29|| Mengakhir Hidup

4.5K 251 20
                                    

Runa mengambil salah satu buku yang berada di rak perpustakaan. Setelah mendapatkan buku yang ia mau. Gadis cantik itu berjalan ke penjaga perpus untuk memberitahu bahwa ia akan meminjam buku tersebut.

"Kamu udah lama ya, gak main ke perpus," ucap Bu Sani, penjaga perpus.

"Hehe iya Bu, baru sempat sekarang," jawab Runa dengan cengiran khasnya.

Bu Sani hanya mengangguk paham. Lalu setelah itu, Runa keluar ruangan. Tepat saat Runa keluar perpustakaan. Ponsel Bu Sani berbunyi, ada sebuah notif yang masuk. Karena penasaran Bu Sani membuka notif itu, dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat apa sebenarnya notif itu.

Seraya menata tidak percaya kearah Runa yang baru saja pergi dari perpustakaan.


***

Di koridor sekolah, Runa hanya diam. Ketika semua satu sekolah menatapnya dengan jijik. Runa hanya diam, ada yang salah dengan dirinya? Atau ada yang aneh dengan penampilannya?

"Heh! Jalang, semalam sama lo berapa? Gue mau boking," cetus salah seorang siswa. Siswa itu juga mencolek dagu Runa. Sementara siswa lain meremas pantat Runa. Mendapat tindakan kurang ajar itu membuat Runa naik pitam.

"Jangan ya bicara lo!" seru Runa yang sudah tersulut emosi.

Para siswa itu malah tertawa mendengar ucapan Runa. "Woy! Lo itu udah gak ada harga dirinya! Jadi gak usah sok! Jual mahal."

Plakkk

Dengan berani Runa menampar salah satu siswa di depannya. "Jaga mulut lo anjing!"

"Woy, kita ngomong seusai fakta. Lo itu udah gak suci kan? Lo udah bikin bok*p malah! Jangan sok suci lo!" ucapan itu sungguh sangat nusuk relung hatinya.

Runa menangis, ketika salah satu di antara mereka menunjukan vidio dirinya dengan Juna tempo lalu. Perempuan itu mengusap air matanya. Lalu pergi berlari, ketika semua satu sekolah menyoraki dirinya.

Di tengah keramaian koridor, Runa terus berlari. Hingga ia menabrak seseorang membuatnya terjatuh. Seseorang itu menatapnya dengan dingin, tanpa ekspresi.

"Lano... " gumam Runa lirih.

"Gue jijik sama lo Run. Gue jijik... " ucap Lano tanpa ekspresi.

Runa menangis di depan Lano. "Gue......."

"Minggir lo jalang!" seru Lano seraya menghempaskan tubuh Runa.

"Hiks... Hiks.... " Runa hanya mampu menangis ketika Lano menyebutnya jalang.

Lano pergi begitu saja. Tidak menghiraukan gadis yang telah ia cintai hampir 3 tahun ini. Jujur saja, hatinya hancur. Bahkan rasanya dirinya sangat muak dengan semua ini. Yah, untuk kesekian kalinya, Lano kecewa dengan Runa.


Runa menangis menatap punggung Lano yang semakin menjauh dari jangkauannya. "Arghhhh.... "

Runa berteriak, gadis itu bangkit dan berlari menuju toilet. Di dalam toilet, Runa melihat ada sebuah gunting di wastafel. Gadis itu mengambil gunting tersebut. Ia masuk kedalam salah satu bilik toilet.

Runa mengunci pintunya. Ia menangis sejadi-jadinya. "Hiks.... Hiks... "

Hancur, semuanya telah hancur. Harga dirinya sebagai perempuan, cita-cita yang harusnya ia gapai, kepercayaan Ibunya, bahkan harkat martabat keluarga juga sudah hancur.

"Runa gak kuat Bu... Runa gak kuat..... Kapan Runa bahagia? Apa Runa gak pantas bahagia... " gumam Runa di sela isak tangisnya.

"Runa bodoh.... Runa bodoh.... "

COMPLICATED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang