PART 3

681 43 0
                                    

-Bukan tentang memiliki diri namun Tentang memiliki rasa ini-
•Safira Hawa Adinda

.....

"assalamu'alaikum Fikri, pa Refan." Salam Zahra pada kedua pria di depannya, dengan nada riang seperti biasa.

"Wa'alaikumsallam." Jawab Fikri dan Refan secara bersamaan.

"Eh Killa yah?" Tanya Fikri ramah pada Zahra.

Yah orang-orang sekolah memanggil Zahra
dengan nama panggilan 'Killa'.

Mungkin mereka mengambil nama depan Zahra untuk memanggil namanya itu, hanya ibu, Safira, dan orang terdekatnya saja yang memanggil Zahra dengan nama panggilan 'Zahra' padanya. Katanya itu panggilan sayang menurut Zahra nya sendiri, karena memang jarang orang yang memanggilnya dengan nama 'Zahra'.

"Iyah benar." Ucap Zahra dengan nada manis, sambil menormalkan detak jantungnya.

"Kalo ini Safira kan,, yang mendapat peringkat pertama di sekolah." Fikri bertanya sambil memperhatikan wajah Safira yang sedang menunduk.

" Iyah betul, emm.. tapi bisa gak tentang peringkatnya gak di bawa soalnya gak enak." Ucap Safira sambil menunduk malu,karna ada Refan di sana.

"Eh iya Pa Refan kemana ajah,,ko udah satu bulan ini saya gak liat bapa di sekolah?" Ucap Zahra yang mencoba memulai pembicaraan.

"Ada." Jawab Refan secara singkat,jelas,dan padat. Jangan lupakan rautnya yang dingin itu.

"Oh gituh, hemm mungkin aku nya aja ya,, yang terlalu fokus belajar buat ujian jadi jarang bertemu dan ngobrol sama orang." Zahra menjawab sambil menggaruk kerudung belakangnya.

Sementara itu Syafira hanya diam dan menunduk malu.

"Oh Iyah kalian mau kemana?" Ucap Fikri yang merasa perbincangan ini semakin kaku.

"Kami mau-"ucap Zahra namun di potong oleh Syafira.

"Kami mau ke mushola, kebetulan ketemu sama Fikri dan pa Refan jadi sekalian nyapa." Balas Syafira cepat.

"Ehh I-Iyah kami mau ke mushola..Bentar lagi kan adzan Dzuhur nah jadi kami mau siap-siap sholat." Ucap Zahra gelagapan.

"Ahh begitu, oh iya. saya baru ingat, saya juga di mau menghadap Bu Rina, tadi beliau memanggil saya. Mari Zahra, Safira, pa Refan. Saya permisi dulu, assalamu'alaikum." Pamit Fikri dengan sopan.

" Wa'alaikumsallam." Jawab mereka bertiga serempak.

Setelah kepergian Fikri tinggal tersisa 3 orang di sana,  sehingga merasa cukup canggung bagi mereka untuk saling menyapa. Kemudian mulailah petakilan nya Zahra keluar setelah pujaan hatinya melenggang pergi.

"Emm pa Refan." Ucap Zahra mencairkan suasana

"Iya." Jawab Refan dengan muka datar nya

"Nilai kami gimana pa, apakah cukup memuaskan?" Zahra mencoba bertanya pelajaran agar tidak terlalu canggung, namun dia juga sadar ada seseorang yang terus bergemuruh dengan hatinya dari awal kedatangannya itu.

"Lumayan bagus, apalagi nilai Safira." Blushh wajah Syafira langsung memerah dan semakin menundukkan wajahnya. "Eh iya, Syafira kamu kenapa ko diem ajah dari tadi?" Tanya Refan ragu.

"Gapapa ko pa." Jawab Syafira sambil menahan letupan di hatinya, dan berusaha menormalkan nada bicaranya.

"Iyah pa hawa gapapa ko cuman-aduh." Rintih zahra saat mendapat cubitan mendadak dari Safira.

"kamu kenapa Killa?" Tanya refan bingung.

"Gapapa pa saya tadi serasa kegigit semut." Jawab Zahra cepat sambil melirik kepada safira.

TAKDIR CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang