5: Nonton Bioskop

575 90 3
                                    

Tenang, orang baik itu selalu ada.

Pertemuan antara Birru dan pihak sponsor berakhir sangat baik. Melihat perkembangan Derap Langkah yang cukup bagus dan program baru yang Birru tawarkan ke pihak sponsor membuat perwakilan mereka tertarik bekerjasama dan bersedia memberikan sejumlah dana untuk webseries terbaru mereka.

Setelah Hanin menyampaikan idenya malam itu, besoknya Birru segera mengumpulkan anggota Derap Langkah untuk membahas ini, dan mereka menyetujuinya. Setelah itu, Birru langsung membagi tugas ke mereka.

"Terimakasih sebelumnya Pak Dhani atas kerjasamanya", kata Birru sambil menjabat tangan Pak Dhani, salah satu perwakilan sponsor utama untuk webseries Derap Langkah berikutnya.

"Sama-sama Birru, you and your team have worked hard to build and develop Derap Langkah. Perusahaan suka semangat anak muda seperti kalian",kata Pak Dhani ramah.

Birru dan Pak Dhani keluar ruangan meeting yang masih berada di bagian gedung perusahaan pihak sponsor, mereka membicakan beberapa hal terkait perkembangan Derap Langkah sambil berjalan menuju lobby.

Mega yang ia minta menunggu di lobby segera berdiri dan tersenyum ramah ketika melihat Birru dan Pak Dhani di lobby. Kami segera menghampiri Mega.

"Lho ini Mega kan?", kata Pak Dhani ketika melihat Mega di lobby.Mega segera menyalami Pak Dhani.

"Iya Om,ini Mega", jawabnya sambil tersenyum anggun.

"Udah gedhe kamu Meg, makin cantik saja", kata Pak Dhani yang membuat Mega tersipu. "Bapaknya Mega ini teman kecil saya di kampung, Ru", katanya pada Birru. Birru sendiri baru tau hal ini. Birru mnegajak Mega ikut kemari karena mereka punya janji untuk menonton bioskop setelahnya.

"Is Birru your boyfriend, Mega?", Tanya Pak Dhani dengan nada menggoda sekaligus penasaran. Birru juga menatap Meg menanti jawaban gadis itu. Penasaran juga.

Mega melirik Birru sejenak kemudian tertawa.

"He is my bestfreind, teman Mega dari kecil Om".

Birru tersenyum mendengar jawaban Mega.

Nggak apa-apa Birru, pelan-pelan, sahabat dulu baru lebih. Getting an amazing someone needs much more effort. Ibarat permata mahal, she is really hard to get but worth it to fight.

Pak Dhani menepuk-nepuk bahu Mega kemudian berkata, "Nggak apa-apa, sahabatan dulu. Banyak pasangan suami istri awalnya juga temen terus jadi demen. Iya kan Ru?". Birru hanya tertawa menanggapi Pak Dhani yang menggoda Birru. Kemudian ia melirik Mega yang wajahnya memerah malu-malu, dan Birru suka melihatnya.

"Oke, saya duluan ya Birru, Mega"

"Baik, terimakasih Pak Dhani", jawab Birru sambil menjabat tangan pak Dhani.

"Hati-hati Om", kata Mega yang dijawab Pak Dhani dengan senyuman. Kemudian beliau segera pergi meninggalkan Birru dan Mega.

Sepeninggal Pak Dhani, suasana menjadi canggung akibat percapakan sebelumnya.

"Mau berangkat nonton sekarang?", kata Birru mencoba memecah kecanggungan.

Mega melihat ke jam tangannya, jadwal film yang akan mereka tonton masih 2 jam lagi.

"Masih dua jam lagi. Mau makan di Sushi Tei dulu? Lapaaar Ru", kata Mega dengan mata merayu penuh permohonan, membuat Mega yang biasanya anggun dan dewasa terlihat lucu di mata Birru sehingga membuatnya tertawa kecil.

"Oke, yuk!", katanya sambil menuntun Mega menuju mobilnya di parkiran.

Sesampainya di Sushi Tei mereka segera memesan makanan.

"Minumnya nggak usah dikasih Es Meg, kamu udah batuk gitu nanti nambah sakit", kata Birru ketika Mega akan memesan jus alpukat pakai es".

