"rasa obat itu pahit, sama pahitnya kayak patah hati"
~Aretha Zayba Almira~
☘️☘️☘️Sudah dua hari ini, Aretha menjauh dari Alta dan sepertinya Alta baik-baik saja tanpanya. Terbukti dengan Alta yang tak pernah lagi mengirimkan dia pesan dan menemuinya di kelas seperti biasanya. Hari ini hari libur, Aretha sedang menunggu Sandy di teras rumahnya. Aretha dan Sandy memang dekat akhir-akhir ini, tidak seperti sebelumnya yang jika mereka bertemu sering bertengkar.
Sandy tahu Aretha masih bersedih hati karena Alta, Sandy juga tahu kalau Aretha suka dengan Alta, tapi bagi Sandy itu tidak masalah. Selagi masih ada kesempatan, Sandy akan berusaha membuat Aretha melupakan Alta dan mencintai dirinya.
Aretha menunggu Sandy enam menit karena jarak rumah Aretha dan Sandy lumayan dekat. Sandy segera melempar helm untuk Aretha dan ditangkap mulus oleh Aretha. Sandy segera mengendarai motornya menuju mall dengan membelah keramaian yang ada di jalan raya. Hanya butuh delapan belas menit untuk sampai di mall. Aretha segera berlari terlebih dahulu menuju timezone.
"Seneng bat lo, kayak anak kecil aja," ucap Sandy menghampiri Aretha yang sudah berlari dulu ke tempat pengambilan koin.
"Biarin mumpung gratis, wlee" ucap Aretha menjulurkan lidahnya.
Aretha bingung ingin memulai dari mana, dia berlari menuju arena basket dan menantang Sandy untuk bermain basket dengannya, Sandy menyetujuinya.
"San, main yuk. Yang kalah traktir ice cream," ucap Aretha melempar bola basket
"Oke, lo nantangin ketua basket ternyata," kata Sandy berancang-ancang untuk melempar bola.
Mereka mulai melempar beberapa bola basket ke dalam ring yang sudah di siapkan. Detik-detik terakhir Aretha berhasil mengalahkan Sandy. Sebenarnya Sandy mengalah agar Aretha menang dan senang. Sandy hanya ingin membuat hati Aretha kembali membaik.
"Kalah lo, katanya ketua basket," kata Aretha berkacak pinggang.
"Halah cuma beruntung doang lo," kata Sandy melipat kedua tangannya di depan dada.
"Dasar, kalah gak mau ngaku. Ya udah yuk, main yang lain juga," ucap Aretha menarik lengan Sandy menuju area permainan yang lain.
Cukup lama mereka bermain di Timezone, mereka berdua tertawa gembira sampai Aretha mengeluh capek dan lapar. Aretha menggoyangkan tangan kanan Sandy Seperti anak kecil, akhirnya Sandy mengajak Aretha ke tempat makan di lantai bawah mall. Hari ini Sandy merasa Aretha sangat manja tidak seperti biasanya yang selalu bikin onar.
"Aretha," panggil Sandy.
"Apaan?" jawab Aretha yang masih menikmati ice cream vanillanya.
"Boleh gak, kalau gue suka sama lo," ucap Sandy membuat Aretha menghentikan aktivitas makan ice creamnya.
Aretha tidak menjawab, dia meminta untuk segera pulang. Aretha merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Malam hari sudah tiba, kicauan burung yang awalnya terdengar kini sudah tergantikan dengan suara serangga malam.
Dia masih memikirkan omongan Sandy di mall tadi. Dia berpikir apa dia harus mencoba membuka hatinya lagi, tapi rasa kecewa yang Aretha rasa terakhir kali mungkin sudah cukup menjawab bahwa Aretha belum mau membuka hati untuk siapapun. Aretha tidak ingin ambil pusing, mungkin omongan Sandy hanya candaan biasa. Lantas Aretha segera tertidur dan masuk ke alam mimpi.
*****
Alarm Aretha sudah berbunyi dan Aretha segera bangun. Saat melihat jam, mata Aretha terbelalak kaget saat jam menunjukkan pukul 06.50 kurang 25 menit lagi gerbang sekolah ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Onar
Ficção Adolescente"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Aretha Zayba Almira yang biasa dipanggil Aretha. Yang sudah pindah sekolah entah sudah berapa kali, hingga takdir mempertemukan Aretha dengan sah...