Chapter 42 | Kejadian Tak Terduga

94.6K 6.1K 243
                                    

Sebuah harapan yang hanya menjadi angan tanpa berubah menjadi kenyataan.

☁ ☁ ☁

Sudah satu minggu lebih Cessa tinggal bersama kedua orang tua kandungnya. Terlihat dari binar matanya ia bahagia. Hari-hari yang ia lalui selalu diiringi dengan senyum ceria. Namun jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia mengkhawatirkan Dara. Selama satu minggu ini pula, gadis itu selalu mengurung diri di kamar. Cessa takut, jika perubahan sikap Dara disebabkan oleh kehadirannya.

Lama memikirkan hal yang selama ini menjadi beban pikirannya, Cessa sampai tak sadar jika taksi yang ia tumpangi sudah tiba di depan SMA Nusantara. Ia turun dari taksi dengan langkah terburu-buru tak lupa membayar ongkos pada sopir. Cessa melihat jam yang melingkar pas di pergelangan tangannya. Sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi. Saat memasuki gerbang sekolah, ia bernapas lega. Akibat dirinya yang tak memperhatikan sekitar, membuat tubuhnya menabrak bahu seseorang dengan cukup keras.

Suara ringisan yang berasal dari arah depan, membuat Cessa mendongak dan mendapati seorang gadis yang berdiri sembari memegang bahu kiri. Saat gadis itu berbalik, barulah Cessa bisa mengenalinya.

"Kak Kinan!" pekiknya tanpa sadar, "Kakak nggak apa-apa, 'kan? Aduh maaf banget Kak, aku tadi buru-buru makanya nggak liat jalan."

Kinan yang baru tersadar dari lamunannya, sontak terkekeh melihat reaksi Cessa barusan. "Udah nggak apa-apa kok. Lagian gue juga nggak liat jalan tadi."

Cessa menatap Kinan lekat. "Beneran, Kak?"

Kinan mengangguk mantap yang mana membuat Cessa menghela napas lega. Untung saja yang Cessa tabrak Kinan, gadis ramah dan murah senyum. Ia tidak bisa membayangkan jika seandainya orang yang ia tabrak adalah orang emosian. Seperti di novel-novel yang pernah Cessa baca, saat adik kelas yang tak sengaja menabrak kakak kelasnya yang berakhir dengan pembullyan.

"Hey, kok malah ngelamun?" Kinan menepuk pundak Cessa pelan.

"Ah, eh, nggak, Kak."

"Mau ke kelas, nggak?" Cessa mengangguk membalasnya.

"Ya udah bareng aja."

Lagi, Cessa mengangguk lantas berjalan berdampingan dengan Kinan. Entah hanya perasaannya atau memang nyata, Cessa merasa semua pasang mata yang berada di sekitar gerbang memperhatikan mereka. Mendapat pusat perhatian seperti itu, membuat Cessa risih. Sebenarnya tidak ada yang aneh di antara dua gadis itu, hanya saja mereka dibuat bingung karena sebelum-sebelumnya Cessa tidak pernah dekat dengan Kinan.

"Katanya lo udah putus dari Calvin?" Cessa mengalihkan pandangannya pada Kinan yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Kok bisa tau, Kak?"

Kinan mengangkat bahu tak acuh. "Pernah rame di grup angkatan."

Cessa menatap Kinan tak percaya. "Hah, kok bisa gitu?"

"Ya bisalah. Calvin itu famous, jadi segala hal yang berkaitan sama tuh orang pasti dibahas."

Cessa mengangguk pelan. "Kakak kok jarang keliatan di sekolah?" tanyanya sembari menatap Kinan dari samping.

"Ya emang, soalnya gue sering latihan gabungan ke sekolah lain buat ngikutin lomba Cheers Tingkat Nasional."

CALVINO [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang