Ada kamu yang membersamai disini, sudah lebih dari cukup sebagai alasan yang menguatkanku meraih mimpi.
Sudah sekitar dua bulan setelah kepulangan Hanin ke Yogyakarta dan sudah sebulan Hanin bekerja menjadi dosen muda di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Birru memang menawarinya untuk kembali bekerja di Derap Langkah dengan posisi yang cukup tinggi mengingat Derap Langkah yang sudah jauh berkembang sekarang. Namun Hanin ingin mengemplimentasikan ilmunya sebagai pengajar. Meski begitu, Hanin sering sekali berkunjung ke Derap Langkah untuk mengunjungi teman-temannya yang masih setia bekerja disana hingga sekarang.
"Sudah siap Nin?", tanya Birru di depan kamar Haikal ketika melihat Hanin menuruni tangga.
Mega menikah hari ini dan ia serta anak-anak Derap Langkah diundang olehnya. Meski sudah tidak bersama, hubungan Mega dan Birru memang tetap baik meski tak jarang perasaan canggung masih sering terjadi diantara mereka.
"Iya, udah", Kata Hanin melihat penampilan Birru yang luar biasa rapi dengan jasnya.
"Oke, aku pamit bunda dulu", kata Birru menuju ke arah dapur untuk pamit ke bunda. Hanin menyusulnya di belakaang.
Di mobil, mereka selalu tdak pernah lupa memutar lagunya One Oke Rock. Band asal jepang kesukaan mereka.
"Bang Taka tuh suaranya selalu nyess gitu yaa, bisa nge-Rock tapi bisa lembut banget gitu", kata Hanin di sela-sela nyanyian lirihnya.
"Yang bikin cewek-cewek macam kamu dan Nada meleleh gitu ya?", goda Birru.
Hanin tertawa mendengarnya."Ya gimana, suaranya enak banget gitu"
"Tapi kharismanya pas di paggung emang juara sih, aku sama Kai yang cowok aja mengakui dia keren"
"Tuh kaaan...Btw, ini anak Derap Langkah nggak ada yang bareng kita Ru"
"Nggak, mereka bawa mobil Derap Langkah. Paling Nada yang nanti bareng pulangnya soalnya anak-anak mau main dulu nanti, dan dia ada acara di rumah kakaknya", katanya sambil fokus menyetir.
"Kamu nggak ikut main?",tanya Hanin.
"Kan nanti kamu ada janji sama dosen senior di kampus kamu", Mobil Birru berbelok kearah kanan untuk menuju ke jalan kaliurang.
"Aku sama Nada bisa nge-Grab nanti". Birru menoleh ke Hanin kemudian tersenyum sambil menatap Hanin.
"Aku yang nggak mau...", jawab Biru ambigu namun Hanin tidak berniat memperpanjangnya.
Tak lama kemudian mobil sampai di tempat resepsi Mega dengan Kak Danis. Anak-anak Derap Langkah terlihat di parkiran turun dari mobil, sepertinya mereka juga baru saja datang.
Mereka segera menuju gedung resespsi, sudah banyak tamu berdatangan.
Disana Mega duduk anggun sekali dengan gaun warna peach, disampingnya ada Kak Danis yang memakai jas hitam. Hanin sendiri tidak pernah bertemu secara langsung dengan mempelai pria namun fotonya beberapa kali muncul di media sosial Mega sehingga Hanin mampu mengenali wajahnya.
Disana juga ada geng KMY, teman-teman jurusna Birru. Mereka berkumpul bersama anak-anak Derap Langkah. Anak-anak KMY memang sudah pada kenal denngan anak-anak Derap Langkah karena Birru.
"Ru, hati aman? Ada bunyi kretek-kreteknya nggak? Brian perlu nanyi lagunya Armada 'Harusnya aku yang disana ... ' itu nggak?"goda Bang Tegar ke Birru sambil menunjuk pelaminan.
Birru hanya tertawa kecil di sampinng Hanin,"Emang kita nggak jodoh aja Bang"
Diam-diam sebuah tangan menggenggam tangan Hanin yang membuatnya menoleh ke pemilik tangan tersebut. Birru meremas tangannya, tangannya terasa sedikit dingin. Namun pandangannya masih tertuju ke Bang Tegar yang membercandainya.
