Sahabatan itu harus berbagi, termasuk kalo lo punya aib orang lain, lo juga harus bagi sama sahabat-sahabat lo.
-Chelsea Naqueenla.
☁ ☁ ☁
Riuh tepuk tangan menggema di ruangan kelas XII. IPA 1 saat Kino dan Fabian berhasil membawakan satu lagu. Lantas kedua remaja itu berpindah posisi menjadi menaiki beberapa meja yang sudah disusun rapi membentuk panggung. Kino yang memegang kemoceng dan Fabian yang memegang alat pel merupakan pemandangan yang paling mencolok dalam ruangan itu.
"AKU SUKA BODY GOYANG MAMA MUDA ... MAMA MUDA ... DA DA DA DA DA DA DA ...." Kino melompat dari susunan-susunan meja itu. Lalu, menghentak-hentakkan kakinya ke lantai bak seorang penyanyi terkenal.
"Ayok semuanya, kita nyanyi sama-sama!" Kini giliran Fabian yang melompat dari sususan meja. Kemudian, ia berdiri di samping Kino yang masih setia memegang kemoceng yang didekatkan ke mulut.
"ENTAH APA YANG MERASUKIMU ...
HINGGA KAU TEGA MENYAKITI AKU ...
YANG TULUS MENCINTAIMU ...
NGAK ... NGAK ... NGAK ...." Kemoceng yang tadi Kino pegang, sekarang entah telah ke mana. Sekarang, kedua tangannya bergerak ke sana-sini, menirukan gerakan dari lagu yang ia nyanyikan."Woy nyanyi lo pada!" seru Fabian.
"SUNGGUH KU MERASA RESAH ...
UNTUK MENILAI SESUATU YANG INDAH ...." Seperti itulah, mereka menyanyikan lagu setengah-setengah, kemudian lanjut ke lagu yang lain."Woy! Siapa yang nggak nyanyi, keluar aja dari kelas ini!" Lagi, Fabian berseru.
Sontak, semua tingkah laku kedua remaja laki-laki itu mengundang tawa bagi seisi kelas. Bukan rahasia umum lagi, jika Fabian dan Kino sering dikatakan satu paket. Tanpa ada Fabian, Kino seperti kehilangan raganya. Tanpa ada Kino, Fabian seperti kehilangan nyawanya.
'Cek ... 1 ... 2 ... 3'
Kino dan Fabian menghentikan kegiatan unfaedah mereka. Begitupun dengan seisi kelas, semuanya mengunci rapat mulut masing-masing.
'Panggilan kepada Calvino Vanzelo Bramasta kelas XII. IPA 1, agar segera menuju ruang guru.'
Barulah, setelah pengumuman itu disampaikan, semua pasang mata tertuju ke arah Calvin. Sementara yang ditatap hanya mengangkat bahunya acuh.
'Sekali lagi, panggilan kepada Calvino Vanzelo Bramasta kelas XII. IPA 1, agar segera menuju ruang guru.'
"Dikira budek apa? kita udah denger kali!" seru Kino kesal yang kini sudah kembali bergabung bersama sahabat-sahabatnya.
"Lo buat masalah?" tanya Zevan yang dijawab dengan gelengen kepala oleh Calvin. Kemudian, Calvin beranjak dari duduknya sehingga menimbulkan suara decitan yang kursi beradu dengan lantai. "Gue duluan."
Tatapan penasaran dari teman-teman sekelasnya, mengiringi langkah Calvin hingga menghilang dibalik pintu.
☁ ☁ ☁
Setelah membaca papan nama yang tertera di atas pintu, Calvin menarik knop pintu itu perlahan. Lamtas setelah pintu terbuka, ia berjalan menghampiri Bu Sri---wali kelasnya---yang kini duduk berhadapan dengan Siska.
Calvin menarik kursi, lalu duduk di samping Siska yang terlihat enggan menatapnya. Ia melirik sekilas ke arah Siska, lalu beralih menatap Bu Sri yang entah sejak kapan sudah memperhatikannya.
"Ada apa ya, Bu?"
"Belum tahu kesalahan kamu apa?" Sontak, pertanyaan yang dilontarkan bu Sri barusan, membuat Calvin menggeleng singkat. Sampai ketika wanita itu menghela napas pelan, Calvin belum juga menemukan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALVINO [✔️]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Awalnya Cessa tak terlalu mengenal Calvin, laki-laki yang menjabat sebagai kapten basket di sekolahnya. Namun akibat insiden di belakang sekolah, hidupnya berubah, pun dengan pandangannya terhadap laki-laki itu. Karena ada...