Bel pulang sekolah hampir berbunyi, Aretha masih dihukum dengan mengepel lantai gedung kelas sebelas bersama Sandy oleh pak botak. Mereka dihukum karena bermain bola basket saat jam pelajaran berlangsung dan membuat kegaduhan. Kadang, Aretha menggerutu tidak jelas kepada Sandy, karena kalau Sandy tidak menantang Aretha pasti dia tidak akan di hukum seperti ini. Aretha dalam satu hari ini sudah tiga kali dihukum, mulai dari berdiri di tiang bendera, membersihkan lapangan basket dan mengepel lantai.
"Ini semua karena lo tahu gak," ucap Aretha masih fokus mengepel lantai
"lha kok gue sih," ucap Sandy menoleh ke Aretha.
"Kalau lo gak nantangin gue main basket tadi, gak mungkin gue dihukum kayak gini. Capek gue hari ini dihukum melulu," ucap Aretha menghentikan kegiatan mengepelnya.
"Lha salah lo sendiri bikin masalah mulu dan lo juga nerima tantangan gue kan," ucap Sandy yang ikut menghentikan kegiatan mengepelnya juga.
Aretha dan Sandy mulai bertatap mata sengit, hingga mereka mendengar suara bel berbunyi menandakan jam pulang sekolah. Mereka masih belum menyelesaikan hukuman mereka. Alta menghampiri Aretha yang sedang mengepel lantai. Tadinya Alta sudah mencari Aretha di kelasnya, namun teman sekelas Aretha tidak melihat Aretha saat jam pelajaran ke lima. Alta juga membawakan tas Aretha.
"Ret, lo dihukum lagi?” tanya Alta bersandar di dinding dekat Aretha.
"iya, sama itu cowok tengil noh. Capek gue hari ini dihukum melulu,” jawab Aretha menunjuk Sandy dengan dagunya.
"Namanya juga lo gadis onar, ya dihukum mulu lah," ucap Alta yang masih bersender pada dinding.
Aretha dan Sandy akhirnya menyelesaikan hukuman mereka. Saat Sandy melihat Aretha pulang bersama Alta di parkiran sekolah, Sandy merasa sedikit sebal. Sandy segera menaiki motornya dan pergi dari lingkungan sekolah. Alta mengajak Aretha ke sebuah toko ice cream untuk berbicara tentang rencana Aretha membantu Alta.
"Ret, gimana rencananya?"
"Ceks biasanya juga lo tinggal tembak kagak pakai rencana kek gini" ucap Aretha sambil memakan ice cream vanillanya
"Lo tahu sendiri kan, gue mau berhenti jadi playboy. Gue mau fokus sama satu cewek doang. Jadi harus ada momen spesialnya gitu,” ucap Alta sambil memakan ice creamnya.
"ya udah, lo tinggal tembak dia di sekolah pakek bunga, lo bisa bilang di tengah lapangan biar kayak di film-film."
"Kurang anti mainstream ah. Udah banyak yang kayak gitu," ucap Alta meletakkan sendok ice creamnya.
Aretha mulai berfikir bagaimana rencananya nanti. Kalau Alta bukan sahabatnya dia tidak mungkin susah payah berpikir seperti ini. Aretha menarik nafasnya dan meletakkan sendok ice creamnya.
"lo udah yakin?"
"yakin gue."
Aretha membisikkan sesuatu di telinga Alta. Alta yang mendengarnya mengangguk-angguk tanda mengerti dan tersenyum senang saat mendengar rencana Aretha.
"Gimana, bagus gak?" Tanya Aretha menopang dagunya
"Lumayan lah" ucap Alta memberikan kedua jempolnya pada Aretha
"gue gitu lho, sekalian kalau ditolak lo gak malu-malu banget. Lo mesen bunganya besok pagi aja, biar masih seger, lo berangkat sekolah juga harus pagi, jangan lupa si Zahra Lo kasih tau.”
"Iya, gue gak mungkin ditolak," ucap Alta melipat tangannya di depan dadanya
Aretha memutar matanya malas mendengar jawaban Alta. Setelah itu, Alta mengantar Aretha pulang ke rumahnya. Saat Aretha memasuki rumahnya, ayahnya sudah menunggu Aretha diruang tamu. Ayah Aretha menghampiri Aretha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Onar
Ficção Adolescente"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Aretha Zayba Almira yang biasa dipanggil Aretha. Yang sudah pindah sekolah entah sudah berapa kali, hingga takdir mempertemukan Aretha dengan sah...