Birru terlihat baik-baik saja,nyatanya dia tidak sepenuhnya baik-baik saja. Ia butuh dikuatkan, tentu walaupun sudah tidak cinta, ia masih menyayangi Mega sebagai orang yang pernah mewarnai hidup Birru. Tetap tidak mudah melihat mantan yang sudah pernah bertunangan akhirnya menikah dengan laki-laki lain.
Hanin akhirnya menepuk punggung tangan Birru untuk menenangkannya dengan tangan kanannya yang tidak digenggam Birru. Semua itu luput dari perhatian anak-anak Derap Langkah karena genggaman tangan mereka tertutup tas Hanin.
Kini giliran Birru dan rombongan Derap Langkah yang menyalami pasangan pengantin. Ketika Birru sampai di depan mereka, mereka saling senyum tulus bahkan Kak Danis juga tersenyum ramah ke Birru kemudian mereka terlibat bisik-bisik kecil kemudian tiba-tiba Mega melirik ke arah Hanin yang berada 3 orang di belakang Birru. Birru ikut menoleh ke arah Hanin kemudian tersenyum. Hanin yang sadar sedang dibicarakan hanya memberikan senyum meskipun sama sekali tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan.
Ketika Hanin sampai di depan Mega, Hanin langsung memeluk Hanin dan membisikkan kalimat yang hanya bisa di dengar Hanin.
"Jagain Birru ya Nin", bisik Mega dan Hanin tidak punya jawaban lain selain senyum.
Setelah acara selesai, kami memutuskan pulang. Sesuai skenario di awal, anak-anak Derap Langkah akan melanjutkan jalan-jalan di daerah wisata sekitar gunung Merapi sedangkan Nada ikut Biru dan Hanin pulang.
Hanin dan Nada berdiri di pinggir jalan sembari menunggu Birru mengeluarkan mobilnya dari parkiran. Nada terlihat sedikit sibuk dengan ponselnya untuk membalas pesan. Tak lama mobil Birru berhenti di depan mereka kemudian kaca pengemudi diturunkan.
"Permisi,pesanan grabcar atas nama Mbak Hanin?", kata Birru ala-ala Mas-mas grabcar. Tentu saja hal tersebut membuat Hanin tertawa kecil.
"Benar, atas nama Mas Birru?", kata Hanin membalas tingkah Birru.
"Betul, oke silahkan masuk mbak", kata Birru yang sudah keluar dari kursi kemudi kemudian membukakan pintu mobilnya. Kemudian ia menoleh ke Nada yang ternyata sudah selesai dengan urusan di ponselnya dan sekarang sedang bengong menatap tingkah mereka berdua.
Tersadar Nada segera berkata, "Nada nggak lihat apa-apa. Beneran!"
Kata Nada membuat Birru tertawa, Hanin sedikit malu jadinya.
Setelah duduk di mobil, Hanin langsung menjawil lengan Birru.
"Mas, ada yang lebih receh nggak dari yang tadi?", kata Hanin menggoda Birru. Oke Terror Nada akan segera dimulai!
"Udah kamu diam aja di belakang", protes Birru.
"Aduuuuhh, uwuuu banget sih kalian kayak anak Abege yang lagi pedekate wkwkwk", Nada belum berniat berhenti menggoda.
"Mbak Hanin, kok diem? Salting yaa?", Nada menggoyang-nggoyangkan lengan Hanin.
"Kamu duduk anteng aja di belakang Nad, nggak usah gangguin Hanin", Birru memberikan tatapan lasernya ke Nada ketika melihatnya semakin semangat menggoda mereka berdua.
"Cieeee dibelaaaaaa", kemudian Hanin ketawa cekikikan sendiri di kursi belakang. Birru terdiam enggan menanggapi tapi dari tadi bibirnya tak henti melengkung ke atas. Pun Hanin yang daritadi menatap ke luar jendela, seulas senyum hadir di bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menua Bersamamu
ChickLitOrang-orang berkata, cinta jadi alasan seseorang memulai hubungan. Nyatanya, cinta tanpa rasa nyaman itu hambar. Lalu dalam kasus kita,darimana datangnya cinta dan rasa nyaman itu? Entahlah,mungkin karena kamu baik, atau karena kamu peduli atau mun...