Aretha tengah bersantai di depan televisi dengan camilan yang berada di pangkuannya, matanya fokus melihat film yang di tayangkan. Terlihat Aretha menyalakan hpnya beberapa kali, hanya melihatnya singkat dan mematikannya lagi.
"Gak kayak biasanya Alta gak telpon atau kirim pesan ke gue, apa dia sakit hati sama perkataan gue tempo hari lalu ya. Bodo ah, salah dia sendiri," ucap Aretha kembali mengunyah makanannya dan fokus ke layar televisinya, "omongan gue kasar ya, ahh," kata Aretha mengacak rambutnya.
Dia bangkit mematikan televisi dan kembali ke kamar untuk mengambil jaket lalu keluar kamar. Aretha memencet sebuah nomor dan tak bisa dia hubungi, kembali dia memencet nomor yang sama namun jawabannya masih sama. Aretha menelepon seseorang dan selang 5 menit terlihat seseorang menjawab telepon Aretha.
"Apa Ret, ini hari Minggu pagi-pagi udah ganggu orang telpon aja lo. Ada apa sih?" tanya Sandy dengan suara seraknya.
"Lo ikut gue ke rumah Alta ya, sekarang juga gue tunggu di rumah gua. Tolong ya!!!" pinta Aretha
"Emm, iya gue otw sekarang."
"Lo udah mandi ternyata."
"Ya belum lah, maksut gue otw ke kamar mandi" ucap Sandy di akhiri dengan tawa.
Hampir empat puluh menit Sandy baru sampai di depan rumah Aretha, dia segera membonceng Sandy dan langsung pergi ke rumah Alta. Aretha ingin meminta maaf tentang omongannya kemarin, Aretha berpikir tak sepatutnya dia berbicara sekadar itu walaupun Alta salah. Dia tak enak hati.
"Permisi, Alta lo ada di rumah gak, ada tanda-tanda kehidupan gak? Bunda ini Aretha yang cantik dateng lho," teriak Aretha di depan gerbang rumah Alta.
"Aktanya udah pergi ke bandara teh," ucap penjaga kebun di rumah Alta.
"lho ngaapain ke bandara pak? Udah dari tadi ya?," tanya Sandy yang berada di samping Aretha.
"Setahu saya keluarganya den Alta mau ke Amerika mas, baru aja tadi pergi, sekitar lima belas menit."
Dia pergi karena gue ya. Batin Aretha.
*****
Aretha berlari masuk ke dalam bandara. Semoga dia tidak terlambat, Sandy ada di belakangnya ikut berlari mengejar Aretha yang ke bandara karena mengejar Alta yang akan berangkat ke Amerika. Sebenarnya Aretha belum tahu Alta berada di bandara mana.
Aretha mengajak Sandy menuju rumah Aqila, siapa tahu dia tahu Alta berada di bandara mana dan benar, Aqila mengetahuinya. Aretha masih bingung harus berlari kemana lagi. Luasnya bandara membuat Aretha kesulitan mencari sosok Alta.
"Ini Alta kemana sih, susah banget nyarinya. Kayak nyari sebuah jarum di tumpukan jerami. Alta Lo kemana, gue minta maaf sama kata-kata gue yang nyakitin lo," kata Aretha masih mencari Alta kesana dan kesini
Sampai dia melihat Alta yang duduk di ruang tunggu sedang membaca buku. Dia segera berlari menuju Alta dan Sandy mengikutinya dari belakang. Alta kaget saat melihat Aretha berdiri di depannya dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Alta, maafin gue ya," ucap Aretha tertunduk.
"Kenapa minta maaf?" Tanya Alta berdiri sambil tersenyum.
"Maaf karena kata-kata gue bikin lo sakit hati dan akhirnya pindah sekolah," ucap Aretha masih menunduk sedangkan Sandy masih diam melihat peristiwa di depannya.
"Lo gak salah kok, ini karena nenek gue yang tinggal di Amerika pingin banget kalau gue nemenin dia di sana," ucap Alta.
"Bohong, dasar tukang bohong lo," ucap Aretha dengan suara sedikit terisak.
Aretha menangis dan memeluk Alta erat. Alta sampai kaget, Sandy hanya bisa melihat peristiwa itu dengan lesu tanpa bisa melakukan apa-apa. Alta membalas pelukan Aretha, dia mengusap pelan kucup kepala Aretha.
"Gue gak mau lo pergi dan kehilangan lo," ucap Aretha menangis dan masih berada di pelukannya. Hati Sandy yang mendengar itu seakan ingin meledak.
"Kita bisa komunikasi lewat ponsel kan," ucap Alta membuat pelukan Aretha terlepas.
"Lo blok nomer gue ya. Gue nelpon lo kok nomer lo gak aktif?" Tanya Aretha.
"Ponsel gue mati dari kemarin," ucap Alta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal yang membuat Aretha mengangguk mengerti.
"Gue juga mau kuliah di Amerika juga," ucap Alta membuat Aretha terkejut.
Alta merasa matanya memanas lagi. Aretha tidak sanggup jika harus kehilangan sahabatnya lagi. Aretha menggeleng pelan, dia tidak boleh egois seperti ini. Aretha menarik nafas dan mulai menenangkan hatinya agar tidak menangis lagi.
"Dan kalau bisa, gue mau hubungan kita kembali seperti awal lagi," ucap Alta membuat tubuh Sandy menegang seketika.
Aretha bingung harus menjawab apa. Sandy menghela nafas. Dia siap menerima segala keputusan Aretha jika Aretha hendak berbaikan dengan Alta, walaupun nanti hatinya sakit. Aretha tersenyum menanggapi ucapan Alta.
Mau menuju ending nih, tetep next part→
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Onar
Novela Juvenil"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Aretha Zayba Almira yang biasa dipanggil Aretha. Yang sudah pindah sekolah entah sudah berapa kali, hingga takdir mempertemukan Aretha dengan sah...