Mau tidak mau Mega mendengar saran Birru mengingat kondisinya.

Usai menyelesaikan makan siang mereka yang sedikit telat, Birru dan Mega segera menuju gedung bioskop. Mereka memilih nonton film Joker, film yang menjadi buah bibir masyarakat Indonesia dan Internasional.

Mereka mendapat kursi deret ketiga dari belakang. Posisi paling disukai Birru ketika menonton di bioskop. Beda dengan Hanin yang lebih suka nonton film horror Indonesia, Mega lebih suka film barat atau action barat. Film sudah diputar 15 menit yang lalu, ia melirik Mega yang terlihat sangat antusias melihat layar, ia bahkan tidak mengedipkan matanya dalam waktu yang lama. Birru pun iseng meletakkan telapak tangannya 5 cm di depan mata Mega sehingga menutupi pandangannya ke layar.

Mega langsung menoleh ke Birru sambil melotot, yang membuat Birru tertawa tanpa suara dan hal itu membuat Mega manyun.Duh, Mega-nya lucu sekali, batin Birru.

"Serius banget sih Meg, kan jadi pingin ngusilin", Bisik Birru di sebelah Mega.

"Huust, ganggu konsentrasi", kata Mega sebal sambil tetap berusaha fokus ke film.

Birru terkekeh kemudian ikut menikmati film hingga akhir. Menurut Birru, film Joker yang ia lihat punya alur cerita yang sangat menarik, sinematografinya juga cukup apik.

Ketika ia nonton bioskop, biasanya juga akan memperhatikan detail-detail dari film, mulai angle shooting, konsep yang dipakai, momentum pemberian backsong dan lain-lain. Makanya Birru cukup sering mengajak anak-anak Derap Langkah untuk nonton bareng, kemudian setelah menonton mereka akan berdiskusi mengenai detail-detail tersebut untuk bahan pembuatan webseries mereka.

Beberapa saat kemudian lampu bioskop menyala tanda film telah usai diputar. Mega terlihat sagat puas setelah menonton, ia tak henti bercerita tentang kesannya menonton film tersebut.

"Wooow, speechless banget aku Ru. Walau udah beberapa kali belajar tentang penyimpangan kepribadian kayak gitu, tapi tetep ngeri ya kalau tau cara pikir mereka"

"Iya, orang-orang kayak gitu nggak ketebak jalan pikirnya"

"Berarti kalau ada orang baik, kita harus waspada gitu ya. Jangan-jangan dia orang baik yang tersakiti "

Birru tertawa pelan, "ya nggak selalu gitu juga Meg. Hati-hati mungkin perlu tapi jadi jangan curigaan gitu juga. Di dunia ini masih lebih banyak orang baik yang bener-bener tulus kali Meg"

"Tapi kan sekarang biasanya orang akan baik kalau ada maunya aja Ru"

"Nah, itu pola pikir yang perlu dilurusin. Kan nggak semua kayak gitu, gara-gara konsep kayak gitu makin banyak orang yang curigaan kalau dibaikin orang. What's wrong for being nice? Itu perbuatan mulia. Kalau orang-orang pada mikir kayak gitu, lama-lama orang malas berbuat baik. Jadi Meg...", Birru menjeda sejenak kemudian meletakkan telapak tangannya di pundak Mega, membuat Mega fokus padanya,"Nggak perlu terlalu ngeraguin kebaikan orang, kita cuma harus menyikapinya dengan realistis, dipikir pakai otak, dirasa pakai hati. Faham?", Kata Birru sambil tersenyum tulus ke Mega yang membuat Mega mengangguk.

"Tapi kan harus tetaphati-hati Ru"

"Setuju, hati-hati tapi nggak curigaan"

Ditengah diskusi mereka tiba-tiba ada yang menepuk pundak Mega dari belakang yang membuat Mega menoleh dengan raut kaget.

"Mega?", sapa orang itu ramah.

" Kak Danis". Mega tersenyum cerah, namun seketika ekspresi Mega berubah melihat wanita di samping Kak Danis.

Dan Birru paham, teman kesayangan Birru ini sedang tidak baik-baik saja.

Menua BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang