Runa ketika ia membuka pintu utama rumahnya.
"Hay," sapa Juna seraya tersenyum manis. Dan hal itu membuat Runa tertegun.
"Eh... Maaf Jun, lo jadi nungguin gue... " kata Aruna tak enak hati.
"Hehe gak pa-pa kok Run," jawab Juna dan lagi, lelaki itu tersenyum manis.
"Ya udah, ayo berangkat... " ajak Juna. Dengan senyuman manis nan mengembang Runa pun berjalan kearah Juna.
Dari balik kaca jendela, Raya ibu Runa menyaksikan semua itu. Ia tersenyum, melihat Putri satu-satunya bahagia. "Semoga, kamu tidak mengalami apa yang ibu alami dulu... " gumam Raya seraya tersenyum tipis.
***
Di lain tempat, Alyra menatap malas kearah Elano, kembarannya. "Lano cepat! Bentar lagi bel masuk!" teriak Lyra sebal.
"Bentar elah Ra!" sahut Lano dari dalam kamarnya.
"His! Yang cewek siapa! Yang lelet siapa!" gumam Alyra kesal.
Dari arah dapur, seorang wanita cantik menatap kearah anaknya. "Kenapa kak?" tanya wanita itu.
"Itu Mi, Lano lama banget. Kan bentar lagi bel masuk bunyi," adu Lyra kepada Maminya.
"Bentar ya, biar Mami yang bilang ke Lano," balas Gemi, Maminya Lyra. Lyra hanya mengangguk menanggapinya.
Gemi pergi menemui anak bungsunya. Sementara itu Lyra hanya dia menatap jam tangannya. Beberapa menit kemudian, Lano turun dengan Gemi yang sedang menasihatinya. "Ingat Lano! Jagain Lyra!" ucap Gemi di akhir Omelan-nya.
"Iya Mi, iya!" ucap Lano. Lalu merangkul bahu Lyra agar berjalan meninggalkan rumah. Mereka masuk kedalam mobil. "Ra, kita ke rumah Runa dulu, kan?" tanya Lano.
"Gak, kan Runa sekarang berangkat dan pulang sama Juna... " jawab Lyra dengan nada sedikit kesal.
"Lah?"
"Bener Runa sama si Juna?" tanya Lano tidak percaya.
"Iyalah! Ngapa lo? Kalah star?" ucap Lyra menyibakkan bibirnya mengejek.
"Ck!"
"Udah cepat jalan!" perintah Lyra. Tanpa banyak kata Lano pun menjalankan mobilnya.
Hening, tidak ada percakapan. Hingga mobil mewah itu masuk kedalam gerbang sekolah mereka. Lyra turun dari mobil perempuan itu berjalan di koridor sekolah tanpa di duga. Segerombolan perempuan yang sedang berlari-lari menabrak Lyra. Membuat mereka jatuh di lantai koridor.
Perempuan dengan rambut sebahu itu menatap Lyra sengit. "Woy! Lo itu jalan pakek mata!" bentak perempuan itu. Teman-teman perempuan tadi membantunya berdiri.
"Gue gak salah, kalian yang salah... " jawab Lyra santai.
Perempuan berambut sebahu itu tertawa. "Guys kalian dengar? Dia bilang dia gak salah? Terus siapa yang harus di salah 'kan?" ujar perempuan itu dengan senyum penuh arti.
"Gue gak ada waktu buat ladenin kalian!" balas Lyra lalu pergi dari hadapan mereka. Perempuan berambut sebahu itu ingin menahan Lyra namun salah satu temannya melarang.
"Kenapa Sal? Gue pengen beri pelajaran ke dia... " ucap perempuan itu kepada temannya.
"Gue paham, tapi gak gitu caranya..."
"Dia Bi, dia perempuan yang udah rusak kebahagian gue," sambung salsa. Bianca dan Kayla terdiam. Menatap sorot mata tajam penuh dendam di dalam mata Salsa.
"Maksud lo?" tanya Kayla yang tak paham.
"Dia benang merah dalam kehancuran gue selama ini. Dan gue, gak akan bikin hidup dia bahagia, yah dia... Alyra Mahendra Semesta... " lirih Salsa mencengkram erat rok abu-abunya.
****
"Makasih Jun," ucap Runa ketika ia keluar dari mobil Juna.
"Sama-sama Run," jawab Juna. "Ya udah yuk, kita ke kelas bareng... " ajak Juna. Aruna hanya membalas dengan anggukkan serta senyuman.
Mereka berjalan, saking asyiknya berjalan Runa menghiraukan peringatan lantai basah. Alhasil perempuan itu terpeleset. Namun tidak, karena Juna sudah menahan tubuh Runa. Keduanya saling pandang. Hati Runa sangat berdetak lebih kencang.
Karena reflek, Juna melepaskan tangannya dari tubuh Runa membuat perempuan itu terjatuh. "Shhhh.... Aduh," ringis Runa.
"Ya ampun Run, maaf gue gak sengaja... " ucap Juna seraya berjongkok di depan Runa.
"Aduh kaki gue sakit banget," ucap Runa mengusap kakinya yang terkilir.
"Kita ke uks," ucap Juna. Lelaki itu mengambil tas milik Runa yang ia gendong di sebelah kanan bahunya. Lalu ia mengendong tubuh Runa. "Sorry Run, gue bener-bener gak sengaja... " ucap Juna sekali lagi.
"Iya Jun, gak pa-pa... "
'Gue rela sakit, asal selalu di dalam peluk kan lo... ' batin Aruna tersenyum di balik dada Juna.
****
Vote + comment
Semakin banyak comment
Semakin cepat updateMaafkuen typo!
Follow ig aku @mya.ng04
Follow akun wattpadku juga..
Mayang 😎
21 April 2020
❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED✔️
Подростковая литератураJUDUL SEBELUMNYA ADALAH 3A DAN SEKARANG GANTI COMPLICATED HAPPY READING:) Bagi Aruna, mencintai adalah sebuah kesalahan, mencintai adalah sebuah dosa, mencintai adalah sebuah nafsu. Mengapa karna dia menjadi orang ketiga dalam hubungan sahabatnya...