11: Susu Beruang

487 89 0
                                    

Kalau orang perhatian banget ke kamu tandanya apa? Tandanya kamu emang layak diperhatiin.

Bulan ini bisa dikatakan bulan sibuknya Derap Langkah. Tiada hari tanpa kerja bagi Birru cs. Syuting untuk webseries terbaru mereka sudah mulai dikerjakan, pengambilan video dimulai dari pagi-pagi sekali sampai malam, belum lagi evaluasi tiap malam yang menjadikan mereka lembur dan kurang tidur. Untungngya jika lancar, menurut estimasi mereka, mereka hanya memerlukan waktu 2 minggu untuk syuting webseries mereka yang hanya berdurasi 15-20 menit tiap episodenya dengan jumlah episode sekitar 5-7 episode.

Di saat-saat hectic seperti ini, Birru sangat bersyukur mempunyai Hanin. Ia merasa punya pengganti Bona, saudara perempuannya yang cuek namun diam-diam perhatian kepadanya. Ah bahkan Hanin jauuuh lebih perhatian dari saudari kandungnya tersebut. Semua orang akan sibuk dengan tugas mereka masing-masing dalam keadaan seperti ini, tapi di sela kesibukannya Hanin masih menyisihkan waktunya untuk sekedar menanyakan kabarnya. Atau diam-diam meletakkan bear breand di meja Birru tiap pagi.

Memang tidak pernah ada identitas siapa yang meletakkan susu beruang itu, tapi diantara semua orang di Derap Langkah, tidak akan ada kandidat yang akan melakukan itu untuknya selain Hanin. Ia yang paling tahu betapa maniaknya Birru dengan susu tersebut. Birru sendiri tidak pernah berniat menanyakannya ke Hanin, ia takut Hanin tidak nyaman. Lagi pula Hanin juga tidak pernah menyinggung perkara itu, padahal sudah semingguan rutinitas itu terjadi.

Sejak proses pengerjaan webseries ini, Birru, Elang, Kai, Lanang dan Bang Tegar selalu tidur di basecamp, mereka hanya akan pulang untuk mengambil pakaian ganti. Sedangkan untuk para perempuan, Birru tidak mengijinkan mereka tidur disana. Selain tidak ada tempat, ruangan di Derap Langkah terlalu terbuka untuk mereka.

Birru baru selesai mandi ketika basecamp sudah ramai. Tim sudah siap dengan peralatannya masing-masing dan para pemeran pun sudah nampak siap. Para pemeran yang melihat Birru y berdiri di ujung tangga hendak ke ruangannya segera menyapa Birru.

"Selamat pagi Kak Birru", sapa Nadine, salah satu pemeran utama perempan drama ini. Kebetulan Nadine ini adik tingkat Birru di kampus walaupun tidak satu fakultas, tapi mereka sudah saling kenal sebelumnya.

"Hai Nadine, sudah siap hari ini?", tanya Birru ramah.

"Sudah dong kak", jawab Nadine sambil tertawa.

"Sip". Nadine hanya menjawab Birru dengan menunjukkan jempol tangannya.

Kemudian Birru beralih ke Elang, "semua peralatan udah ready di bawa ke lokasi Lang?"

"Udah, kemarin kan Kai sama Bang Tegar udah sekalian nata properti-properti oendukung di lokasi", kata Elang sibuk mengecek kamera.

"Oke sip, aku ke atas dulu. Habis ini kita langsung berangkat duluan ke lokasi sama para pemain"

"Oke Ru", jawab Elang.

Birru segera menuju ke lantai atas dimana ruangannya berada. Ia langsung membuka pintu ruangannya yang tertutup. Birru langsung berhenti ketika melihat punggung seorang wanita di dekat mejanya.

Hanin.

Mendengar suara pintu terbuka, Hanin terlihat kaget sehingga punggungnya lansgung kaku. Semingguan ini Hanin melakukan ini, ia tidak pernah secara langsung bertemu dengan Birru ketika sedang melakukan aksinya. Dan sekarang tiba-tiba Birru menjumpainya disini berdiri tanpa tujuan di dekat meja Birru. Sungguh Hanin bingung menyiapkan alasan apa. Walaupun Hanin sudah menduga Birru tau perbuatannya, tapi Hanin tidak siap tertangkap basah begini.

"H.. Hai", Sapa Hanin dengan suara rendahnya, salah tingkah.

Birru tersenyum, "Hai Nin". Ia tidak berniat bertanya mengapa Hanin disini, membiarkannya menjelaskannya sendiri jika ia ingin karena tanpa bertanya Birru sudah tau.

"Mmm.. aku tadi mau ngecek kamu lagi ngapain.. tapi ..yaudah nggak jadi..aku turun dulu", jawab Hanin bingung menjelaskan apa. Ia tau jawabannya sangat tidak bermutu dan malah terkesan mencurigakan. Birru paham kalau Hanin salah tingkah sehingga ia hanya mengangguk sambil tetap mempertahankan senyumnya dan ia juga tak berniat menuntut.

Hanin segera pergi dari ruangan Birru dengan hati berdebar, malu, seperti kancil ketahuan mencuri timun tetangganya.

Setelah Hanin keluar dari ruangannya,Birru melihat ke arah mejanya.Ia tersenyum, ada sebotol bear breand disana. Yang tentu saja, pemberian Hanin.

Menua BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang