part 31| about Sandy?

734 57 2
                                    

Aretha merasa grogi sekaligus takut karena hari ini pembagian rapot kenaikan kelas. Dia takut usahanya ternyata sia-sia, papa Aretha belum juga keluar dari dalam kelas Aretha. Sandy yang melihat Aretha menggigit bibir bawahnya karena takut mencoba menenangkan Aretha.

"It's oke, semua bakal baik-baik aja kok," ucap Sandy menepuk pelan tangan Aretha.

"Tapi gue takut, gue pesimis," ucap Aretha menundukkan kepala.

"Gak boleh gitu dong, lo harus optimis dan percaya semua ini bakal baik-baik saja. Lo udah usaha dan udah ngeluarin semua kemampuan yang lo miliki," ucap Sandy tersenyum.

Aretha membalas senyuman Sandy. Dia merasa lebih tenang sekarang. Sedangkan rapot Sandy sudah keluar lebih dulu, Aretha tidak heran jika Sandy tidak mengkhawatirkan nilainya, karena Sandy mendapat juara 2 paralel di jurusan IPA. Sangat pintar.

Papa Aretha keluar dengan wajah datar dan tatapan yang sulit diartikan. Melihat wajah papanya membuat Aretha mulai percaya bahwa usahanya sia-sia. Aretha akan tertinggal di kelas. Dia tertunduk lesu, pasti ayahnya sangat kecewa pada Aretha.

"Kamu kenapa lesu gitu?" Ucap papa Aretha mengelus pucuk kepala Aretha.

"Maafin Aretha pa, udah bikin papa kecewa dengan nilai Aretha yang tidak memuaskan," ucap Aretha masih menundukkan kepala.

"Siapa bilang. Nilai kamu bagus Aretha. Papa bangga sama kamu yang udah usaha buat memperbaiki nilai kamu. Kamu mendapat peringkat ke delapan dengan nilai rata-rata 85," ucap papa Aretha yang membuat Aretha memeluk papanya tiba-tiba.

Sandy yang melihat Keakraban Aretha dengan papanya merasa sedih. Dia merindukan papanya juga. Dia tersenyum getir membuat pandangan papa Aretha tersenyum melihatnya.

"Kamu Sandy ya, makasih udah mau bantuin anak saya belajar," ucap papa Aretha memeluk Sandy.

Sandy sedikit kaget. Dia mulai merasakan pelukan seorang ayah. Sandy membalas pelukan papa Aretha.

"Oh ya, nilai kamu gimana? Dan teman kamu yang satu lagi dimana kok gak ada?" Tanya papa Aretha

"Gebby om, Gebby lagi ke ruang kepala sekolah om, dan nilai saya Alhamdulillah baik," ucap Sandy tersenyum.

"Baik banget pa, dia peringkat dua paralel di jurusan IPA" ucap Aretha membuat papa Aretha tersenyum

Sandy membawa Aretha ke sebuah taman, mereka duduk di atas rumput menikmati semilir angin sejuk yang menerpa wajah mereka. Sampai sekarang Aretha masih penasaran dengan ayah Sandy. Aretha tidak pernah melihatnya, dia hanya pernah seklai melihat mama Sandy saat berkunjung kerumahnya.

"San, gue mau nanya. Gue kok gak pernah lihat papa lo ya?" Tanya Aretha.

"Oh, lo gak bisa lihat papa gue Ret, soalnya papa gue itu seorang pesulap," ucap Sandy tersenyum.

"Pesulap?" Ucap Aretha bingung.

"Iya, pesulap. Dia udah ngilang sejak gue masih dalam kandungan mama gue," ucap Sandy melihat Aretha dengan tersenyum.

"Ma...maaf San," ucap Aretha merasa bersalah.

"It's oke. Gak apa-apa kok, tenang aja," ucap Sandy masih menampilkan senyumannya.

Gadis OnarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang