Alta masih tertidur di atas tempat tidurnya dengan nyaman bersama gulingnya. Mama Alta menghela nafas saat masih melihat anak semata wayangnya yang masih tertidur pulas. Mama Alta menggoyang-goyangkan tubuh Alta. Namun, masih tidak ada pergerakan sama sekali. Hingga mama Alta mencipratkan sedikit air pada wajah Alta yang akhirnya mampu membuat Alta terbangun.
"Ih mama, ada apa sih. Masih fajar juga, matahari aja belum bangun tahu," ucap Alta duduk dengan mata masih tertutup.
"Buruan kamu mandi siap-siap. Kamu lupa hari ini hari apa?"
Seketika mata Alta membulat sempurna. Dia segera pergi ke kamar mandi. Sedangkan mama Alta menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Alta. Mama Alta segera turun ke bawah, lebih tepatnya menunggu Alta di ruang tamu
Hanya butuh waktu 15 menit untuk Alta bersiap-siap. Alta segera ke bawah menghampiri mama dan papa Alta yang sudah menunggu dirinya. Mama Alta memakai kebaya warna abu-abu, sedangkan Alta dan papa Alta tampak keren dengan setelan jas hitam. Mereka bergegas menaiki mobil dengan membawa beberapa hantaran pernikahan.
Mereka sampai di sebuah rumah yang tak asing bagi mereka. Meja dan kursi tertata rapi, banyak makanan yang tersedia. Dia melihat seorang gadis tersenyum tulus menyambut para tamu dengan memakai kebaya putih. Dia berjalan masuk, tadi itu merasa kaget saat melihat Alta, dia memeluk Alta dengan sangat erat.
"Baru dateng lo, acaranya mau mulai. Telat Mulu lo," ucap gadis itu.
"Yang penting belum mulai, hijab kabulnya mau di mulai sekarang?" Tanya Alta.
"Iya, lima menit lagi, lo tunggu di dalam aja."
Alta masuk ke dalam rumah gadis itu, dia melihat sahabatnya sedang berbincang-bincang sambil melahap kue dan makanan yang ada. Alta bergabung dengan mereka, perbincangan yang membuat mereka tertawa bersama-sama.
"Udah mau nikah aja, selamat ya!!" ucap Aqila pada seorang pria yang memakai jas hitam.
Alta yang mendengar itu hanya tersenyum, setidaknya gadis itu bahagia di hari ini. Lima menit telah berlalu, saatnya hijab Kobul di ucapkan sekarang. Tampak seorang gadis berkebaya putih duduk berdampingan dengan pria berjas hitam. Alta mengucapkan kata syukur berkali-kali, dia senang sekarang. Sang penghulu menjabat tangan pria itu dan mengucapkan hijab Kobul dan di tirukan pria berjas hitam dengan suara lantang dalam satu kali pengucapan tanpa melakukan kesalahan.
"Saya terima nikahnya Aretha Zayba Almira binti bapak Danil Wicaksono dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar lima puluh juta rupiah dibayar tunai."
"Bagaiman para saksi?"
"Sah!!" ucap para tamu serempak
Yap, gadis yang sudah memiliki ikatan dengan seorang pria adalah Aretha, Aretha Zayba Almira. Alta yang mendengar semua saksi berkata sah ikut senang saat hijab Kobul Aretha dan Sandy berjalan dengan lancar. Aretha akhirnya memilih Sandy, sebagai pendamping hidupnya.
Setelah melewati konflik percintaan yang tidak biasa bagi Aretha, kini dia sudah mantap memilih jalur yang lebih serius lagi. Sandy memakaikan cincin ke jari Aretha begitu pun sebaliknya. Aretha mencium punggung tangan Sandy dan Sandy mencium kening Aretha.
Acara selanjutnya adalah resepsi, Aretha dan Sandy sudah mengganti baju dan naik ke atas panggung. Melewati beberapa proses di acara resepsi itu dan akhirnya sesi berfoto dengan saudara atau kerabat dan teman dekat. Ini saatnya Alta, Aqila dan Gebby berfoto bersama mereka. Setelah selesai Aretha dan Sandy turun dari panggung untuk berbincang-bincang dengan teman-temannya.
"Temen gue udah married aja nih" ucap Aqila yang mendapat jitakan dari Aretha
"Nih, suruh si Alta buat cepet nikahin lo. Tunangan udah lama pas kalian kuliah, belum married-married juga," ucap Aretha membuat pipi Aqila memerah karena malu.
Aqila sendiri berhasil melawan penyakit leukimia dengan mendapatkan donor sumsum tulang belakang.
"Gimana tuh Al?" Tanya Sandy menaik-turunkan alisnya.
"Ayo, kalau dia udah siap sekarang aja langsung nikah mumpung bisa gratis numpang nikahan lo berdua," ucap Alta merangkul pinggang Aqila.
"Mau lo gratisan mulu," ucap Sandy terkekeh geli.
"Mohon sahabat Gebby yang baik hati, tolong pahamilah saya yang lagi LDR dengan calon suami saya" ucap Gebby yang membuat mereka berempat tertawa
"Ih Gebby seneng tahu kalau Aretha bahagia," ucap Gebby memeluk Aretha.
"Iya, gimana nih? Ibu pengacara udah nentuin tanggal nikah belum," tanya Aretha.
Setelah selesai SMA, Gebby memilih jurusan hukum dan menjadi seorang pengacara. Dia memiliki tunangan seorang pengacara juga yang berdarah daging indonesia-australia. Dan mereka berdua menjalani hubungan jarak jauh atau LDR karena sebuah alasan pekerjaan yang sangat penting.
"Dia lagi nanganin kasus penting, paling bulan depan baru nentuin tanggal berapa."
Mereka berlima tertawa lepas dan berbincang-bincang tentang masa SMA mereka dulu. Masa dimana mereka merasakan kepahitan dan kemanisan dalam sebuah kejadian. Bagi Aretha semua kejadian itu tidak akan terlupakan dan akan terus tersimpan di dalam memori hati Aretha.
"Kehidupan menyajikan banyak hal yang harus kita nikmati termasuk kebahagiaan dan rasa sakit. Keduanya tidak hadir dalam satu waktu secara bersamaan. Bisa hari ini kita bahagia, senang dan ceria, bisa juga setelah itu kita menerima rasa sakit. Kita hanya bisa menikmati alur kehidupan tanpa bisa mengeluh" Batin Aretha
Halo semua, terimakasih yang udah setia baca dari awal sampai akhir. Bye-bye di cerita lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Onar
Ficção Adolescente"Apa yang lo pegang, gue anggep sampah!" Seorang gadis troublemaker atau gadis yang sering membuat onar.Aretha Zayba Almira yang biasa dipanggil Aretha. Yang sudah pindah sekolah entah sudah berapa kali, hingga takdir mempertemukan Aretha dengan sah...