Hay guys!!
Happy reading ❤️*****
Dear Diary
Jika kamu adalah mimpi
Aku akan mencoba untuk menggapainya.
Jika kamu adalah mimpi
Aku akan coba untuk mewujudkannya.
Tapi jika kamu bukan mimpi,
Aku akan menjadikan kamu, salah satu mimpiku....Aku pernah mengira, bahwa semua hanya mimpi. Tapi aku juga sadar, bahwa mimpi bisa jadi nyata. Dan kamu adalah kenyataan yang tidak terduga. Kenyataan yang sedari dulu ke semoga kan. Kenyataan yang akhirnya di aamiin kan oleh Tuhan.
"Ck, di cariin ternyata di sini?" Aruna buru-buru menutup bukunya. "Lo lagi nulis apa, Run? " tanya Lyra.
"Eh, bukan apa-apa, kok." Lyra menatap Runa dengan tatapan menyelidik.
"Kenapa?" tanya Runa. Lyra hanya menggeleng kan kepalanya. Lalu, gadis itu merangkul bahu Runa.
"Makan soto babat bu Fatimah enak keknya Run. Gue pengen deh," ucap Lyra.
"Oh iya. Sudah lama juga kita gak ke kedai bu Fatimah," sahut Runa tersenyum ceria.
"Gimana kalau nanti sepulang sekolah kita mampir ke kedainya. Gue lagi pengen soto." Aruna nampak berpikir. Lalu beberapa detik kemudian mengangguk.
"Yey! Emang lo itu sahabat gue yang paling the best!" ucap Lyra memeluk Runa.
Dari jarak jauh, terlihat ke tiga gadis sedang menatap mereka. "Uhh, persahabatan yang paling indah," ucap salah satu dari mereka.
"Dan akan lebih indah kalau di hancurkan," sambung yang lainnya. Mereka bertiga tertawa keras.
"Kalian liat. Seberapa kuat persahabatan mereka."
****
Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi. Runa merapikan sisa-sisa bukunya. Begitu juga dengan Lyra di sebelahnya. "Run, jadi 'kan? Kita ke kedai bu Fatimah?" tanya Lyra.
"Ah iya. Jadi dong," jawab Runa tersenyum manis. Juna yang duduk di depan mereka menatap kedua gadis tersebut.
"Kalian mau ke mana? " tanya Juna.
"Mau ke kedai bu Fatimah. Iya kan Run?" jawab Lyra.
"Nah iya Jun. Btw kalau kamu mau pulang dulu gak pa-pa. Biar nanti aku pulang sendiri," ucap Runa. Seraya menatap Juna.
"Eh. Gak boleh gitu dong Run. Kan lo berangkat bareng gue. Jadi pulang juga harus sama gue," ucap Juna. Runa tersenyum. Ia hanya tersenyum menanggapi ucapan Juna.
"Kalau gitu gue ikut gak pa-pa kan?" tanya Juna. Runa dan Lyra saling pandang. Lalu beberapa detik kemudian mereka mengangguk secara bersamaan.
"Yes! " seru Juna. Lyra dan Runa hanya tertawa melihat Juna yang seperti itu.
"Ya udah yuk. Nanti ke sorean lagi," ucap Lyra seraya menatap jam di pergelangan tangannya.
Mereka semua berdiri pergi meninggalkan kelas.
****
Kedai bu Fatimah nampak ramai. Ketiga remaja tersebut menatap takjub. "Makin ramai ya. Dulu aja gak seramai sekarang," cetus Lyra yang sedang memegang tali ranselnya.
"Alhamdulillah dong, Ra. Itu tandanya Dion bisa tetap sekolah," sahut Runa. Lyra merangkul bahu Runa.
"Oh iya. Alhamdulillah banget deh." Mereka tersenyum kompak. Bahkan sedari tadi Juna memperhatikan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED✔️
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA ADALAH 3A DAN SEKARANG GANTI COMPLICATED HAPPY READING:) Bagi Aruna, mencintai adalah sebuah kesalahan, mencintai adalah sebuah dosa, mencintai adalah sebuah nafsu. Mengapa karna dia menjadi orang ketiga dalam hubungan sahabatnya...