8|| Mimpi Yang Jadi Nyata

3.6K 280 13
                                    

Awal bahagia gue, yang gue yakini akan seterusnya begini.

ARUNA SARTIKA

****

"Lo udah makan?" tanya Juna yang sedang menyetir mobilnya. Mereka baru saja keluar dari area sekolah.

"Belum," jawab Aruna jujur.

"Kita makan dulu 'ya. Terus juga ada beberapa hal yang mau gue omongin," ucap Juna tanpa menatap Runa. Runa hanya mengangguk, gadis itu menerka-nerka hal apa yang akan di katakan oleh Juna.

Hening menyelimuti keduanya. Runa dengan pikirannya sendiri, begitu pula dengan Juna. "Run, tipe cowok lo kek apa?" tanya Juna setelah sekian lama mereka tidak berbicara.

Runa terkejut dengan pertanyaan Juna. "Kenapa lo tanya gitu?" ucap Runa bingung.

"Eum, enggak. Cuma tanya aja," balas Juna dengan nada yang begitu tenang.

"Oh gitu, tipe cowok gue itu yang bertanggung jawab, mandiri, sama yang penting satu," ucap Runa menghentikan perkataannya.

"Apa?"

"Dia mampu nerima semua kekurangan gue," ucap Runa menyandarkan kepalanya pada sandaran jog mobil.

"Eum, itu aja?" tanya Juna.

"Iya itu aja. Kenapa sih lo tanya mulu?" kata Runa menatap Juna. Sementara Juna masih fokus menyetir.

"Mending kita makan dulu," ajak Juna menghentikan mobilnya. Runa memajukan bibirnya kesal. Gadis itu pun mengikuti langkah Juna yang sudah keluar dari mobil.

Mereka masuk kedalam rumah makan. Lalu memilih tempat duduk. Mereka duduk di meja agak sedikit jauh dari meja-meja lainnya. Runa duduk di hadapan Juna. Runa mengedarkan pandangannya ke sekitaran cafe. Melihat seraya membatin dalam hati. "Kira-kira duit gue cukup gak ya?" begitulah kira-kira apa yang sedang di katakan Runa di dalam hati.

"Lo mau pesan apa?" tanya Juna melirik Runa.

"Eum, apa ya...." Runa mencoba untuk melihat buku menu.

"Gila, Mie ayam mewah aja 25 ribu..." batin Runa menatap buku menu tersebut.

"Dan air putih 5 ribu."

"Lo mau pesan apa?" tanya Juna sekali lagi.

"Jun, kenapa makannya mahal semua?" ucap Runa memberanikan diri. Sementara Juna yang bingung hanya mengerutkan keningnya.

"Gue yang ngajak ya gue yang bayar. Gak usah musingin soal harga," ucap Juna beberapa menit kemudian setelah mencerna perkataan Runa.

"Ya udah deh. Gue ikut lo aja pesan apa." Runa meletakkan buku menu di meja. Gadis itu sedang mengamati Juna yang sedang berbincang kepada pelayan.

"Jadi itu aja ya mbak," ucap Juna.

"Oke baiklah Mas, mbak. Silakan di tunggu pesanannya," balas sang pelayan lalu meninggalkan keduanya.

Juna berbalik. Menatap Runa yang tengah menatapnya seraya tersenyum. "Run? Lo kenapa?" tanya Juna. Runa pun tersadar dari lamunannya, ia sedikit memasang wajah kagetnya.

"Eh eum, enggak pa-pa." ucap Runa tersenyum. Tanpa sedikit curiga. Juna hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka kembali hening. "Jun, apa yang mau lo omongin?" tanya Runa menatap lekat Juna.

Juna terdiam membalas tatapan mata Runa. Dari raut wajahnya ada sedikit keraguan. "Run,  lo..... "

"Permisi ini pesanannya," ucap seorang pelayan yang menyela ucapan Juna.

COMPLICATED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang