Tidak ada yang lebih buruk dari kehilangan, kecuali penyesalan.
☁ ☁ ☁
Setelah tubuh Putri hilang dibalik tembok, barulah Fras kembali menatap Cessa. "Jadi, mulai dari mana?"
Cessa menghela napas panjang, netranya menatap Fras dalam. "Kenapa Papa sama mama ngadopsi Eca?"
Fras menghela napas berat. Pria itu terlihat enggan menceritakan kejadian pada masa lalu yang mungkin akan membuat perasaan putrinya semakin hancur. Ia menatap dalam netra sang Putri.
"Nggak apa-apa papa cerita? Kamu baik-baik aja, 'kan?"
Cessa mengangguk seiring dengan senyum tulus yang terbit di bibir tipisnya.
"Papa sama mama kamu nikah karena perjodohan," Fras mengangkat wajahnya lantas menatap Cessa lekat. Tidak ada perubahan raut wajah dari gadis itu. Ia tetap tenang menyimak segala fakta yang belum ia ketahui, "Kami akhirnya menikah, walaupun papa nggak ada perasaan buat mama kamu. Sampai akhirnya, setelah dua tahun menikah, mama kamu tidak bisa memberikan keturunan, sementara orang tua kami menuntut agar segara mempunyai anak," imbuhnya.
Tidak menyangka sebelumnya, jika hubungan orang tuanya serumit ini. Cinta sepihak, walau akhirnya tetap bersatu karena perjodohan. Klise memang.
"Mama kamu frustasi karena terus-menerus dituntut. Sampai akhirnya, dia mengajak papa untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Papa yang saat itu juga dilanda kebingungan, hanya menurut saja." Ia kembali menatap Cessa, setelah lama menunduk.
"Hingga hari itu tiba, saat dia dengan antusiasnya melihat kamu. Papa inget banget gimana ekspresi Stella saat gendong kamu dan dari situ papa bisa menyimpulkan kalau Stella menginginkan kamu," Fras menghela napas berat, ia menatap Cessa dengan sorot penuh kasih sayang, "Terus ibu panti itu bilang kalau kamu baru saja dititipkan oleh orang tua kamu beberapa jam sebelum kami datang."
"Papa nggak tau siapa orang tua kandung Eca? Papa nggak ketemu sama mereka?"
Gelengan lemah dari Fras sudah menjawab pertanyaan Cessa barusan. Ia mendesah kecewa, saat ini yang ia inginkan hanya bertemu dengan orang tua kandungnya. Itu saja.
"Kamu resmi menjadi anak kami sejak saat itu. Mulai hari itu Stella berjanji akan merawat kamu seperti anaknya kandungnya sendiri. Dia juga melarang papa untuk menceritakan hal ini ketika kamu besar, Stella bilang biarlah dia yang menyampaikannya sendiri dan sekarang Stella sudah menepati janjinya walaupun tidak secara langsung."
Jika ditanya bagaimana perasaan Cessa, ia akan menjawab dengan lantang kalau ia sangat bahagia bertemu Fras dan Stella, dua orang yang sudah merawatnya hingga menjadi seperti ini.
"Kakek sama nenek marah nggak waktu Papa sama mama ngadopsi Eca?" Ia takut. Takut sekali jika selama ini keberadaannya tidak pernah dianggap. Takut ketika hadirnya hanya dianggap kasat mata, lalu mereka bersikap layaknya menerima.
Fras tersenyum tipis, "Nggak, kok, mereka malah seneng pas kamu datang. Mereka juga berjanji sama papa bakal nganggap kamu layaknya cucu kandung."
Cessa tersenyum lega. Setidaknya kakek dan neneknya tidak memakai topeng saat berada di depannya.
"Pa, aku mau nanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALVINO [✔️]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Awalnya Cessa tak terlalu mengenal Calvin, laki-laki yang menjabat sebagai kapten basket di sekolahnya. Namun akibat insiden di belakang sekolah, hidupnya berubah, pun dengan pandangannya terhadap laki-laki itu. Karena ada...