Vanesha Pov
Sudah hampir satu bulan lebih,setelah beberapa waktu lalu aku pulang ke Indonesia,dan sekarang aku mendapat berita jika Ayah mertuaku sedang opname di Rumah Sakit.
Semalam Bunda menelfon kami,lalu Iqbaal segera mencari tiket pesawat,bersyukurnya kami dengan mudah mendapatkan dua tiket pesawat kelas eksekutif,demi Ayah kami tidak memperdulikan harga tiket pesawat.
"Ayah memang memiliki riwayat beberapa penyakit sha"ucap Iqbaal ketika kami sudah berada di dalam pesawat
"Berdoa yaa mas,Ingsyalloh Ayah akan cepat sehat lagi"balasku
Tidak ada jawaban dari suamiku,melainkan dia justru bersandar di pundakku,aku segera mengusap wajahnya,menyalurkan ketenangan agar dia tetap kuat.
"Sha"
"Iyah mas"
"Kalau aku minta lagi sama Alloh biar Ayah sehat,di beri umur panjang sampai kita punya anak,Alloh ngabulin gak yaa?"tanya Iqbaal
Aku termenung,suamiku kenapa jadi sosok yang pesimis seperti ini?bahkan sama Alloh pun dia bersikap aneh.
"Alloh itu maha pemurah,Ingsyalloh kalau kita berdoa dengan penuh keyakinan,pasrah dan ada tawakal,Alloh ngasih apapun yang kita minta"jawabku
"Sekalipun hambaNya banyak dosa yah?"tanya Iqbaal lagi
Aku tersenyum,lalu mengangguk.
Iqbaal Pov
"Sekalipun hambaNya banyak dosa yaa?"tanyaku
Vanesha tersenyum sangat manis,lalu dia menganggukkan kepala.
"Dosaku banyak sekali sha"gumamku dalam hati
Lalu aku mengeratkan pelukanku lebih erat lagi,mencium aroma wangi dari tubuh istriku.
Aku menenggelamkan kepalaku kedalam curuk lehernya,air mataku keluar tanpa permisi,hingga jilbab istriku menjadi sedikit basah.
"Jangan nangis mas,cengeng ih sekarang suami aku"ucap Vanesha menggodaku
Aku merenggangkan pelukannya,lalu aku tersenyum,dan tangan Vanesha terulur untuk menghapus air mataku,lalu dia mengambil tissu untuk membersihkan air yang keluar dari hidungku tanpa rasa jijik,dia begitu sabar dan telaten merawatku.
"Aku cengeng bgt yaa?"tanyaku
Vanesha mengangguk lalu dia sedikit tertawa.
Vanesha Pov
Tepat jam 2 siang waktu Indonesia barat,aku dan Iqbaal sampai di Jakarta,kami segera bertemu dengan Om Katon,lalu tidak menunggu lama,kami segera menuju ke Rumah Sakit,dimana Ayah mertuaku di rawat.
Sesampainya disana,aku melihat ada sosok Bapak dan Ibuku.Lalu ada Bunda,Teh Oddy,Mas Ady,beberapa tim dari management suamiku,termasuk ada Enzy juga disini.
Bunda memelukku sangat erat,beliau menagis terisak,keadaan Ayah sedang istirahat saat ini.
"Bunda yang sabar yaa?Ingsyalloh Ayah akan baik-baik saja"ucapku
Bunda hanya mengangguk lalu dia merenggangkan pelukannya.
Plaakk,,
Seketika aku terkejut ketika melihat Bunda menampar Iqbaal.
"Bunda"ucapku lirih
Suamiku hanya diam,pandangannya menunduk,kedua mataku memperhatikan satu per satu orang yang ada di dalam ruangan ini.
Semuanya hanya diam,tidak ada yang memberikan penjelasan,padahal saat ini aku berharap ada salah satu dari mereka memberikan penjelasan.
"Bunda kecewa sama kamu lee,kenapa akal sehatmu selalu tidak pernah kamu pakai hah?"ucap Bunda sedikit berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari aku menjadi Imammu
RomanceVanesha Najwa gadis cantik yg memakai hijab,periang dan juga pintar,lulusan Oxford University jurusan Bisnis dan Manajemen,beberapa bulan terakhir dia sudah kembali ke Indonesia,merintis bisnis dalam bidang pakaian muslim dan tas bersama sahabatny...