Iqbaal Pov
Langit pagi New york sangat cerah,matahari sudah cukup terik ketika jarum arloji di tanganku menunjuk pukul delapan pagi.
Banyak kendaraan yang sudah berlalu lalang,begitu pun dengan penduduk kota New york yang sudah banyak beraktivitas.
Vanesha mengajakku sarapan di luar,bersama Abigail dan Maryam juga,hebatnya putriku sangat lelap tertidur di dalam stoller,walaupun keadaan cukup ramai di sekitar caffe tempat kami makan.
"Kau nyaman di New york?"tanyaku pada Maryam
"Emmss tentu,hampir setahun lebih aku disini bersama Mbak Vanesha"jawab Maryam
"Kau sudah pernah pulang ke Melburne selama disini?"tanyaku lagi
Maryam mengangguk dengan tersenyum,sementara Vanesha sesekali menatapku namun dia akan kembali sibuk mengunyah makanannya lagi,mungkin dia sadar saat ini aku memberi pertanyaan pada Maryam sekaligus mengintimidasi dirinya.
"Kapan kau akan menikah Maryam?"tanyaku
Tawa Maryam pecah,Vanesha hanya tersenyum dengan memandangku.
"Adakah pertanyaan lain mr?"balas Maryam
Aku tersenyum,lalu menyecap kopi pesananku.
"Kau punya pacar?"tanyaku
"Pacar??"gumam Maryam
"Boyfriend Mar maksudku"balasku
"Ooh sementara ini belum,tapi suatu saat ingsyalloh aku akan memiliki boyfriend mr"ucap Maryam
"Apa kau akan selamanya bersama Vanesha?"tanyaku sekarang
Vanesha menatapku tajam,dia meletakan garpu dan pisaunya.
"Mas,tidak sekarang untuk membahas hal ini"ucap Vanesha
"Aku hanya ingin bertanya pada Maryam sha"balasku
"Wohooo kalian kenapa?apakah ada masalah yang berhubungan denganku?"tanya Maryam
"Tidak Mar,lanjutkan sarapanmu,jangan dengarkan Mr.handsome mu"jawab Vanesha
Maryam tersenyum,lalu tangannya terulur menyentuh lengan kanan milik Vanesha.
Mungkin aku salah,telah lancang memberi pertanyaan yang cukup privasi untuk hubungan Vanesha dan Maryam,tapi sungguh!aku tidak ada maksud apa-apa,aku hanya ingin Vanesha sadar jika dia tidak bisa bergantung pada Maryam selamanya,setidaknya dia tidak akan terlalu berat untuk menimbang tawaranku kembali ke Indonesia secepatnya.
"Kedua orang tuaku nasrani,nama lahirku Maria,tapi enam tahun yang lalu memutuskan menjadi mualaf,lalu namaku berganti menjadi Maryam"ungkap Maryam
Aku dan Vanesha sama-sama terkejut,kami memperhatikan Maryam begitu seksama.
"Jadi aku lebih memilih hidup bersama mbak Vanesha"lanjutnya
"Maryam"ucap Vanesha lirih
"I'm sorry,selama ini aku tidak pernah terbuka denganmu"kata Maryam
Vanesha segera memeluk Maryam,sepertinya sarapanku di suguhi drama novela antara mantan istriku dan karyawannya,namun sudut bibirku terangkat membentuk sebuah senyuman.
"Orang baik pasti akan di kelilingi orang baik juga,tanpa perlu dia berupaya menunjukan kebaikannya di depan publik,sama seperti halnya orang tulus,dia akan mendapatkan ketulusan dari orang di sekitarnya juga"ucapku dalam hati.
"Lalu rencanamu selanjutnya bagaimana?"tanyaku
"Mas,please!!"seru Vanesha
"Kalian ada masalah apa sebenarnya?"tanya Maryam
"Please,tell me"lanjut Maryam
Aku menyecap kopiku yang hampir tandas seutuhnya.
"Tidak ada masal-"
"Aku berencana mengajak Vanesha kembali ke Indonesia Mar,dan aku harap kau juga bersedia ikut dengan kami"potong Iqbaal
"Seriously?"tanya Maryam dengan senyum lebar di bibirnya
Aku mengangguk yakin,tapi tidak dengan Vanesha,dia memilih diam.
"You guys going to get merried?"lanjutnya
"Tidak semudah itu untuk kami menikah lagi Mar,Vanesha pasti akan memiliki banyak pertimbangan,aku dulu sempat membuatnya kecewa hingga terluka"jawabku
"Tapi setidaknya aku akan lebih tenang jika Vanesha dan Abigail berada di dekatku,satu negara,satu kota denganku,tidak seperti sekarang,New york-Indonesia"lanjutku
"Apa bosmu sudah memiliki kekasih?atau seorang pria yang sedang dekat dengannya selain aku?"kataku bertanya pada Maryam
"Kamu jangan gila mas,mana ada pria yang mau denganku,sedangkan selama aku berada di New york perutku membesar seperti beruang??"balas Vanesha sangat ketus
Aku dan Maryam tentu tertawa mendengar jawaban konyol dari Vanesha,apa dia tidak sadar bahwa dirinya sangat cantik?sekalipun dalam keadaan hamil,ahh sial!aku tidak melihatnya dalam keadaan dia berperut besar,bahkan aku melewati moment putriku lahir dari rahimnya.
"Tidak ada pria yang mendekatinya,kau tenang saja!karna mbak Vanesha juga tidak memberi akses untuk itu"ungkap Maryam
"Oh yaa?"seruku
"Tapi apa kau tahu mr?"tanya Maryam
"Apa?"
"Dia selalu menangis setiap malam,karna merindukanmu"ucap Maryam
Senyumku seketika terbit dari bibirku,aku sangat senang mendengar informasi dari Maryam.
"Maryam!"tegur Vanesha
"Kau coba cek play list di ponselnya"kata Maryam
Seketika tanganku merebut ponsel Vanesha yang terletak di atas meja,tangan kami bersentuhan,Vanesha tidak mengizinkan aku untuk melihat ponselnya.
"Abigail bangun sha"ucapku
Pandangan Vanesha segera beralih menatap Abigail yg tengah asik terlelap di dalam stoiller,tidak ku buang kesempatan ini,aku segera mengambil ponsel Vanesha.
"Mas,kamu!!"seru Vanesha
Ternyata dia belum mengganti kode sandi di ponselnya,masih dengan huruf V.
Aku tersenyum ketika melihat play list di ponselnya,ternyata hampir setiap hari dia mendengarkan laguku dan lagu Bandku dulu."Kembalikan ponselku"ucap Vanesha
"Setelah aku sampai Indonesia,aku akan menemui Bapak dan Ibu"balasku
"Untuk apa?"tanyanya
"Melamar anak perempuannya untuk kedua kali"jawabku
Vanesha tidak menjawab,dia hanya mengambil ponselnya yang berada di tanganku,lalu memasukkannya ke dalam tas.
Maryam hanya tersenyum melihatku dan juga Vanesha,tanpa terasa kami sarapan dengan waktu cukup lama,satu jam lebih.
Lalu aku segera membayar semuanya,kemudian berjalan bersama Vanesha juga Maryam menuju store,dengan aku yang mendorong stoiller Abigail.
#tbc,,,
Habis sahur langsung bebenah rumah,dari ngepel hingga nungguin mesin cuci muter,habis subuh Alhamdulilah kerjaan rumah bisa kelar semua,10 menit untuk ngetik ini demi kalian,semoga kalian suka dengan tulisanku.Next part nya Ingsyalloh siang atau mungkin sore menjelang berbuka yaa?
Selamat beribadah puasa,I love you all<33Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari aku menjadi Imammu
RomanceVanesha Najwa gadis cantik yg memakai hijab,periang dan juga pintar,lulusan Oxford University jurusan Bisnis dan Manajemen,beberapa bulan terakhir dia sudah kembali ke Indonesia,merintis bisnis dalam bidang pakaian muslim dan tas bersama sahabatny...