Iqbaal pov
Tak terasa toure konserku telah selesai,saat ini aku sudah berada di halaman rumah orang tuaku.
Vanesha pasti sudah menungguku di dalam sana,namun langkahku ragu,aku tidak memiliki keberanian untuk bertemu dia,padahal rinduku sudah sangat besar pada sosoknya.
"Kok gak turun?"tanya Om Katon supirku
Aku diam sesaat,pandanganku masih lurus ke depan,aku mencoba mengambil nafas perlahan.
"Om pernah ngelakuin kesalahan gak selama berumah tangga?"tanyaku
Om Katon memperhatikanku sejenak,detik selanjutnya aku melihat ada senyum diwajahnya.
"Tentu,Om kan juga manusia"jawab Om Katon
"Istri om ngasih maaf gak?"tanyaku lagi
"Iyah,sudah pasti,kalau tidak memberi maaf berarti saat ini Om tidak lg bersama anak istri om dong?"jawab Om Katon
Aku segera menatap Om Katon,lalu aku tersenyum tipis,sangat tipis sekali.
***
"Mas"Suara Vanesha mengetuk kaca mobilku,aku sedikit terkejut karna tidak menyadari kehadirannya,lalu aku sedikit mengusap air mata yang berada di sudut kedua mataku.
Aku segera membuka pintu,aku tidak bisa menghindari istriku,dia pasti merindukan aku,sama sepertiku,bahkan aku lebih merindukan dia saat ini.
"Hai"
Lalu dia segera menghambur memelukku,erat!sangat erat sekali,rasanya aku baru pernah merasakan Vanesha memelukku seerat ini.
"Kangen"bisiknya
Aku tersenyum,namun air mataku tidak bisa ku cegah,aku menangis di dalam pelukannya.
"Kok malah nangis?"tanya Vanesha
Saat dia ingin melepas pelukannya,aku tahan,aku cegah,aku ingin memeluknya lebih lama lagi saat ini.
"Aku kangen banget sama kamu"bisikku
Aku mendengar tawa dari istriku,harusnya aku senang,tapi justru membuat perasaanku merasa lebih bersalah terhadapnya.
Iyah,aku telah melakukan kesalahan,kesalahan besar yang bisa berujung fatal,aku tidak yakin Vanesha akan memaafkan aku,karna aku sendiri pun sangat sulit untuk memaafkan kesalahan tersebut.
Throwback On!!
Setalah acara konser toure di Malang,aku tidak memutuskan untuk tidak langsung kembali ke hotel tempatku menginap bersama tim,aku justru memilih ikut bergabung dengan beberapa temanku semasa SMA dulu,termasuk ada Enzy.Rinrin,dia memilih segera kembali ke hotel karna dia memang sudah merasa lelah,sebenarnya aku pun sama,namun entahlah saat itu aku justru mengikuti ajakan Enzy dan beberapa teman lainnya utk sekedar minum dan berbincang.
Aku fikir tidak ada salahnya,toh perasaanku untuk Enzy sudah benar-benar tidak ada,aku menganggap dia seperti temanku,tidak lebih.
Aku tidak merasa aneh jika teman-temanku meminum wine dan beberapa jenis alkohol lainnya,tentu aku tidak ada niatan untuk meminum,aku sudah terbiasa hidup sehat bersama Vanesha,bahkan sekarang aku pun sudah sangat jarang merokok.
Tapi entah kenapa?ketika aku bangun pagi itu,Enzy sudah menangis,dalam keadaan naked,bahkan aku pun sama dengan dirinya,aku sudah berusaha mengingat apa saja yg terjadi pada malam itu?dan apa yg terjadi sebenarnya diantara aku dan Enzy,bukan ingatan yg aku dapat justru rasa sakit di kepalaku yang menyerang.
"Semalam kita sama-sama mabok bay"ucap Enzy dengan air mata
"Enggak zy,semalam gue tidak menyentuh alkohol"balasku
"Awalnya iya,tapi kamu juga minum saat Arya memaksa"ucap Enzy
"Lalu?kenapa bisa kita berdua disini?hah!!!kamu jangan gila zy,gue udah punya istri!!!"ucapku dengan emosi yang sudah tak bisa ku kendalikan lagi.
"Aku juga gak tau bay,aku juga mabok,dan kita sama-sama ma-"
"Bullshiiiit"potongku mengumpat
Aku segera memunguti pakaianku,lalu segera memakainya,sedangkan Enzy tetap memilih diam di atas ranjang dgn menangis.
Ketika aku melihat lehernya,aku melihat banyak sekali tanda merah disana,siall!kenapa aku tidak bisa mengingat apapun?aku tidak mungkin melakukan hubungan intim bersama Enzy.
"Bay"
"Gue mau pulang sekarang"ucapku
Dan setelah itu aku melangkah keluar,memilih berlari dan mencari taksi untuk mengantarku ke hotel tempat penginapan tim.
Rinrin sudah menungguku di loby hotel,keadaanku benar-benar kacau saat itu,hingga akhirnya aku hanya mampu memeluk Rinrin dengan menangis.
Sepanjang perjalanan Malang-Jakarta yang kami tempuh menggunakan bus dengan semua tim,aku hanya mampu diam,aku tidak semangat untuk melakukan apapun,bahkan sekedar memasukkan makanan kedalam mulutku rasanya sulit sekali,aku hanya bisa merutuki kebodohan aku dan Vanesha yang selalu aku ingat di fikiranku.
Throwback off!!
***Vanesha Pov
"Mas"
"Biarin kaya gini dulu sha"ucap Iqbaal
Aku memandang Om Katon,saat itu Om Katon hanya menggidikan bahunya,dia juga tidak tahu apa yg terjadi pada suamiku.
"Mas"
"Hmm"
"Ini masih di luar rumah,masuk dulu yuk,gak enak kalo ada tetangga yg liat"ucapku
Lalu Iqbaal merenggangkan pelukanku,dia menatapku,kedua matanya memerah,sedikit basah karna dia menangis,tanganku terulur untuk menghapus air matanya.
"Ada sesuatu yg terjadi?"tanyaku
Iqbaal menggeleng pelan,lalu dia tersenyum.
"Aku cuma kangen banget sama kamu"jawabnya
Aku tersenyum,suamiku sedang menutupi sesuatu dariku,tapi biarlah.Mungkin saat ini dia belum bisa bercerita,pasti nanti jika keadaannya sudah membaik,dia akan bercerita.
Lalu aku menggandengnya untuk masuk ke dalam rumah,Ayah dan Bunda juga sudah menunggu dia,mereka juga rindu dengan anak bungsunya.
#tbc,,
Tepok tangan buat mbak enzy dong?wkwkwk,,,Vote dan koment yaa gaesss,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari aku menjadi Imammu
RomanceVanesha Najwa gadis cantik yg memakai hijab,periang dan juga pintar,lulusan Oxford University jurusan Bisnis dan Manajemen,beberapa bulan terakhir dia sudah kembali ke Indonesia,merintis bisnis dalam bidang pakaian muslim dan tas bersama sahabatny...