Aku kembali lagi yoyyy,
Gak usah banyak pidato cuss ajah yukk langsung baca, maaf yoyy kalo typo bertebaran dimana-mana 👌.....
"maaf ya nak Refan Zahra sudah merepotkan nak Refan, ini yang ibu khawatirkan tentang Zahra. Dia suka manja kalau lagi sakit, Zahra lebih memilih di perhatikan daripada memilih langsung meminum obat, jadi harus sabar kalo ngurus Zahra saat sakit" ujar ibu Zahra panjang lebar pada Refan, setelah dia ngurus Zahra tadi.
Sekarang ibunya Zahra dan Refan sedang duduk berdua di ruang tamu rumah Refan.
"Iya Bu gapapa ini juga tanggung jawab Refan sebgai suami kan dan Refan juga baru tahu juga sih...kalo Zahra manja saat sakit" balasnya dengan tulus
"Ibu harap nak Refan tidak kesal yah sama sifat Zahra yang satu ini"
"Enggak ko Bu, Refan berusaha untuk ngerti. karena setiap orang memiliki kelemahannya masing-masing" ujar Refan halus
"Nak Refan pengertian banget yah"
"Ahh tidak Bu, saya hanya..." Belum selesai bicara ibu Zahra memotong ucapan Refan
"Ibu tahu nak Refan tidak menyangka jika semua ini akan terjadi, namun ibu percayakan Zahra pada nak Refan. Ibu mohon bahagiakan dia nak, karena setelah di tinggal oleh ayahnya dia berubah dan sangat bertolak belakang dari sikapnya yang dulu. Zahra berusaha menjadi sosok yang kuat, tidak menuntut dan juga tidak memaksa ibu jika menginginkan sesuatu. Dia hanya akan melakukan apa yang bisa dia lakukan nak, Zahra yang dulu itu keras kepala dan juga sangat manja, namun setelah ayahnya pergi entah hidayah dari mana. Dia berubah menjadi gadis tertutup dan hanya diam jika dicibir oleh orang lain, hingga Zahra kenal dengan nak Safira akhirnya sifatnya yang dulu sedikit-sedikit telah kembali...namun sayang Safira pergi meninggalkan dirinya saat ini" ibu Zahra menjelaskan nya tanpa henti kepada Refan
Refan mendengarkan ucapan mertuanya dengan baik, dia sempat sakit ketika mertuanya membahas tentang Safira, namun dia lebih memperhatikan Zahra untuk sekarang apalagi dia merasa selama ini gagal sebagai suami untuk Zahra.
Dia bukannya menjadi sosok yang mendukung Zahra agar dapat mengisi kekosongan ayahnya dahulu dan juga dapat membangkitkan semangat dalam hidupnya Zahra. Namun dia malah menambah beban istrinya tersebut, maka mulai saat ini Refan akan berusaha menjadi suami yang baik untuk Zahra dan mencoba untuk menerima kehadirannya saat ini.
"Maaf yah nak Refan ibu bicaranya kepanjangan, entah kenapa bawaannya pengen cerita ajah" lanjut ibu Zahra
"Iya gapapa Bu... Refan paham ko, sebelumnya maaf kalau Refan belum bisa menjadi suami yang baik untuk anak ibu" ucapnya dengan tulus
Ibu Zahra tersenyum mendengar ucapan Refan, dia merasa senang karena Refan sudah mulai berubah dari sebelumnya. Sebab dia merasa sedih ketika anaknya selalu curhat tentang perlakuan suaminya pada dirinya, namun entah mengapa mendengar ucapan menantunya saat ini. Ibu Zahra merasa lega dan bahagia, semoga saja benar dugaannya bahwa Refan mulai menerima Zahra sebagai istrinya.
"Ibu udah makan?" Tanya Refan tiba-tiba
"Sudah, tadi sebelum nak Refan datang" jawabnya
"Yaudah... Refan mau naik dulu ke atas, lihat kondisi Zahra. Kalo misalnya ibu lapar di kulkas ada makanan, oh iya malam ini ibu nginap ajah yah di sini. Takut ada apa-apa juga nanti sama Zahra" ucap Refan
"Baik nak" balasnya
Refan meninggalkan ibu Zahra di ruang tamu, dan langsung melenggang menuju kamar Zahra.
•∆•
Refan masuk ke dalam kamar Zahra tanpa mengetuk terlebih dahulu, karena dia tidak ingin mengganggunya saat tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (END)
Romancehidup memang penuh lika liku, hingga akhirnya sebuah pengorbanan yang menjadi sebuah tindakan. akan tetapi tidak semua pengorbanan itu dibenarkan, malah menjadi sebuah bumerang bagi kehidupan. begitu pula kisah cinta kedua insan yang ditakdirkan unt...