" kita seakan seperti langit dan tanah, sangat sulit untuk saling gapai dan seakan mustahil untuk bersama"
.....
Sekarang Zahra sedang berada di taman kota dengan Kevin, entah Zahra juga tidak tahu mengapa Kevin mengajak nya kemari. Tadi setelah Safira mengajak Zahra untuk menghampiri Refan dan Kevin, tidak lama Refan mengajak Safira untuk makan siang dan hasilnya sekarang Kevin bersama dengannya berdua pula, untung di tempat ramai mereka berdua nya, yah walau harus duduk dengan jarak sekitar 1 meter.
Kevin yang merasa tiba-tiba canggung dan gugup, mencoba untuk mencairkan suasana.
"Killa" panggil Kevin ramah seperti biasanya
"Iya kak" balas Zahra dengan canggung
"Ada yang mau kakak sampaikan sama kamu" Kevin mencoba menormalkan nada suaranya agar tidak kelihatan gugup
"Tentang apa?" Tanya Zahra
"Maaf sebelumnya jika kakak lancang, namun kakak sudah meyakinkan hati kakak, selama ini kakak ternyata memang menyukai kamu Killa, kakak sadar akan hak itu sudha lama bahkan awal kita bertemu, namun kakka tidak berani mengutarakannya saat dulu. Apalagi kamu yang baru keluar sekolah, tapi sekarang kakak mencoba untuk lebih berani, agar tidak ada salah paham diantara kita nantinya. Jadi kesimpulan kakak adalah, dengan bismillah, maukah Killa untuk kakak persunting kedepannya?" Dengan lantang dan berani Kevin mengutarakan isi hati dan tujuannya kepada Zahra.
Zahra yang di buat kaget, hanya diam dan menunduk seperti menimang sesuatu.
Beberapa menit mereka berdiam diri, tanpa ada yang berkata, akhirnya Zahra menjawab perkataan Kevin padanya.
"Sebelumnya Killa mau berterimakasih sama kakak, karena sudah menyimpan harapan pada Killa, tapi maaf banget kak. Killa bukannya sok jual mahal atau gimana, tapi untuk perkara hati itu tidak ada yang tahu kak, maka dari itu Killa hanya menganggap kak Kevin seperti kakak sendiri. Dan untuk sekarang Killa akan fokus dulu untuk kuliah dan juga membahagiakan ibu. Saat Killa bersama kak Kevin itu,entah mengapa Killa merasa seperti sedang bersama ayah Killa. Kakak itu sudah Killa anggap sebagai pelindung diri Killa, maaf jika Killa egois. Namun Killa tidak bisa memaksakan hati Killa kan ka, dan Killa harap kakak tidak kecewa kepada Killa yah. Maaf kak dan terimakasih atas perhatian kakak sama Killa selama ini" Zahra menjawab dengan panjang lebar kepada Kevin, di iringi dengan air mata yang terus menetes, karena merasa bersalah kepada pria sebaik Kevin. Namun bagaimana lagi sebab dia tidak ingin menjadikan Kevin sebagai pengganti atas luka untuk hatinya saat ini, biarkan dahulu untuk diriny dapat menata hati kembali, itu yang ingin dia lakukan sekarang.
Kevin merasa hatinya remuk, ketika mendengar jawaban yang Zahra berikan padanya. Namun setelah mendengar keluhan Zahra dia mengerti bahwa wanita di sampingnya sekarang ini, seperti menanggung luka yang begitu dalam. Rasa kasih yang melebihi dirinya, Kevin yang awalnya kecewa. Tapi setelah melihat air mata yang Zahra teteskan entah mengapa hatinya lebih sakit lagi, apa benar ucapan Zahra tadi, bahwa dia memiliki ikatan namun tidak sedarah itu. Setelah peristiwa ini Kevin tidak akan pernah membenci Zahra, bahkan dia akan melindungi Zahra, walau sakit yang harus dia terima kedepannya. Dia akan berusaha menjadi kakak yang baik untuk Zahra, tapi semoga saja Zahra nanti bisa membuka hati untuknya.
Mereka terdiam cukup lama setelah penjelasan Zahra tadi, Kevin melihat ke arah Zahra merasa bingung, dia harus bagaimana sekarang. Apalagi melihat Zahra yang terus menunduk dari tadi, diapun akhirnya memutuskan untuk berbicara pada Zahra.
"Killa" Kevin memanggil Zahra
"Iya ka" sahut Zahra
"Kakak lega kamu jujur sama kakak" ujarnya dengan tersenyum getir. " kakak juga menghargai keputusan kamu, kakak gak akan paksa kamu ko. Dan kakak harap kedepannya kita akan tetap sama yah, jangan sungkan atau ragu sama kakak. Kan kamu sendiri yang bilang kalo kakak sudah kamu anggap pelindung, terus kalo misalnya kamu menjauh atau menghindari kakak. Ntar gimana cara kakak melindungi kamu nya nanti" sambung Kevin sambil menggoda Zahra seperti biasa
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (END)
Romancehidup memang penuh lika liku, hingga akhirnya sebuah pengorbanan yang menjadi sebuah tindakan. akan tetapi tidak semua pengorbanan itu dibenarkan, malah menjadi sebuah bumerang bagi kehidupan. begitu pula kisah cinta kedua insan yang ditakdirkan unt...