•Rela atau tidak yang namanya cinta pasti akan jatuh terluka atau bahagia•
.....
"Boleh Zahra" pinta Refan begitu halus,
Zahra termenung beberapa saat mendengar permintaan Refan, satu sisi dia ingin menjadi istri yang berbakti sepenuhnya. Dan disisi lain dia takut ini hanya bualan semata, tapi apa boleh buat jika suami meminta dia tidak boleh menolak, sebab ibunya berpesan pada Zahra 'walau kita tidak di anggap ataupun di perhatikan oleh suami kita, bahkan ketika kita melakukan sesuatu untuknya. Tapi tidak pernah dia hargai tidak apa, mungkin itu sebuah ujian untuk kita, akan tetapi ingat jika suami meminta hal yang masih bisa kita berikan maka kita tidak boleh menolak, sebab itu suatu perintah yang bilamana kita tolak akan berujung dosa untuk kita' itu kalimat yang Zahra ingat saat ini.
Maka dengan yakin dan ikhlas Zahra mengangguk setuju dengan permintaan Refan padanya.
Refan tersenyum setelah mendapat lampu hijau dari Zahra, dia segera melepas hijab yang sedang Zahra kenakan sekarang.
Terpampang wajah Zahra tanpa balutan hijabnya saat ini, dan Refan baru pertama kalinya melihat Zahra tanpa mengenakan hijab pada kepalanya semenjak menikah.
'cantik' batin Refan terkesima
"Apakah kamu ikhlas Zahra?" Tanya Refan hati-hati
"Insyaallah Allah mas, karena Zahra tidak ingin menjadi istri durhaka" jawabnya dengan yakin
Refan yang sudah hilang kesadaran dan terhalang oleh hasratnya, lantas mendekatkan wajahnya pada Zahra.
Benda kenyal nan lembut itu saling bertemu, Refan baru mengecup bibir Zahra. Hingga lama kelamaan menjadi lumayan, Zahra sempat menegang ketika bibir Refan menempel pada bibirnya, tapi dia mencoba mengimbanginya dengan pelan dan hati-hati, karena ini adalah ciuman pertama Zahra seumur hidupnya dan ciuman ini dia berikan untuk suaminya seorang dan akan begitu selamanya.
Mereka berdua hanyut dalam ciuman itu, lalu Refan mulai membuka pakaian Zahra dan pakaian miliknya, dan akhirnya malam yang gelap dan kesunyian malam itu menjadi saksi persatuan mereka berdua sebagai suami istri.
.....
Zahra sayup-sayup mendengar adzan subuh berkumandang, dia membuka matanya pelan. Saat kesadarannya sudah penuh dia merasa ada yang aneh, ini bukan kamar miliknya, dan tunggu...tangan siapa yang berada di atas perutnya.
Bagai pecahan kaca ingat Zahra kembali mengingat kejadian semalam bersama Refan, dia malu sendiri mengingat kejadian itu. Dengan hati-hati Zahra melepaskan tangan Refan di perutnya, lalu memungut pakaiannya dengan pelan agar tidak menggangu Refan yang sedang tidur nyenyak saat ini.
Dengan malu Zahra begitu cepat meninggalkan kamar milik Refan dan kembali ke kamarnya untuk segera mandi besar, lalu melaksanakan kewajibannya.
.....
Pagi hari
Refan merasa berat di kepalanya saat ini, seperti ada batu seberat satu kilo yang menimpa kepala miliknya saat ini.
Ketika dia hendak bangun, dia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Dengan langsung duduk dan melihat kedalam selimutnya, ternyata benar dia tidak berbusana sama sekali saat ini.
Lalu Refan melihat sekelilingnya, dan benar saja pakaiannya berantakan di bawah sana dan juga ada kerudung yang berbaur dengan pakaian miliknya, Refan segera bangun dari tempat tidurnya dan langsung pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (END)
Romancehidup memang penuh lika liku, hingga akhirnya sebuah pengorbanan yang menjadi sebuah tindakan. akan tetapi tidak semua pengorbanan itu dibenarkan, malah menjadi sebuah bumerang bagi kehidupan. begitu pula kisah cinta kedua insan yang ditakdirkan unt...