Sinar Mentari sudah berganti dengan sinar rembulan. Runa menatap tak percaya pada sebuah gaun berwarna merah di depannya. "Ini yang akan gue pake?" tanya Runa.
"Iyalah. Lo harua pake gaun ini," ucap Salsa memberikan gaun itu kepada Runa.
"Ini, terlalu terbuka," gumamnya.
"Oh lo gak mau? Eh tapi sayangnya lo harus pake ini deh," sahut Bianca. Mengambil gaun itu dari tangan Runa dan memasangkan gaun itu pada tubuh Runa.
"Ini cocok kok. Cantik lagi," ucap Bianca.
"Tapi.... "
"Udah deh. Gak usah tapi-tapian lo harus pake gaun itu malam ini. Karena malam ini kita mau bersenang-senang," ucap Salsa memotong ucapan Runa.
Runa mengangguk, mengambil gaun itu dan membawa ke kamar mandi.
"Pokoknya, lo harus ganti gaun gue yang di pake orang udik itu, Sal!" ucap Kayla yang sedari tadi diam.
"Gampang itu mah," ucap Salsa memilih lagi gaun di dalam lemarinya.
Tidak berapa lama. Runa keluar dari kamar mandi. Gadis itu sudah memakai gaun yang di berikan oleh Salsa dan teman-temannya.
"Wow, bagus. Cocok di tubuh lo," ucap Salsa berdecak kagum. Sementara Runa terlihat begitu risih dengan pakaian yang ia kenakan.
"Body lo Bagus juga ya," cetus Bianca.
"Tapi gue risih banget ini," gumam Runa. Menurun mnurunkan gaun di pahanya.
"Udah deh. Ini tuh cantik banget. Sekarang tinggal dandanin lo deh," ucap Bianca menarik Runa untuk duduk di kursi rias di kamar Kayla.
Mereka mulai mendandani Runa.
****
"Masih marah? Hm?" Juna mengusap wajah Lyra. Lyra menepis tangan Juna dari wajahnya. "Kan aku udah minta maaf," sambung Juna.
Lyra masih diam. Sibuk dengan rubik di tangannya.
'Huft' Juna menghela nafasnya. Lalu menyandarkan kepalanya pada kursi sofa.
"Loh, Lyra. Arjuna kok di cuekin aja," cetus Gemi, Mami Lyra.
Lyra mendongak, menatap Maminya. "Lyra lagi main rubik kok, Mi. Gak cuekin Juna," bantah Lyra.
Kini giliran Gemi yang menghela nafasnya. "Ajakin ngobrol dong Juna nya. Jangan di cuekin," ucap Gemi lalu pergi dari hadapan mereka.
"Iya, Mi," ucap Lyra akhirnya. Lyra menatap Juna, ia munduk lalu menatap Juna lagi.
"Maafin aku, kalau aku salah," ucap Lyra.
"Aku yang salah. Kamu bener, gak seharusnya aku bersikap begitu tadi sama Runa," ucap Juna. Lyra tersenyum mengusap bahu Juna.
"Udah kita lupain yang tadi aja," ucap Lyra.
"Gara-gara aku, persahabatan kamu sama Runa jadi kek begini," sahut Juna. Memandang air kolam yang tenang.
"Aku juga salah. Kenapa aku menaruh rasa dengan kamu. Sedangkan, kamu adalah pacar sahabatku," ucap Lyra tersenyum getir. Gadis itu juga menatap air kolam yang begitu tenang.
"Kita sama-sama salah," ucap Juna memeluk Lyra.
"Dan semoga hubungan ini gak salah," gumam Lyra seraya membalas pelukan Juna.
Sementara Juna yang mendengar ucapan dari Lyra hanya terdiam, tertegun. Entah apa yang ia rasakan.
***
Suara dentuman musik keras begitu terdengar. Lautan manusia terlihat. Puluhan orang yang berdiri sembari berjoget menikmati sedikit rasa penatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED✔️
Fiksi RemajaJUDUL SEBELUMNYA ADALAH 3A DAN SEKARANG GANTI COMPLICATED HAPPY READING:) Bagi Aruna, mencintai adalah sebuah kesalahan, mencintai adalah sebuah dosa, mencintai adalah sebuah nafsu. Mengapa karna dia menjadi orang ketiga dalam hubungan sahabatnya...