PART 34

445 22 0
                                    

Zahra dibuat gelisah saat ini, karena Safira tak kunjung membuka matanya. Dia di buat bingung antara meminta bantuan pada orang lain atau tidak, sebab kalau dia menghubungi orang lain. Otomatis Refan akan mengetahui keberadaan Safira bahwa wanita yang pernah suaminya itu cintai telah kembali.

Sebagai wanita yang baru merasakan cintanya terbalaskan, merasa takut kalau harus merasakan kehilangan lagi untuk kedua kalinya.

Cukup lama Zahra menunggu akhirnya ada pergerakan dari Safira, hingga mata sayu itu terbuka sepenuhnya.

"Za..h..ra.." panggil Safira terputus-putus

Zahra senang dan sedih melihat kondisi Safira saat ini, sahabatnya itu terbaring lemas dengan kesakitan yang dia rasakan saat ini. Tanpa sadar air mata Zahra lolos secara perlahan.

"Kok kamu nangis Zahra?" Tanya Safira pelan

"Sejak kapan Hawa?" Zahra balik bertanya pada Safira

"Aku senang kamu memanggil aku dengan nama itu, karena hanya kamu yang memanggil aku dengan nama itu" jawab Safira senang

"Aku tanya lagi sama kamu, sejak kapan?" Keukeuh Zahra

"Kamu sudah tahu yah rupanya" tatapan Safira berubah menjadi sendu

Zahra hanya terdiam mendengar ucapan Safira.

"Aku mengetahuinya sekitar 5 bulan yang lalu, ketika masih berhubungan dengan mas Refan...lucu yah Zahra hidup aku saat ini, dulu aku begitu merasa sempurna. Memiliki kasih sayang, cinta dan juga rasa dilindungi, namun sekarang impianku menghilang satu persatu. Hingga mamah pergi untuk selamanya sebelum dia tahu kondisi aku seperti sekarang ini dan juga selemun aku mengucapkan kata terakhir untuknya...Zahra  " jeda Safira, " kuliahku terputus setelah kepergian mamah satu bulan yang lalu, papah mengabaikan ku. Aku baru tahu kalau dia tidak menepati janjinya padaku Zahra" Safira menangis, karena dia begitu terpuruk dalam situasi yang dia rasakan saat ini.

Zahra tidak tega melihat Safira menangis, dia menghampiri Safira lalu memeluknya dengan sayang. Karena bagaimanapun Safira adalah sahabat baiknya dulu hingga saat ini, waalu dia terkadang merasa bimbang dengan keputusannya.

Setelah merasa baikan, Safira lalu melihat ke arah Zahra dengan tatapan sendu.

"Zahra...aku ingin meminta bantuan kamu, sekali lagi sebelum aku pergi untuk selamanya dari hidup kamu" Pinta Safira dengan tatapan memohon pada Zahra

Zahra bingung harus bagaimana saat ini, apakah dia harus melepaskan lagi setelah berhasil dia genggam. Atau mempertahankan dan mengabaikan Safira, tapi Zahra memilik hati dalam dirinya diapun merasa dilema saat ini dia tidak boleh gegabah mengambil keputusan dahulu.

"Maaf Safira, untuk sekarang aku belum bisa menjawab. Mungkin akan aku pikirkan dahulu, dan maaf aku harus segera pulang hari sudah semakin sore. Ibu pasti nyariin aku" Zahra terpaksa berbohong pada Safira karena tidak mau menyakiti hati sahabatnya itu.

"Yaudah gapapa. Kamu pulang ajah aku aku istirahat dulu, aku harap saat kita bertemu lagi kamu bisa menjawabnya seperti harapanku Zahra. Dan makasih sudah membawa aku kemari yah" ujar Safira sambil tersenyum pada Zahra

"Iya Hawa sama-sama, aku pamit pulang dulu Assalamualaikum" ucap Zahra pamitan pada Safira

"Waalaikumsallam, hati-hati" balas Safira

Safira terus memandang kepergian Zahra, hingga tubuh sahabatnya mengihlang dibalik pintu ruangannya.

✧✧✧✧✧✧✧✧

"Assalamualaikum" salam Zahra ketika memasuki rumahnya

"Waalaikumsallam" sahut dari dalam

"Tumben pulangnya telat, pasti banyak banget tugasnya yah?" Tanya Refan lembut

TAKDIR CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang