13: One Step Closer

562 85 1
                                    

Apa yang kau takutkan tentang jarak, jika dalam doaku kau bisa sedekat nadi.

Jarak yang cukup jauh antara Jogja dan Bromo ternyata membuat badan Mega sedikit rewel. Biasanya ia kuat menempuh jarak cukup jauh, namun mungkin kali ini tubuhnya tidak se-fit biasanya sehingga sejak berada di Malang ia sudah tidak kuat lagi menahan mualnya sehingga ia harus beberapa kali muntah selama perjalanan. Beruntung Birru dengan sabarnya membantu merawat Mega selama perjalanan. Sekarang mereka sudah hampir sampai di penginapan, kondisi Mega sudah lemas karena teler.

"Tahan ya Meg, bentar lagi sampai", kata Birru sambil mengangsurkan freshcare ke Mega. Mega hanya mengangguk lemah.

"Biasanya Mega juga sering teler kayak gini Ru?", tanya Bang Tegar melihat Mega kasihan.

"Nggak sih Bang, kita kalau pulang, perjalanan Jakarta-Jogja juga dia biasanya riang kok", kata Birru.

"Nada bawa Antimo sih Mbak Meg, biasanya Mbak Hanin tuh suka mabuk perjalanan, jadi kalau pergi-pergi bareng anak Derap Langkah, aku selalu siap sedia. Mbak Mega mau biasa minum obat beginian nggak?", kata Nada.

"Makasih Nad, tapi biasanya emang nggak pernah mabuk perjalanan kok. Mungkin cuma karena lagi nggak fit aja. Istirahat bentar nanti paling juga udah sehat lagi", Jawab Mega sambil senyum, kemudian ia menyandarkan kepalanya ke bahu Birru.

Gara-gara Nada menyebut nama Hanin. Birru jadi keingat peristiwa pagi tadi waktu tiba-tiba Hanin menangis kemudian dipeluk Elang. Birru tidak tau sejauh apa Hanin dekat dengan Elang. Birru mendukung sih, tapi kenapa Hanin tidak pernah cerita? Padahal semenjak bunda Hanin masuk rumah sakit, Elang sering kali bertemu dengan Hanin di rumahnya untuk ikut menjaga bunda bahkan beberapa kali ia tidur disana bersama Haikal. Ketika packing di rumah Birru pun mereka terlihat masih biasa saja walaupun Elang sering kali menggoda Hanin, tapi memang biasanya Elang seperti itu, bukan hanya kepada Hanin.

Entahlah, nanti Birru akan tanya kepada Elang saja.

Akhirnya kami sampai di penginapan yang berada di lereng gunung Bomo. Hawa dingin langsung menyambut mereka ketika keluar dari mobil elf. Birru segera memapah Mega ke kamarnya dan Nada, tubuhnya masih lemas. Setelah itu, ia segera meminta tolong Nada untuk menjaga Mega di kamarnya setelah memastikan Mega mengisi perutnya sedikit dan meminum obat.

Setelah memastikan semua peralatan aman dimasukkan di dalam penginapan, mereka beranjak ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Entah kenapa Birru jadi ingin mengabari Hanin kalau mereka udah sampai.

To: Hanin

Kita udah sampai di penginapan nih.

Tak lama kemudian Hanin membalas.

From: Hanin

Oke.

Birru mengernyit, did he something wrong?. Biasanya Hanin akan menjawab dengan jawaban yang sangat antusias, seperti? Bagus nggak tempatnya? Coba lihat mana fotonya? Atau kalimat penutup seperti Selamat istirahat, have fun ya.

Birru pun memutuskan menelpon Hanin.

"Hallo Birru, ada apa?"

"Hai, kita udah sampai penginapan nih"

"Iya, kan tadi kamu udah bilang"

Birru terdiam.

"Disini dingin", ia melanjutkan.

"Pakai jaket", jawab Hanin pendek.

Birru penasaran sekali dengan ekspresi Hanin, ketika menjawab itu. Jawabannya pendek-pendek dengan nada datar. Is she feeling unwell? Atau Birru melakukan kesalahan? Tapi ia tidak merasa melakukan kesalahan apapun ke Hanin. Atau dia sedang ada masalah?

Menua BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang