13 || Rasa?

2.6K 205 5
                                    

Juna berjalan di tengah koridor sekolah. Membuat beberapa murid sekolahnya menatap kagum kepada Juna. Juna tampan, meskipun tergolong murid baru. Namun, karisma lelaki itu sudah terpancar jelas.

Sementara itu, segerombolan gadis di ujung koridor memperhatikan mereka. "Gimana? Hasil rekaman semalam?" tanya salah satu di antara mereka.

"Aman. Tenang aja, udah gue simpen. Btw,  hot banget semalam. Gue jadi pengen main sama dia," sahut temannya.

"Ya hot lah. Orang Salsa juga gak sembarangan 'ml' sama orang. Iya gak, Sal?" ucap Bianca meminta persetujuan Salsa.

Salsa tersenyum sinis. "Cowok modelan Juna, itu cuma nafsu doang. Gue yakin dia ngincer siapa itu? Temennya Lyra?"

"Runa?"

"Nah, gue rasa karena Runa polos dan gampang di begoin. Well, kasian banget sama tuh cewek," ucap Salsa.

"Tapi Runa bisa kita peralat. Bukannya dia polos banget 'kan?" ucap Bianca meminta persetujuan.

Kayla dan Salsa, hanya menanggapi ucapan Bianca dengan senyuman saja.

****

Runa membawa setumpuk buku yang tadi di titipkan oleh bu Nurmala. Gadis itu nampak kesusahan dalam membawa buku. Di ujung koridor, Lano tangah memperhatikannya.

"Loh, lo mau ke mana Run? Bawa buku sebanyak ini?" tanya Lano berjalan menghampiri Runa.

"Eh,  Lan. Ini gue dari ruang guru. Mau ke kelas," jawab Runa.

"Gue bantuin," ucap Lano mengambil alih sebagian buku yang di bawa oleh Runa.

"Kok lo sendirian sih? Gak sama temen lo. Sama Lyra gitu,  atau sama Juna," ucap Lano seraya melangkah.

"Tadi kan,  gue ke toilet. Dan ketemu sama bu Nurmala. Jadi ya, terpaksa gue yang bawa sendiri," jelas Runa.

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas. Dengan kakinya, Runa membuka pintu kelas. Dan seketika perempuan itu menghentikan langkahnya menatap adegan di depan matanya.

Lyra mengunyah makanannya, lalu berjalan ke tempat duduknya. Sementara Lano sudah masuk terlebih dahulu.

"Run? Diem aja di situ?" cetus Lano. Membuat lamunan Runa buyar.

Tanpa menjawab ucapan Lano. Runa meletakkan bukunya di atas meja. Lalu berjalan ke tempat duduknya.

"Run, gue..."

"Udah gak pa-pa," jawab Runa memotong ucapan Lyra. Lyra diam, ia merasa bersalah.

Tidak berapa lama, bu Nurmala masuk kedalam kelas.

***

Runa menatap Juna dari samping, lelaki itu tengah asyik sendiri dengan earphon yang menggantung di telinganya. Tangan Runa mengaduk-aduk makanan yang sudah ia pesan.

Sejujurnya Runa kecewa. Kecewa dengan sikap Juna kepadanya. Tadi, Runa memergoki Juna yang tengah menyuapi Lyra. Dan kenapa? Kenapa Juna tidak berniat untuk menjelaskan sesuatu? Apa Runa tidak penting baginya?

Prangg.....

Runa kesal, perempuan itu membanting sendoknya. Hal itu menarik perhatian Juna.

"Kenapa?" tanya Juna. Melepas earphonya.

Runa menghela nafas kasar. Dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.

"Kamu sibuk banget, ya?" ucap Runa dengan lirih.

"Menurut kamu?"

"Aku butuh jawaban. Bukan pertanyaan," balas Runa.

COMPLICATED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang