"Zahra!!!" Teriak Safira takut
Dan...
Tiba-tiba lampu cafe menyala kembali, lalu mereka berjejer untuk memberikan kejutan kepada Safira.
"HAPPY BIRTHDAY SAFIRA!!" ucap mereka serempak yang ada di sana, bahkan seluruh karyawan Kevin ikut andil dalam acara itu.
Refan membawa kue kearah Safira, Azkia dan Zahra masing-masing memegang balon, Kevin memegang kamera, David membawa bunga yang Refan titipkan untuk diberikan kepada Safira.
Safira yang melihat mereka semua memberikan kejutan padanya, merasa terharu apalagi dia tadinya merasa tidak akan ada yang memberikannya kejutan.
"Ayo dong tiup lilinnya Hawa" ucap Zahra antusias, karena melihat Safira yang begitu terharu dan diam cukup lama
Safira lalu memejamkan matanya dulu sebentar, kemudian meniup lilinnya.
"Kamu suka?" Tanya Refan
"Iyah mas" jawab safria sambil tersenyum bahagia
"Oh Iyah tutup mata, mas mau kasih hadiah buat kamu" ujar Refan
"Memang masih ada mas?"
"Iyah" jawab Refan ramah
"He'em"
Safira memejamkan matanya, kemudian Refan menurunkan sebelah kakinya seperti hendak ingin melamar seorang kekasih, dan benar saja. Lantas dia mengeluarkan sebuah kotak kecil lalu membukanya, di dalamnya ada sebuah cincin cantik yang begitu elegan.
"Sekarang buka matanya" ujar Refan
Ketika Safira membuka matanya, dia kaget dengan posisi Refan sekarang, apalagi ada sebuah cincin di tangannya.
"Safira Hawa Adinda...maukah kamu menjadi pasangan halalku, menua bersamaku, memiliki anak dariku, dan hidup bahagia dalam ikatan halal baik agama dan juga negara, Will you marry me?" Itu adalah ucapan yang paling Refan ungkapkan selama bertahun-tahun dia pendam.
Safira berkaca-kaca mendengar ucapan Refan, lantas menganggukkan kepala, yang artinya dia menyetujui itu.
Semua orang disana bahagia dan juga kaget dengan kejutan yang Refan berikan kepada Safira, namun ada seorang wanita yang begitu kaget dan juga sakit hati dengan kejadian ini.
Zahra mundur perlahan lalu pergi meninggalkan acara itu, tanpa ada yang mengetahui bahwa dia telah pergi, karena mereka begitu menghayati adegan romantis di hadapannya.
Zahra berada di luar cafe, mencoba untuk meredakan rasa sakit yang dia terima, rasa kecewa atas dirinya sendiri, begitu bodohnya dia mencintai pria yang justru mereka begitu saling mencintai satu sama lain.
Dia tidak menyangka jika harus menjadi sakti cinta mereka, cukup sudah dia menyimpan rasa ini begitu lama, cukup sudah dia menderita, dia tidak ingin lebih lama dan akan mencoba untuk melupakan, karena sudah tidak ada lagi ruang untuknya masuk ke dalam hati Refan.
Zahra juga tidak ingin merusak hubungan orang lain, apalagi sahabatnya sendiri, sudah cukup rasa yang dia miliki hanya sampai sini!!
"Kak Zahra" panggil Azkia pelan,
Azkia tadi mencari Zahra sebab dia tahu bagaimana perasaan Zahra setelah melihat kejadian tadi.
Zahra menghapus air matanya, lalu melihat ke arah Azkia.
"Iya" jawan Zahra dengan parau
"Kakak yang sabar yah, aku tau ini berat. Namun kakak pasti bisa melewatinya" Azkia mencoba memberikan kekuatan kepada Zahra
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (END)
Romancehidup memang penuh lika liku, hingga akhirnya sebuah pengorbanan yang menjadi sebuah tindakan. akan tetapi tidak semua pengorbanan itu dibenarkan, malah menjadi sebuah bumerang bagi kehidupan. begitu pula kisah cinta kedua insan yang ditakdirkan unt...