Tok...... Tok..... Tok...
"Nak, Runa, kamu bangun Nak. Sudah pagi, kamu sekolah. Buka pintunya biar Ibu masakin sarapan buat kamu... " ucap Ibu Runa.
Tok.... Tok..... Tok....
Runa mengerjapkan matanya. Ia baru saja bangun tidur, ketika seseorang menggedor-gedor jendela kamarnya. "Woy! Berisik banget sih!" seru Runa.
Gadis itu bangkit, kepalanya masih pusing.
"Nak... Bangun, sudah siang. Buka pintunya... " ucap Ibu Runa.
Runa menatap sebal kearah Ibunya. Ia menyingkap selimut dan bangkit dari duduknya. "Iya bawel! Ganggu orang tidur aja."
Runa membuka pintu menatap Ibunya dengan culas. "Ibu tuh gak bisa ya? Gak ganggu kehidupan Runa sekali aja!"
Ibu Runa hanya menunduk. "Kan kamu harus sekolah, Nak. Katanya kamu mau mengejar cita-cita kamu. Mengejar cita-cita itu harus di mulai dengan disiplin."
"Diem! Berisik benget sih, lo!" ucap Runa seraya mendorong tubuh Ibunya.
Ibu Runa terdorong kebelakang. Tubuhnya jatuh di lantai. "Astaghfirullah," gumam Ibu Runa.
Tanpa rasa bersalah, Runa pergi meninggalkan Ibunya sendiri. Ibu Runa menangis. Berdoa semoga Tuhan memaafkan kelakuan anaknya.
******
Lano turun dari tangga, dengan rambut yang acak-acakan. Bahkan dia sama sekali tidak menyisir rambutnya. Belum lagi, kantung mata yang terlihat di bawah matanya.
Gemi menatap anak bungsunya. Tidak biasanya anaknya itu berantakan seperti ini.
"Lano? Kamu tidak tidur semalaman?" tanya Gemi menatap Lano.
Lano tidak langsung menjawab. Lelaki itu duduk di samping Lyra. "Bentar deh, tadi Mang Mamat bilang. Semalam kamu keluar? Bener?"
Lano mengangguk. "Iya, Mi, Lano memang keluar semalam."
"Pantes, kamu jadi seperti ini," ucap Gemi berjalan mendekat kearah Lano. Wanita itu menyisir rambut Lano dengan jarinya. Gemi juga merapihkan baju Lano.
"Nah, gini kan ganteng anak Mami," ucap Gemi tersenyum. Menatap penampilan Lano yang sudah mulai rapih.
Lano dan Lyra menyelesaikan sarapan mereka. Keduanya langsung bangkit. "Heh! Ra, lo bareng sama gue aja," ucap Lano.
"Eh, gak usah No, nanti kan Juna jemput gue," ucap Lyra.
"Pokoknya lo, sama gue," ucap Lano. Lelaki itu pun, menarik paksa tangan Lano. Gemi heran melihat tingkah kedua anaknya. Gemi pun, hanya membereskan piring-piringnya.
*****
Lyra memberontak begitu Lano menyeret dirinya di depan rumah. "Lo kesurupan apa sih?" tanya Lyra kesal.
"Gue mau, lo putusin hubungan lo sama Juna!" ucap Lano penuh penekanan.
Lyra mengerutkan keningnya. Menatap tidak suka kepada Lano. "Lo kenapa sih No? Gak biasanya lo urusin hubungan gue!"
"Ini semua demi kebaikan lo Lyra. Gue tegasin. Gue ngomong sebagai kembaran lo, yang gak mau lo di sakit lagi sama lelaki. Gue sayang sama lo Ra, makanya gue bilang gini sama lo," ucap Lano.
"Gue tau, lo gak suka sama Juna. Karena dulu Runa pernah suka sama Juna. Tapi gak gini cara lo," ucap Lyra.
"Ini gak ada hubungannya sama perasaan gue dan Runa," ucap Lano penuh penekanan.
"Oh ya? Terus kenapa lo halang-halangi perasaan gue ke Juna!" sahut Lyra.
Lano memejamkan matanya. Ia tau, pada akhirnya, ia akan mengungkap kebusukan Juna. "Lo tau? Semalam gue ke bar, karena Bi Aya yang telpon gue. Dan di Bar, gue liat Runa dan Juna. Mereka balikan Ra. Mereka main di belakang lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED✔️
أدب المراهقينJUDUL SEBELUMNYA ADALAH 3A DAN SEKARANG GANTI COMPLICATED HAPPY READING:) Bagi Aruna, mencintai adalah sebuah kesalahan, mencintai adalah sebuah dosa, mencintai adalah sebuah nafsu. Mengapa karna dia menjadi orang ketiga dalam hubungan sahabatnya...