Vanesha Pov
Hari ini aku melakukan kesalahan,menerima tamu seorang pria tanpa izin suami,dan di saat suami tidak di rumah.
Aku tahu,walaupun Luna juga ada,tapi disaat suamiku pulang,dia hanya menemukan sosok tamu pria tersebut,Ardhito.
Semenjak sore tadi,Iqbaal diam padaku,dia pasti sangat kecewa denganku saat ini.
Dulu,saat hubungan kami belum sebaik sekarang,disaat dia masih menjalin hubungan dengan Enzy,Iqbaal dingin,tapi itu masih lebih baik,sekarang disaat hubungan kami sudah baik,sudah naik satu level,dia bersikap dingin padaku,dia diam padaku,dan itu semua karna aku yang salah.
Tok,,tok,,
Aku mengetuk pintu kamar yg dulu Iqbaal tempati saat kami baru pertama kali datang ke rumah ini."Mas"
Iqbaal hanya memandangku sesaat,lalu dia mengabaikanku dan memilih memetik gitar lagi.
Aku mencoba mendekatinya,aku tidak bisa membiarkan suamiku diam padaku,apalagi ini karna kesalahanku,aku harus minta maaf,menjelaskan semuanya dari awal.
"Mas"
"Hmm"
"Aku mau bicara"ucapku
"Kamu istirahat aja,udah malam"balas Iqbaal
Aku segera menggeleng cepat,malam ini juga semuanya harus selesai masalah di antara kami.
"Tadi siang Luna ngajak ardhito lunch bareng,dia sekarang jadi tetangganya Luna,kami satu jurusan waktu di Inggris,Ardhito juga sama-sama dari Indonesia,jadi kami berteman baik"ungkapku
"Setelah itu Luna ingin main ke rumah kita,dia ingin tahu rumah kita,jadi Ardhito juga ikut mas,pas udah sampai sini,gak lama kemudian Luna di telvon mertuanya,mertuanya datang"lanjutku
"Terus kenapa dia tetap disini?kenapa dia gak ikut pulang pas Luna pulang?"tanya Iqbaal
Aku menarik nafas pelan-pelan,sungguh saat ini suamiku menyeramkan sekali.
"Kita baru ketemu setelah hari kelulusan setahun yang lalu,jadi yaa kami ngobrol"jawabku
"Sebelum ada aku di hidup kamu,apa aja yg udah kamu lakuin sama ardhito?"tanya Iqbaal
"Maksudnya?"balasku
"Yaa mungkin kamu dan dia punya kenangan indah di Inggris,kamu cantik kan?gak mungkin dong selama di Inggris gak ada pria yg ngejar kamu buat jadi pacar,iyah kan?"ucap Iqbaal
Kedua tanganku saling menggenggam,kedua mataku menunduk saat ini.
"Di-dia dulu sempet ngungkapin perasaannya ke aku,tapi demi Alloh mas,aku gak balas perasaan dia,aku mentingin pendidikan aku,setelah itu kami tetap berteman baik,aku juga tau kalo dhito sempat menjalin hubungan sama beberapa gadis setelah itu"ungkapku
"Sudah ku duga"gumam Iqbaal dengan senyum yang tetap terasa dingin
"Aku minta maaf,sudah bawa tamu gak izin sama kamu,terlebih tamunya seorang pria"ucapku
"Tamu pria pun sebenarnya gak akan jadi masalah buat aku,kalau dia tidak memiliki perasaan untuk istri aku"balas Iqbaal
Aku memilih diam,aku tidak tahu harus merespon ucapnnya bagaimana?disini aku yang salah,jika dia marah,itu memang berhak.
"Aku minta maaf mas"ucapku lirih
Pandanganku sudah mengabur,ada genangan air di pelupuk mataku,aku menggigit bibir bawahku agar aku tidak menangis,namun saat aku mengedipkan mata,pada akhirnya air mataku jatuh juga.
Hhuufff jadi seperti ini rasanya memiliki dosa pada suami?dadaku rasanya sesak sekali.
"Kenapa nangis sih?"tanya Iqbaal dengan suara lembut,masih dingin tapi tidak separah sebelumnya.
"Aku salah mas"jawabku
"Aku minta maaf"lanjutku
Aku melihat Iqbaal menaruh gitar di sampingnya,lalu dia menarik tubuhku,memelukku dan mencium pucuk kepalaku.
"Mas,aku min-"
"Sssssttttt jangan nangis lagi,jangan ngomong lagi yaa,aku sudah maafin kamu"potongnya
Aku tersenyum,tapi tetap saja aku tidak bisa menghentikan air mataku,aku tetap menangis di pelukan suamiku.
Iqbaal pov
Dugaanku benar,cemburuku berarti beralasan,meskipun aku tahu Vanesha tidak memiliki perasaan apapun terhadap Ardhito,tapi tetap saja pria itu masih menyimpan perasaannya utk Vanesha,matanya tetap memuja jika memandang Vanesha,padahal sudah jelas,jika saat ini Vanesha sudah menjadi milikku,menjadi istri sah ku,seharusnya dia tahu diri.
Melihat istriku menangis,membuat hatiku merasa sedikit perih,ini bukan sepenuhnya salah Vanesha,di awal pernikahan,aku juga pernah melakukan kebodohan,justu lebih parah melukai perasaannya.
Aku tidak marah dengan Vanesha,aku hanya cemburu dan tidak suka melihat Ardhito menatap istriku,itu saja.
"Tidur yaa?"ucapku
Saat ini kami sudah berada di dalam kamar,hanya keheningan yang menemani kami.
"Kamu sudah gak marah lagi kan mas?"tanya Vanesha
Dia benar-benar merasa bersalah sepertinya,aku sungguh tidak tega melihatnya,tangan kananku segera terulur dan masuk ke belakang leher istriku,lalu membawanya dalam pelukanku,saat ini kami sama-sama berbaring diatas ranjang.
"Aku tidak pernah marah denganmu,aku hanya tdk suka dengan temanmu"ucapku
"Dia-"
Kata-kata Vanesha menggantung,dia tidak melanjutkan ucapannya,mungkin takut jika aku akan marah.
"Kita tidur sekarang"ucapku
Lalu di balas dengan anggukan kepalannya yg berada di curuk leherku,hangat sekali.
Lalu sekali lagi,aku mencium kening istriku,dan kami memutuskan untuk segera beristirahat.#tbc,,
Gimana-gimana?Jangan lupa vote dan koment yaa,,
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari aku menjadi Imammu
RomantiekVanesha Najwa gadis cantik yg memakai hijab,periang dan juga pintar,lulusan Oxford University jurusan Bisnis dan Manajemen,beberapa bulan terakhir dia sudah kembali ke Indonesia,merintis bisnis dalam bidang pakaian muslim dan tas bersama sahabatny...