Runa berjalan di koridor sekolah. Ia melihat di ujung koridor. Ada Lano yang menyeret Lyra. Saat ini, bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Jadi koridor sekolah lumayan sepi.
Runa mengerutkan keningnya menatap mereka. "Runa, lo ngomong sama Lyra. Kalau lo sama Juna balikan, iya kan?"
Runa terdiam, memang benar dirinya sudah balikan dengan Juna. Karena Juna sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak pernah menyukai Lyra. Juna juga pernah berkata kepada Runa. Untuk Runa menyembunyikan hubungan mereka.
"Run, apa lo balikan sama Juna?" tanya Lyra. Runa menatap Lyra tidak suka.
Runa terdiam tanpa ekspresi.
"Liat Ra, dia diam. Itu tandanya iya," sahut Lano menyakinkan Lyra.
"Siapa bilang gue balikan sama Juna? Gue gak balikan sama Juna," ucap Runa menghela nafasnya. Tentu saja, Runa berbohong.
"Run... " ucap Lano tidak percaya. Bahwa gadis itu tengah berbohong kepadanya.
"Udah jelas kan No, gue tau lo itu gak suka sama Juna. Tapi gak gini caranya!" ucap Lyra dengan emosi.
"Ra.... Tapi yang gue liat tadi malam..."
"Apa lagi? Lo mau bilang kalau semalam Runa pergi sama Juna? Halah, semua omongan lo hanya bullshit!" ucap Lyra lalu pergi meninggalkan Lano dan Runa.
Keduanya menatap Lyra yang sudah pergi. Lalu, Lano menatap ke arah Runa. "Run, kenapa lo gak jujur tentang semuanya?!"
Runa melirik Lano. "Lo pikir, gue bodoh? Kalau gue ngomong sama Lyra. Yang ada mereka akan mempercepat pertunangan mereka. Dan Kakak lo yang 'gatel' itu akan senang karena udah hancurin hidup gue!"
"Run, sumpah gue gak kenal sama lo. Lo bukan Runa yang gue kenal," ucap Lano tidak habis pikir.
"Bodo amat! Gue emang bukan Runa yang lo kenal! Runa yang dulu udah mati." Runa menatap tajam kearah Lano. "Dan, lo suka sama Runa yang dulu kan? So, hapus perasaan lo. Karena gue bukan Runa yang dulu."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut. Runa pergi meninggalkan Lano di tangah koridor.
"Lo bener, gue harus hapus rasa ini. Rasa yang hanya bisa gue rasain. Sementara lo, menolak buat merasakan semuanya," ucap Lano lirih.
****
Salsa menatap geram kearah Lano. "Sialan! Emang. Jadi cowok yang semalam Lano?" ucapnya.
"Sepertinya gitu, kesel bgt gue. Gedek sama dia. Andai aja dia gak datang semalam. Udah pasti, rencana kita akan berhasil," sahut Bianca.
Di antara mereka, yang masih diam hanya Kayla. Entah, sejak awal Salsa menyusun rencana ini. Ia sungguh sangat tidak tertarik dengan permainan gila ini. Ia malah merasa iba dengan Runa. Runa yang tidak salah apa-apa. Harus menjadi korban.
Masalah Salsa hanya kepada Lyra. Lalu kenapa Salsa harus membalaskan dendam kepada Runa? Runa si gadis polos yang kini sudah tercemar.
"Woy! Lo kok ngelamun sih?" tegur Bianca menyenggol lengan Kayla.
Kayla hanya tersenyum tipis.
"Gue ada ide baru, gue mau kasih obatnya juga ke minuman Juna. Jadi nanti waktu kita vidio. Semua terasa lebih real, gimana?" ucap Salsa dengan senyum liciknya.
"Ide bagus tuh. Pinter lo Sal," ucap Bianca menyetujui rencana yang di buat oleh Salsa.
"Dan gue gak sabar pengen lihat hidup Lyra hancur," ucap Salsa lalu tertawa keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED✔️
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA ADALAH 3A DAN SEKARANG GANTI COMPLICATED HAPPY READING:) Bagi Aruna, mencintai adalah sebuah kesalahan, mencintai adalah sebuah dosa, mencintai adalah sebuah nafsu. Mengapa karna dia menjadi orang ketiga dalam hubungan sahabatnya...