Chapter 28 | Angan Bukan Kenyataan

71.2K 5.6K 359
                                    

Semua perlakukanmu padaku selalu menunjukkan ketidaksukaan, lantas apa yang harus dipertahankan?

☁ ☁ ☁

"Iya, gue sayang sama Dara."

Pengakuan itu nyata. Tidak ada yang bisa mengelaknya. Selama ini, Cessa berusaha menulikan pendengaran tentang Calvin yang masih memiliki perasaan pada Dara. Selama ini ia selalu meyakinkan hatinya bahwa itu hanya rekayasa. Dan selama ini pula, ia bersikap seolah hatinya baik-baik saja walau nyatanya terluka parah. Ia tidak akan pernah percaya, sebelum Calvin sendiri yang mengakuinya.

Dan sekarang ... kalimat itu mampu menghancurkan pertahanan yang selama ini ia bangun susah payah.

Cessa memandang punggung Calvin yang semakin menjauh dengan perasaan kecewa. Ia menunduk, tak sanggup melihat tatapan iba dari teman-temannya. Kemudian tepukan di bahunya, membuat ia langsung mendongak.

"Ca, lo nggak apa-apa, 'kan?" Terlihat jelas daei raut wajah Chelsea kalau dia khawatir dengan keadaan Cessa. Mendapat balasan gelengan dari Cessa, membuat gadis berambut pendek itu menghela napas.

"Aku baik-baik aja kok."

"Kita pulang, yuk," ajak Chelsea yang langsung diangguki Cessa dan Gheisya. Cessa tidak akan sanggup lagi berada di sini, kejadian beberapa menit lalu masih membekas di ingatannya.

Namun, pergerakan mereka terhenti akibat ucapan Raka, "Biar gue yang anter Cessa."

"Eh, nggak usah repot-repot," balas Chelsea sembari menggelengkan kepala.

Raka terkekeh pelan. "Tenang aja, gue udah kenal lama sama Cessa. Jadi kalian nggak usah khawatir."

Dan benar saja, setelah itu mereka semua mengangguk, membiarkan Raka membawa Cessa pergi. Setelah kepergian Raka dan Cessa, keheningan melanda beberapa saat. Deru napas masing-masing dari mereka terdengar berat. Suara lalu-lalang kendaraan di jalan raya pun ikut andil meramaikan.

"Kasian Cessa, harus jadi korban dalam kisah cinta Calvin dan Dara," ujar Kino memecah keheningan. Matanya menerawang ke atas, menatap langit sore yang tampak indah di mata. Burung-burung sore tampak berterbangan di atas sana, menambah keindahan di cakrawala. Angin sore berdesir membuat siapa saja merasakan kesejukannya.

Di lain tempat, Raka memarkirkan kendaraanya, lalu turun dari sana dan berjalan menuju pintu masuk wisata. Ternyata ia bukan membawa Cessa pulang, melainkan pergi ke danau yang pernah mereka kunjungi tempo hari.

Cessa menatap sekeliling, lalu pandangannya beralih pada sosok Raka yang juga tengah menatapnya. "Kenapa ke sini, Kak?" tanyanya dengan suara serak.

"Lo lagi sedih," balas Raka singkat.

Suasana kembali hening. Tidak ada di antara mereka yang ingin memulai pembicaraan. Cessa berjalan diam sembari mengikuti langkah Raka yang menapaki jalan setapak menuju danau. Setelah tiba di pinggir danau, barulah Raka mendudukkan bokongnya di atas rerumputan hijau yang langsung diikuti Cessa.

 Setelah tiba di pinggir danau, barulah Raka mendudukkan bokongnya di atas rerumputan hijau yang langsung diikuti Cessa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CALVINO [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang