part 4| Rasa🌱

1.3K 104 13
                                    

Aretha sedang melamun di kelas saat guru menerangkan pelajaran. Ucapan Sandy saat di UKS terus terngiang-ngiang di pikirannya, membuat Aretha tidak bisa fokus. Ingatan kejadiannya di UKS sekolah kembali terlintas di pikiran Aretha.

Flashback

"Lo bukan siapa-siapa gue yang harus tahu apa masalah gue," kata Aretha lalu pergi dari UKS.

"kalau gitu, bikin gue jadi siapa-siapa lo, bagian dari kehidupan lo, jadi kalau lo ada masalah bisa cerita ke gue"

Aretha tidak membalas perkataan Sandy, dia langsung keluar dari UKS dengan wajah kesal dan kembali ke kelasnya. Sandy sendiri hanya diam melihat Aretha mulai pergi menjauh dari hadapannya.

Flashback end

Aretha mengacak-acak rambutnya, Gebby yang berada di sebelahnya merasa bingung dengan kelakuan Aretha. Tanpa Aretha sadari, dia menggebrak meja cukup keras sampai-sampai guru yang mengajar dan seiisi kelas melihat dirinya. Aretha menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sekeliling.

"Aretha kamu kenapa?" Tanya guru itu.

"Gak Bu, ini tadi ada semut," ucap Aretha sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

Guru yang di depan meneruskan kegiatan pembelajaran. Aretha memperhatikan, namun pikirannya masih fokus dengan kejadian di UKS. Saat bel istirahat berbunyi, Gebby tidak bisa ikut Aretha ke kantin karena harus mengikuti bimbingan untuk lomba, alhasil Aretha menuju kelas Alta untuk mengajak ke kantin bersama

"Woy Al, kantin yuk. Gebby gak bisa ikut ke kantin karena bimbingan, jadi gue sendirian deh" ucap Aretha menarik lengan Alta.

"Iya iya, sabar dong jangan asal tarik aja," ucap Alta berdiri dan mengikuti Aretha yang menarik lengannya.

Banyak pasang mata yang melihat kedekatan antara Alta dan Aretha. Banyak yang berfikir kalau mereka berpacaran. Bagi Alta dan Aretha, mereka hanya sebatas sahabat dan tidak memiliki rasa satu sama lain. Alta menemani Aretha makan di kantin. Alta merasa gemas dengan Aretha yang makan dengan lahap.

"Ret, kalau makan pelan-pelan aja," ucap Alta membersihkan pipi Aretha yang terkena saos dengan tisu.

Mata mereka saling terkunci satu sama lain. Aretha merasakan pipinya mulai memanas, mungkin pipinya sudah merah. Alta yang melihat pipi Aretha yang merah merasa gemas. Alta mencubit kedua pipi Aretha dengan gemas.

"Ihh gemes deh, pipi lo merahnih," ucap Alta mencubit pipi Aretha.

"Sakit. Pipi gue merah gara-gara gue kepedesan makan ini mie ayam," ucap Aretha melepaskan tangan Alta yang mencubit pipinya lalu meminum jus melonnya.

"Masa sih?" ucap Alta sambil tersenyum manis.

Baru kali ini Aretha merasakan perasaan yang aneh saat diperlakukan semanis ini pada Alta. Terlebih lagi Aretha orangnya mudah sekali baper. Aretha berpikir apa mungkin dia menyukai Alta. Aretha segera menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menghilangkan pikirannya itu.

"Ret, ke rumah gue yuk,” ajak Alta.

"ngapain?"

"Ketemu nyokap bokap gue, mau gue kenalin lo sebagai calon menantunya, gimana?"

Mendengar omongan Alta yang sudah mulai ngawur, Aretha memukul pelan lengan Alta. Alta yang mendapat pukulan dari Aretha hanya bisa tertawa karena berhasil menggoda sahabatnya itu.

"Dasar buaya darat lo."

Saat bel berbunyi semua murid segera masuk ke kelasnya masing-masing. Berbeda dengan Aretha, dia sedang bersembunyi di balik tembok dengan memegang ember penuh air. Menunggu siswa atau siswi yang lewat untuk mendapat keonaran yang Aretha beri.

Bagi Aretha, satu hari tanpa membuat masalah tidak menyenangkan baginya. Aretha bersiap mengguyur seseorang saat mendengar langkah kaki. Langkah itu semakin mendekat dan byurr Aretha menyiram seseorang di depannya. Aretha kaget bukan main. Pasalnya Aretha bukannya menyiram seorang murid tapi dia malah menyiram pak botak. Guru yang terkenal killer.

"Maafin Aretha pak!" ucap Aretha saat berlari menjauh.

"ARETHA ...!!" Teriak pak botak.

Jam pelajaran telah usai, semua murid bergegas untuk segera pulang ke rumah masing-masing, sekarang Aretha sedang menunggu Alta di parkiran. Tak lama Alta berjalan menuju Aretha dengan membawa tas Aretha.

Insiden dengan pak botak tadi, membuat Aretha bersembunyi di toilet hingga jam pelajaran usai. Bukannya Aretha takut, tapi dia tidak mau dihukum dulu. Mungkin besok Aretha akan menerima hukuman dari pak botak.

"Nih tas lo," kata Alta menyerahkan tas Aretha.

"Widih makasih ya, gitu dong baru temen gue," ucap Aretha menepuk pundak Alta.

"Makannya jangan bikin masalah terus," kata Alta melempar helm ke Aretha dan di tangkap dengan mulus.

"Lo tahu sendiri kan, gue gak bikin masalah sehari bikin hidup gue gak tenang," ucap Aretha sambil memakai helm.

"Serah lo dah gadis onar."

Aretha naik di atas motor Alta. Alta mengendarai motornya dengan kecepatan yang sedang, butuh lima belas menit untuk sampai di rumah Alta. Alta memasukkan motornya di garasi diikuti Aretha yang berjalan di belakangnya.

"Ma, pa Alta udah pulang,” ucap Alta memasuki rumahnya diikuti Aretha.

"Anak mama udah pulang ya, ini siapa?"

"Saya Aretha bun, bunda inget Aretha gak,” ucap Aretha menyalami mama Alta yang terbiasa memanggil bunda dulu.

Mama Alta tampak berpikir mengingat sesuatu. Setelah itu, mama Alta memeluk Aretha dengan erat, Aretha membalas pelukan mama Alta. Mama Alta tersenyum melihat Aretha dan dibalas senyuman hangat dari Aretha juga.

"Ini Aretha yang dulu selalu nangis kalau gak dikasih permen sama Alta?"

"Iya bun,” ucap Aretha tersenyum

Mama Aretha membawa Aretha ke dalam rumah, sedangkan Alta pergi ke kamar untuk mengganti pakaian. Aretha ikut membantu mama Alta memasak di dapur, sekalian belajar memasak. Kadang mama Aretha tertawa kecil melihat Aretha kesusahan dalam hal di dapur. Mama Alta sudah mengerti sifat Aretha yang tomboy dan suka membuat masalah. Kadang mama Aretha membantu Aretha dalam membedakan rempah-rempah.

"Akhirnya sudah selesai makanannya. Makasih ya udah tolong bunda," ucap mama Alta.

"harusnya Aretha yang bilang makasih Bun, udah mau ngajarin Aretha masak," ucap Aretha tersenyum.

Aretha membantu mama Alta menata piring-piring makanan di meja makan. Mama Alta memanggil Alta untuk makan siang bersama. Suasana di meja makan dipenuhi dengan lelucon Alta yang receh, tapi mampu membuat Aretha tersenyum. Saat hari sudah mulai sore Alta mengantar Aretha pulang ke rumah.Saat sampai di rumah Aretha segera menuju kamar untuk membersihkan diri. Aretha segera berlari ke dapur untuk menemui mbok Ijah. Aretha meminta mbok Ijah mengajarinya memasak.

"Non, itu bukan garam, itu gula non," tegur mbok Ijah saat Aretha hendak menambahkan sesuatu di nasi gorengnya.

"masak sih Mbok" ucap Aretha.

"Itukan ada tulisannya gula non," kata mbok Ijah menunjuk toples yang Aretha pegang.

Aretha melihat tulisan yang ada di toples itu dan cengengesan tidak jelas. Dia memasukkan satu sendok teh garam. Aretha mulai membolak-balik nasi seperti sudah handal saja. Ketika nasi goreng sudah matang, Aretha mengambil dua piring dan menghidangkan nasi goreng buatannya. Aretha mencicipi nasi goreng buatannya.

"Enak non, non Aretha cepat ya yang belajarnya," ucap mbok Ijah saat di meja makan.

"Ini juga di bantu sama mbok Ijah, makasih ya mbok."

Mbok Ijah mengangguk. Setelah selesai, Aretha bermain ponselnya di dalam kamarnya. Saat sedang asik bermain ponsel, sebuah notif WhatsApp masuk. Seketika senyum Aretha tercetak jelas di wajahnya. Entah kenapa Aretha sesenang ini saat mendapat notif dari Alta.

Next part yuk!!!

Gadis OnarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang