Secret

3.4K 246 0
                                    

(memakai bahasa Indonesia)

"Y/n sayang" ucap Wijaya lembut namun, menyiratkan keseriusan.

"Iya ayah, kenapa?" Tanya y/n sambil membenarkan duduknya.

"Ada sesuatu yang ayah ingin sampaikan" ucap Wijaya.

"Apa itu?" Tanya y/n.

Beberapa saat hanya keheningan, y/n bingung dengan gerak gerik ayahnya itu.

"Ayah tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan?" Selidik y/n.

"Sebenarnya, ayah memiliki penyakit yang susah di sembuhkan" ucap Wijaya sambil menatap tepat di kedua bola mata milik y/n.

Y/n yang mendengar itu hanya bisa mematung sesaat. Ia masih bingung dengan apa yang di ucapkan oleh ayahnya.

"Maksud ayah apa? Y/n enggak mudeng" ucap y/n yang masih mencoba untuk mengerti.

"Ayah tau ini berat, ayah juga merasa ini hal terberat ayah. Tapi mau bagaimana lagi, ayah terkena penyakit jantung yang langka. Belum ada obatnya sampai sekarang, ayah tidak tau sampai kapan ayah akan bisa bersama kalian. Ayah hanya takut ini hari terakhir ayah bersama kalian. Jadi ayah berusaha ada untuk kalian di hari hari terkahir ayah" jelas Wijaya dengan memegang kedua tangan y/n.

"Ayah enggak boleh ngomong kayak gitu, ayah pasti kuat. Kenapa ayah hanya membicarakan ini kepada y/n, bang Putra (Haneul) dan bang Rehan (Youngjae) harus tau" ucap y/n sambil menghidupkan ponselnya.

Baru saja ingin y/n ingin menelpon Haneul ponselnya sudah di rebut oleh Wijaya.

"Ayah kembalikan hali y/n, y/n harus beri tau hal ini ke Abang" ucap y/n.

"Hey y/n sayang, dengarkan ayah hm? Ayah percaya kamu paling kuat diantara Abang abang kamu, jadi ayah memberikan tau hal ini hanya ke kamu. Jangan beri tahu kepada Abang abang kamu, ini menjadi rahasia kita berdua. Ayah janji akan terus berusaha melawan penyakit ini. Jadi kita harus sama sama menguatkan okay?" Ujar Wijaya.

Y/n pun menganggukan kepalanya, mereka berdua pun berpelukkan. Di tengah mereka berpelukkan datanglah 2 orang remaja.

(Memakai bahasa Indonesia)
"Ada apa nih?" Tanya Haneul.

"Ih Abang, ngagetin aja" ujar y/n

Mereka berempat kembali berkumpul seperti tidak ada yang terjadi di antar y/n dan Wijaya.

Skip

Pagi pagi sekali y/n sudah bangun dari tidur nyenyak nya. Hari ini ia ingin membuat sarapan untuk ayahnya yang sekarang sedang menginap di dorm mereka.

Saat serius berkutat dengan alat masaknya, satu ketukan meja mengalihkan fokus y/n.

(Memakai bahasa Indonesia)

"Oh ayah, sudah bangun?" Ucap y/n saat mengetahui bahwa ayahnya yang mengetuk meja.

"Iya, sedang masak apa?" Tanya Wijaya lembut.

"Makanan kesukaan ayah, soto bening rendah lemak" ucap y/n sambil mengolah masakannya.

Wijaya tersenyum, ia bangga dengan anak paling kecilnya ini. Banyak sekali hal yang bisa di lakukan oleh y/n. Sama seperti mamanya (Ranti).

Wijaya hanya tersenyum saat menatap punggu y/n. Postur tubuhnya pun sama persisi seperti Ranti, namun yang membedakan adalah tinggi badannya.

"Ayah kenapa sih? Liatin y/n kayak gitu banget" ucap y/n saat melihat ayahnya memandangnya dengan tatapan seperti itu.

"Cuma mengingat mama" ucap Wijaya.

Y/n hanya menganggukan kepalanya, dan melanjutkan masak memasaknya.

Beberapa saat kemudian datanglah 4 remaja laki laki dengan ciri khas orang baru terbangun dari mimpinya. Dan mereka berempat pun duduk di kursi masing masing.

"Makanan siap, ayah dan Abang abangku sekalian selamat menikmati" ucap y/n gembira.

Y/n menunggu reaksi ayah dan Abang abangnya tentang masakannya. Beberapa saat mereka hanya terdiam, dan dengan kompak mereka mengangkat kedua jempol mereka. Y/n tersnyum dan ikut duduk di kursinya dan menyantap sarapannya bersama sama.

TBC
Thx
Xoxoxo

Y/n and Brothers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang