6 Jimat Para Jawara Ini Penuh dengan Aura Mistis.

29 2 0
                                    

Siapa yang pernah make ini jimat?

Eksistensi jimat sangat lestari di tengah- tengah masyarakat Indonesia, bahkan sejak 1800-an ketika para jawara Banten tidak memiliki persenjataan yang memadai untuk melakukan pemberontakan pada Batavia. Jimat termanifestasi dalam beragam benda, baik yang biasa kita gunakan sehari- hari, atau yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Bukan hanya benda, jimat terkadang berupa Jangjawokan (ajian atau mantra) yang diyakini dapat memberikan kekuatan- kekuatan magis bagi penggunanya.

Jimat difungsikan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai pelindung diri agar kebal dari serangan benda tajam, memenangkan pertempuran, penglaris bagi para pengusaha, pembuka aura kecantikan, pengasihan hingga pemikat lawan jenis. Lalu apa saja macam jimat yang populer digunakan di beberapa wilayah di Indonesia?

1. Gelang Akar Bahar, sumber kharisma Jawara Banten

Jika dilihat dari gambar, gelang ini tampak biasa saja. Tapi, jika kamu melihat seseorang memakai gelang ini, kamu perlu berhati- hati. Bahar adalah Bahasa Melayu yang diserap dari Bahasa Arab yang artinya lautan.

Seperti namanya, Akar Bahar adalah jenis tanaman yang merambat di laut, populer disebut black coral. Akar Bahar mengandung zat radium yang berubah menjadi hitam pekat karena proses oksidasi.

Untuk mendapatkan gelang ini, para kesatria perlu mengumpulkan keberanian menyelam kedalaman laut yang sunyi dan gelap. Kemampuan jimat ini dalam menyerap berbagai zat racun menjadi simbol keperkasaan para jawara.

2. Tunggal Panaluan, tongkat sakti para datuk Batak

Tanggul Panaluan adalah sebuah tongkat kayu dengan tinggi 1,5 m, berukiran kepala hewan atau makhluk mitos adat Batak berambut hitam panjang. Bagian atas kepala ukiran dilapisi dengan kain tenun bernuansa merah, putih, dan biru.

Tongkat ini umumnya dimiliki oleh para raja atau kepala adat dan diyakini memiliki kekuatan magis yaitu bisa hidup dan menuruti perintah pemiliknya. Agak seram, ya.

3. Rerajahan, penangkal petaka masyarakat Bali

Rerajahan adalah produk seni lokal masyarakat Bali. Rajah bisa dikatakan sebuah tato, tetapi bukan sembarang tato, karena memiliki aturan penggambaran tersendiri, dan perlu persiapan yang matang. Biasanya ini digunakan oleh para pemangku adat dalam berbagi upacara. Misalnya upacara 42 hari kelahiran bayi.

Rerajahan dilukis pada pelepah kelapa lalu dipasang di depan rumah sebagai sarana penangkal bahaya, penawar kesakitan, sarana keselamatan dan kekebalan bagi jiwa sang bayi. Selain dilukis di pelepah kelapa, terkadang Rerajahan juga dilukis di daun lontar, di kertas biasa, atau diukir di logam yang kemudian dikenakan sehari- hari.

4. Bate Manurun, panji keberuntungan Tana Toraja

Bate Manurun adalah selembar kain batik yang dilukis dengan ikon burung Garuda. Pemilik kain ini dipercaya akan mendapatkan keberuntungan. Ada ritual khusus untuk membuka gulungan kain Bate Manurun yaitu persembahan seekor anak ayam jantan sella' (ayam jantan berbulu merah dan berkaki putih).

Jika gulungan kain dibuka tanpa ritual, masyarakat adat meyakini bahwa wilayahnya akan ditimpa bencana tak terduga berupa angin kencang. Selain itu, kain tersebut tidak boleh dilangkahi baik oleh manusia ataupun hewan.

5. Noken, karya seni bertuah Suku Asmat

Noken adalah tas tradisional Papua yang dipintal dari tali serat kulit kayu pohon manduam, pohon nawa atau anggrek hutan, dan aneka tumbuhan lain serta dipercantik dengan bulu burung kasuari. Noken dimanfaatkan untuk membawa hasil- hasil pertanian.

Ada beberapa jenis Noken yang hanya bisa digunakan oleh orang- orang tertentu suku Asmat saja. Tas tersebut diyakini dapat membantu terapi penyembuhan bagi orang yang sakit.

6. Tongkat Komando Soekarno, pusaka penakluk bangsa

Kamu pasti tidak asing dengan tongkat komando yang sering dibawa oleh Soekarno di beberapa momen seperti kunjungan negara atau saat berpidato. Tongkat ini memiliki panjang sekitar 30-40 cm yang menurut beberapa orang pintar memiliki kekuatan supranatural.

Kayu yang digunakan dalam pembuatan tongkat ini bukan kayu sembarangan, melainkan kayu Pucang Kalak yang diambil langsung dari habitatnya di Pegunungan Kalak, Ponorogo. Jenis kayu ini memang dikenal khasiatnya sebagai benda- benda kanuragan.

Di dalam tongkat tersbut, diyakini ada sebilah lempengan besi keris. Bahkan, pernah ada satu kisah yang beredar di kalangan sahabat Soekarno, suatu hari beliau marah pada salah satu orang Belanda, beliau berbicara lantang sambil menunjuk wajah orang Belanda itu dengan tongkat komando tersebut sehingga ia ketakutan dan tidak berani melawan.

Itu dia enam jimat jawara yang konon memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat siapa pun yang menggunakannya tidak terkalahkan. Di antara keenam jimat di atas, ada yang pernah kamu pakai?

Selesai - Putih

Anything Scary (versi indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang