Kalau kamu ingin lepas dariku, aku tahu caranya mundur teratur.
☁ ☁ ☁
Sore ini Calvin menemani Dara pergi ke mall. Gadis itu ingin membeli baju dan kebutuhan lainnya. Padahal baru beberapa hari yang lalu ia membeli baju dan sekarang gadis itu ingin berbelanja lagi. Sungguh, Calvin tidak mengerti jalan pikiran perempuan.
Keduanya menyusuri toko-toko pakaian yang ada di mall. Dara berjalan di depan dengan belanjaan yang berada di kanan kirinya, sementara Calvin berjalan di belakang. Awalnya, Calvin meminta agar ia saja yang membawakan barang belanjaan Dara. Namun, Dara bersikukuh untuk membawanya sendiri. Calvin mengalah, ia tidak akan menang jika melawan gadis keras kepala seperti Dara.
"Aaw!" pekik Dara bersamaan dengan tubuhnya yang termundur beberapa langkah. Ia mendongak, netranya membelalak ketika mengetahui sosok yang berdiri di hadapannya.
"Raka," lirih Dara.
Raka tersenyum sinis. "Gue pikir nggak bakal balik lagi."
Dara mundur selangkah sehingga kini tubuhnya sejajar dengan Calvin. Melihat kedekatan dua remaja itu membuat Raka terkekeh pelan. "Wow! Gue ketinggalan berita, nih. Lo berdua balikan?"
"Longlast, ya, buat lo berdua dan buat lo ...." Pandangan Raka beralih meneliti penampilan Calvin dari atas sampai bawah. "Semoga nggak ditinggalin lagi sama dia," imbuhnya seiring dengan kekehan ringan.
"Eh, bentar-bentar. Bukannya lo udah punya pacar? Lo balikan sama Dara, terus pacar lo mau dikemanain?" Raka berdecak sembari menggeleng pelan. "Nggak nyangka gue ternyata lo sebrengsek ini."
Tangan Calvin mengepal kuat dengan tatapan tajam yang menatap lurus ke arah Raka. Jika saja ini bukan tempat umum, sudah daritadi ia menghajar laki-laki itu.
"Jaga ucapan lo!" tegas Calvin dengan tatapan menghunus ke arah Raka. Sementara yang ditatap tidak menunjukkan raut ketakutan sama sekali.
"Kenapa? Nggak terima?" Raka menjeda ucapannya sebentar. "Gini deh, gue kasih saran. Daripada lo nyakitin Cessa, mending lo kasih aja buat gue. Impas, bukan? Kayaknya asik juga sama cewek lo itu."
Telinga Calvin memanas, hatinya ikut mendidih. Ia menghela napas kasar, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Raka dan Dara.
Kenapa semua orang meminta Calvin untuk melepaskan Cessa?
"Lo ganggu tau, nggak?!"
"Long time no see, Dara." Tatapan yang awalnya tajam kini berubah menjadi sendu. Nada suara yang tadinya sinis kini berubah menjadi lemah. Aura permusuhan yang awalnya terpancar kini hilang entah ke mana.
"Udah lama ya, kita nggak ketemu. Lo nggak ada niatan buat ngucapin salam pertemuan?"
"Nggak!"
"Gimana perasaan lo sama gue, udah ada perubahan?"
"Gila! Nggak waras! Sinting lo!" Bahkan, ketika Dara melontarkan umpatan-umpatan kasarnya, Raka tetap bergeming di tempat.
Kemudian pada detik selanjutnya ia maju beberapa langkah sehingga tubuhnya berhadapan langsung dengan Dara. Tangannya mencengkeram bahu gadis itu dengan tatapan lurus ke manik mata Dara. "Kapan, Dar? Kapan perasaan itu jadi milik gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CALVINO [✔️]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Awalnya Cessa tak terlalu mengenal Calvin, laki-laki yang menjabat sebagai kapten basket di sekolahnya. Namun akibat insiden di belakang sekolah, hidupnya berubah, pun dengan pandangannya terhadap laki-laki itu. Karena ada...