"Apa yang membuat seseorang bisa jatuh cinta padamu berkali-kali? Karena kamu baik"
Sebulanan ini, Birru selalu menghabiskan malam minggunya bersama Hanin, termasuk malam ini. Ia berdiri di cermin mengamati penampilannya. Dari atas hingga bawah terlihat sudah oke. Birru segera bergegas mengeluarkan mobilnya menuju rumah tetangganya-Hanin.
Mengeanai perkembangan hubungan Birru-Hanin, bisa dikatakan cukup ada progress walaupun masih sangat lambat. Memang benar hubungan mereka sudah sekmbali seperti semula, kecanggungan diantara mereka juga sudah sangat mencair. Mereka kerap kali janjian untuk nonton bareng atau sekedar makan malam bersama di luar seperti malam ini. Tapi ya masih seperti itu-itu saja. Birru belum mengungkapkan niatnya untuk lebih dekat dengan Hnin, ia pikir it's okay mengatakannya nanti kepada Hanin, Birru hanya ingin mereka nyaman satu sama lain terlebih dahulu.
Sesampainya di rumah Hanin, ia segera memarkir mobilnya dan masuk ke rumah. Bunda di ruang keluarga sedang memainkan ponselnya.
"Assalamualaikum Bunda", Birru segera mendekat dan mencium punggung tangan bunda.
"Waalaikumsalam wr. Wb. Wangi banget Ru?", goda bunda.
"Haha... Biar anak gadis bunda satu-satunya nggak malu jalan sama Birru", bunda tertawa mendengar jawaban Birru. Mereka tertawa bersama. Namun tak lama kemudian bunda terdiam sehingga membuat Birru ikut menghentikan tawanya. Bunda menatap Birru dalam.
"Birru... Bunda mau tanya", bunda terlihat serius,"kamu sedang mendekati anak bunda?"
Birru membalas tatapan bunda kemudian dengan serius menjawab,"Iya bun, mohon izinnya.Tapi Birru tidak ingin terburu-buru, Birru ingin Hanin nyaman sama Birru dulu kemudian....."
"Damar juga izin seacara tidak resmi ke bunda untuk melamar Hanin, Ru", potong bunda sebelum Birru menyelesaikan kalimatnya. Perkataan bunda membuat Birru terdiam tergugu. Perasaannya mendadak tidak menentu.
"Mungkin dalam waktu dekat Damar akan bilang ke Hanin. Kalau kamu serius dengan Hanin, kamu nggak bisa bergerak lambat kayak sekarang karena Damar juga terlihat sangat serius dengan Hanin", bunda menghela nafasnya kemudian menepuk bahu Birru.
"Sebagai seorang ibu, bunda tau Hanin sayang sekali sama kamu dari dulu sampai sekarang. Sayang sebagai wanita kepada seorang laki-lali.Tapi bukan berarti Hanin tidak akan memilih Damar jika ia bisa meyakinkan Hanin. Bunda hanya ingin Hanin bahagia. Semua terserah pada kalian", kata bunda tulus.
"Terimakasih bunda nasihatnya", kata Birru. Birru tidak pernah memutus pandangan dari mata bunda ketika beliau berbicara. Ia mendengarkan dengan seksama tidak ingin terlewat satu kata pun.
"Bundaaaaa...", Hanin datang tiba-tiba, membuat kedua orang di ruangan tersebut menoleh ke pemilik suara.
"Lhoh, Birru udah datang ternyata", Hanin melihat jam tangannya masih menunjukkan 10 menit lagi menuju jam 7 malam-waktu janjian mereka.
"Hai, sudah siap Nin?"Tanya Birru ramah.
Hanin mengangguk kemudian tersenyum ke Birru dan bunda.
"Oke, kita berangkat sekarang aja ya?", ajak Birru.
"Yuk !"Jawab Hanin semangat.
Birru langsung pamit ke bunda dan bunda tersenyum penuh arti ke Birri sambil menepuk-nepuk bahu Birru pelan.
Birru sangat paham maksud bunda.
Hanin berjalan terlebih dahulu di depan Birru menuju mobil. Birru masih dengan pikirannya mengenai Hanin. Ia tak berkedip menatap punggung Hanin. Perkataan bunda tadi terngiang-ngiang di pikiran Birru, seolah semesta tak mengizinkan Birru bergerak lamabat atau Damar akan mencuri start. Itu akan menyulitkan Birru.
Ia tau bahywa mendapatlkan Hanin bukanlah kompetisi tapi Birru tidak ingin mengambil resiko.
Relakah ia melewatkan wanita sebaik Hanin?
Relakah ia melihat Hanin menua bersama pria lain?
Relakah ia tak melihat lagi senyum malu-malu Hanin?
"Nin.."Hanin menoleh ketika Birru yang tiba-tiba sudah berdiri dekat sekali dengannya memanggilnya.
Birru memandangi Hanin yang wajahnya bersinar diterpa pendar cahaya kuning lampu jalan.
"Kamu kelihatan cantik hari ini, dan... aku suka"
Semburat merah langsung merambat di pipi Hanin, ia tersenyum kikuk malu-malutidak berani menatap Birru.
"Terimakasih", katanya.
Birru tersenyum mendengarnya. Bukan berarti biasanya Hanin tidak cantik, ia selalu terlihat cantik dengan caranya. Tapi ini pertama kali Birru memujinya. Dan Birru merasa tindakannya tepat ketika melihat rona tersipu dari Hanin. Birru menyukai itu.
Sekarang Birru sudah tau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang merongrong pikirannya sejak tadi.
Ia tidak rela melewatkan gadis sebaik Hanin. Tidak akan rela.
Maka ia kan memperjuangkan Hanin sebanyak yang Birru bisa.
Because Hanin is worth it to fight.
"Silahkan masuk, nona manis", kata Birru membukakan pintu mobil untuk Hanin.
Hanin mengangguk masih terlihat malu untuk menatap Birru.
Birru tersenyum melihat tingkah Hanin. Sekarang katakan ke Birru, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan gadis, sebaik, semanis dan semenggemaskan Hanin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Menua Bersamamu
ChickLitOrang-orang berkata, cinta jadi alasan seseorang memulai hubungan. Nyatanya, cinta tanpa rasa nyaman itu hambar. Lalu dalam kasus kita,darimana datangnya cinta dan rasa nyaman itu? Entahlah,mungkin karena kamu baik, atau karena kamu peduli atau mun...