Tanggal 22 Desember 2018 sekitar pukul 9 malam menjadi hari yang tidak dapat dilupakan oleh sebagian besar masyarakat di pesisir Selat Sunda. Pada waktu itu, gelombang tsunami datang menerjang secara tiba-tiba sehingga masyarakat yang tengah menikmati waktu berlibur mereka menjadi panik.
Menurut laporan BMKG serta beberapa pihak terkait menduga jika tsunami kemarin itu disebabkan longsoran bawah laut yang dipicu oleh aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau serta fenomena bulan purnama.
Selain deretean fakta tersebut, ada juga kabar yang beredar jika Gunung Anak Krakatau menyimpan sejuta misteri yang menjadikannya sebagai salah satu gunung mistis yang ada di Indonesia. Seperti apa misteri yang disimpan oleh anak gunung legendaris ini?
1. Awal mula lahirnya Gunung Anak Krakatau
Pada 27 Agustus 1883, induk dari Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda meletus dahsyat. Berdasarkan catatan sejarah, letusan tersebut menyebabkan semburan lahar dan abu yang mencapai ketinggian 40 meter dan menyapu bersih pantai di sepanjang Teluk Lampung dan wilayah Pantai Barat Banten.
Dalam letusan tersebut setidaknya 36 ribu orang meregang nyawa. Suara dentumannya yang sangat dahsyat bahkan terdengar hingga ke Singapura dan Australia. Letusan dari gunung api ini pun menyebabkan munculnya rentetan gempa bumi yang menjalar hingga ke Srilanka, Filipina, dan Australia bagian selatan.
Akibat letusannya yang dahsyat, sekitar tiga per empat tubuh dari Gunung Krakatau hancur dan menyisakan tiga buah pulau kecil, yakni Pulau Panjang, Pulau Sertung, dan Pulau Krakatau Besar.
Setelah empat puluh tahun berlalu, para nelayan yang tengah melaut di sekitaran Selat Sunda dibuat terkejut lantaran melihat kepulan asap hitam yang muncul dari permukaan laut. Lokasinya berada di antara tiga pulau yang ada.
Setahun setelah itu, Gunung Anak Krakatau pun muncul ke permukaan. Setelah diteliti, kepulan asap hitam tersebut merupakan letusan dari bawah laut yang dibuat oleh Gunung Anak Krakatau.
Menurut Geo Magz, sebuah majalah milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gunung Anak Krakatau mulai menampakkan dirinya pada 15 Januari 1929. Gunung api ini pun sampai sekarang masih terus tumbuh dengan berbagai erupsi yang dimunculkannya.
2. Catatan historis aktivitas Gunung Anak Krakatau
Melansir Pikiran Rakyat (21/12/2018), K. Kusumadinata (1979) telah mengelompokkan aktivitas Gunung Anak Krakatau dalam rentang waktu 1927 hingga 1979. Setelah ditambahkan dengan data lainnya, aktivitas Gunung Anak Krakatau pun tersaji hingga tahun 2000. Berikut ini laporannya.
1927-1930: Antara tanggal 27 Desember 1927 hingga 5 Februari 1930, dari kaldera bawah laut Krakatau telah terjadi pembentukan gunung baru yang kemudian dinamai Gunung Anak Krakatau.
1931-1932: Serangkaian letusan preatik, gas, abu, dan lapili, terjadi kembali mulai akhir September 1931 hingga pertengahan Februari 1932 dari titik pusat letusan kaldera bawah laut utama dan kawah parasitnya.
1932-1934: Hasil letusan vulkanian setelah 9 bulan beristirahat, bahan piroklastiknya mampu membangunan diri hingga mencapai ketinggian + 88,19 meter. Letusan-letusan berlangsung sejak bulan November 1932 hingga awal Juni 1934.
1935-1942: Letusan terjadi dari danau kawah Anak Krakatau. Serangkaian letusan vulkanian dengan material yang diembuskannya berupa abu, pasir, lapili, serta bahan padat vulkanik lainnya, memperlebar Gunung ini ke arah barat.
1943-1945: Periode penjajahan Jepang dan periode revolusi fisik untuk mencapai kemerdekaan, gunung api ini tak ada yang memantau, sehingga tak terdapat catatan perkembangannya secara pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything Scary (versi indonesia)
HorrorUrban legend, mitos, tempat angker, misteri, dan hal-hal yang berkaitan dengan supranatural, dan lain-lain