PART 41

593 24 0
                                    

kau angkap perasaan seperti layangan terbang, yang begitu mudah untuk kau tarik ulur begitu saja.

setelah peristiwa kemarin Refan memutuskan untuk bertemu kembali dengan Fikri, karena hanya Fikri yang mengetahui keberadaan Zahra sekarang ada dimana. tanpa waktu panjang Refan langsung bertanya pada Fikri tentang istrinya.

"pertama-tama saya ingin bertanya dahulu sama kamu Fikri" jeda Refan, "ada hubungan apa kamu sama Zahra?" lanjutnya dengan nada tidak bersahabat.

"saya-" belum selesai Fikri menjawab, Refan kembali berbicara.

"kenapa waktu kemarin kamu bilang Zahra itu 'orang special' buat kamu?" tekannya.

"itu karena-" belum selesai menjawab, sudah kembali di potong oleh Refan.

"kamu tau tidak kalau Zahra itu-" belum selesai Refan berbicara, giliran Fikri yang memotong ucapannya.

"istri bapak" sahutnya dengan cepat.

Refan terdiam setelah mendengar ucapan Fikri tadi, dia kaget sekaligus senang kalau Fikri tahu, itu berarti Fikri tidak mungkin ada hubungan khusus dengan istri orang, tapi itu tidak menutup kemungkinan juga diantara mereka berdua jika saling suka.

apalagi Zahra sudah hilang komunikasi dengan Refan berbulan-bulan.

"semalam Zahra sudah menceritakan semuanya sama saya pak" lanjut Fikri.

"selama ini dia hanya menceritakan tentang suaminya, namun tidak pernah cerita nama suaminya itu. saya sebagai orang baru yang dekat dengannya tidak mungkin bertanya levih dalam, kalau dia tidak cerita kepada saya" jelas Fikri dengan santai.

"sebab saya tahu, dari ucapan yang Zahra ceritakan pada saya. begitu banyak sakit hati yang dia tanggung, saya juga sudah tahu kalau dia pernah suka sama saya waktu masih sekolah" jeda Fikri, "saya hargai kejujuran Zahra, maka dari itu saya hanya menganggap Zahra sebagai sahabat tidak lebih pak...sampai kejadian kemarin saya begitu syok, kalau ternyata lelaki brengsek yang Zahra ceritakan dan selalu rindukan itu adalah bapak!" tekannya dengan raut kesal.

"dan sangat saya sayangkan, bapak itu dari dulu sampai sekarang adalah orang yang saya salutkan pak. tapi saya sedikit kecewa dengan tindakan bapak terhadap orang yang saya anggap special itu" jawab Fikri dengan raut tak terbaca, lalu menyudahi ucapannya.

Refan merasa tertampar oleh ucapan Fikri tadi, dia merasa menjadi pria brengsek selama ini. sudah jelas Zahra banyak berkorban untuk dirinya, namun apa yang dia balas untuk istirinya, nyatanya dia membalas dengan rasa sakit dan sakit hingga istrinya pergi meninggalkan dirinya.

"kalau bapak benar-benar menyesal dengan perbuatan bapak dulu pada Zahra, saya akan mencoba untuk membantu bapak. karena bukan hanya tentang perasaan Zahra pada bapak, tapi juga tentang anak yang sedang Zahra kandung sekarang" ujar Fikri.

Refan kembali dibuat kaget oleh ucapan Fikri padanya, apakah benar kalau dia kan menjadi seorang ayah.

kalau itu benar, maka dia akan lebih bersalah lagi. sebab dia sudah menyakiti hati istrinya dan dia juga nanti akan menyakiti anaknya yang tidak mendapat perlakuan baik dari calon ayahnya.

dengan tatapan sayu Refan menatap Fikri lekat.

"antar saya untuk bertemu Zahra, saya ingin memeperbaiki semua kesalahan yang pernah saya lakukan padanya." ucapnya dengan yakin.

"baiklah saya akan mengantar bapak untuk bertemu dengan Zahra, saya harap saat nanti bapak di tolak oleh Zahra. bapak jangan pernah patah semangat, apakah bapak sanggup?" tawar Fikri lantang.

"ya saya akan terus mencoba, sampai Zahra mau memaafkan saya. dan kembali membangun keluarga seperti dulu lagi" balas Refan.

"baiklah mari kita menuju rumah Zahra" ajak Fikri ramah.

TAKDIR CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang