Alta dan Aretha berpamitan ke Zahra untuk segera pulang karena hari sudah mulai sore. Alta mengantar Aretha pulang ke rumahnya.
"Gagal deh, tapi akhirnya lo tahu kalau dia gak duain lo," ucap Aretha saat turun dari motor.
"Gue belum yakin. Besok bantuin gue lagi ya?" ucap Alta memohon pada Aretha.
"Untung lo sahabat gue, kalau gak ogah gue nolongin lo. Udah Sono lo pulang."
"Ngusir nih," ucap Alta tersenyum semanis mungkin.
"Iya, udah sono pulang.”
Alta tertawa lepas melihat wajah kesal Aretha. Alta bergegas untuk pulang ke rumahnya. Aretha segera masuk ke rumahnya. Suasana hatinya tidak enak kali ini. Mungkin, dengan melihat Alta bahagia itu cukup bagi Aretha. Dia harus merelakan Alta.
Kenapa Aretha harus menyukai Alta kalau akhirnya Aretha sendiri yang bisa merasakannya. Aretha akan belajar melepaskan seseorang tanpa membenci. Suara telepon membuat lamunan Aretha buyar.
"Apaan San?" ucap Aretha saat mengangkat telepon dari Sandy.
"Gak usah sedih gitu," kata Sandy dari seberang telepon
"Ngapain gue sedih."
Terdengar Sandy menghela nafas,"gue tahu lo lagi sedih gergara Alta kan. Gak usah bohong sama gue."
"Sa ae lo anakkan Dugong," ucap Aretha dibarengi tawa kecil.
"Gue salut sama lo yang masih bisa ketawa, lo bisa kok coba relain si Alta. Bukan berarti lo udah gak peduli sama dia. Lo harus tahu kapan bertahan dan merelakan."
Aretha tersenyum simpul. Sandy adalah orang selain Gebby yang baru datang di dalam kehidupan Aretha, yang selalu memberi semangat kalau Aretha sedang terpuruk. Kurang lebih dua puluh menit Aretha dan Sandy mengobrol di telepon. Malam harinya, Aretha sedang berjalan pulang dari supermarket untuk membeli beberapa Snack.
Saat hampir sampai di kompleksnya, Aretha tak sengaja melihat Sandy tengah berkelahi dengan dua orang preman, tanpa aba-aba Aretha ikut membantu Sandy. Soal adu gelud mudah bagi Aretha, dia sudah mendapat sabuk hitam karate. Aretha dengan cekatan menangkis semua pukulan dan tendangan dan dengan lincah Aretha mulai memukul titik-titik kelemahan.
"Lo kok bisa di hajar sama tu dua preman kenapa sih," tanya Aretha ketika para preman itu sudah kabur
"Gue tadi mau di begal."
"Ya udah ayo ke rumah gue biar gue obati sama sekalian nebeng, masih kuat bawa motor kan?"
"Heem, masih kuat kok," ucap Sandy tersenyum.
Aretha membawa Sandy ke rumahnya. Saat sampai di rumah, Aretha meminta mbok Ijah menyiapkan air hangat dan obat luka untuk mengobati lebam di sudut bibir Sandy dan di dahinya.
"Pelan-pelan bego," marah Sandy saat Aretha mengobati lukanya.
"Ini udah pelan-pelan dugong," ucap Aretha menekan luka Sandy.
"Au... Jangan lo tekan."
"Makannya diem."
Sandy mengamati wajah Aretha. Sungguh ciptaan tuhan mana yang engkau dustakan. Aretha adalah cewek pertama yang berhasil merebut hati Sandy, bisa dibilang firs love. Melihat sifat Aretha yang berbeda dengan cewek yang biasanya mendekati dirinya. Aretha yang merasa diperhatikan mulai gelagapan.
"In... ini udah," kata Aretha yang mulai gugup.
"Heem makasih ya. Btw lo jago gelud juga" kata Sandy saat Aretha selesai mengobati lukanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Onar
Teen Fiction"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Aretha Zayba Almira yang biasa dipanggil Aretha. Yang sudah pindah sekolah entah sudah berapa kali, hingga takdir mempertemukan Aretha dengan sah...