REVISIED-END
[Special Ramadhan! 2020]
BxB! Kookmin!
Jungkook yang dominant, bertemu dengan submissive flirty af. Percuma dominant, di godain uke aja bawaannya malu-malu meong.
Cerita fluffy yang ku kerjakan pada bulan ramadhan, kurangi nc dan bagika...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-----> Adakah yang tidak mengetahui siapa itu Jeon Jungkook? Siapa yang tidak kenal Jeon Jungkook? Katakan siapa?
Pemuda yang tergolong sudah mapan berumur 25 tahun ini, berfrofesi sebagai anggota kepolisian dan tak lupa beberapa lencana penghargaan yang terpasang memenuhi seragamnya. Oh, dia bukan anak pramuka sejujurnya, hanya karena ia memiliki otot yang besar disanding dengan keahliannya dalam bela diri,dalam suatu keadaan seperti pertahanan tubuh yang kuat. Ia bisa menjadi anggota kepolisian hanya penyerahan piagam taekwondo miliknya, and boom! What is it now?
Pria tampan yang tidak hanya memiliki satu talenta ini, menjadi seorang polisi muda sejak umurnya yang ke 20 tahun lalu. Tak hanya tampan, mempesona dan berbakat, ia dikenal dengan sifatnya yang kadang gentleman lalu berubah menjadi pria pemalu dalam sesaat seperti remaja labil, lucu memang.
Tau apa yang lebih lucu dari itu?
Saat ini ia sedang beradu pandang dengan seorang pria dibalik kaca sana, ia yang duduk di kursi kantornya terus menatap jendela kaca disana. Pria yang melewati koridor kantor polisi dengan tangan yang diborgol dibelakang dan beberapa penjaga tepat dibelakangnya. Well, itu memang aneh, apalagi saat pria itu berhenti dari jalannya hanya untuk membalas tatapannya disana. Namun tatapan itu segera dipptong oleh pemuda disebrang sana karena pria dibakangnya memutus tatapannya dan kembali berjalan.
Jungkook sendiri tidak tau apakah sebelumnya mereka pernah bertemu atau tidak, namun tatapan mata itu tampak begitu polos seakan tidak ada dosa.
"Siapa?" Gumam Jungkook sambil berdiri dari kursinya dan berjalan keluar ruangannya.
Dilihatnya sosok punggung mungil yang semakin menjauh, hingga memasuki ruangan introgasi dan tiada terlihat lagi sosoknya.
Jungkook akui, tatapan mata pria disana membuatnya terhipnotis sesaat. Mata coklat yang mempesona dan terlihat sedikit memancarkan binar dari pantulan lampu koridor. Cantik, keindahan matanya membuat Jungkook mengakuinya.
Tapi jungkook tidak bodoh, pria itu mungkin saja adalah seorang kriminal bukan, terlihat dari cara ia masuk sambil diborgol tadi sehingga dikawal banyak polisi. Ah jungkook jadi ingin tau, ia benar-benar penasaran.
Tanpa sadar, ia berjalan menuju ruang introgasi. Ia sedikit bertanya kepada beberapa rekan polisinya sabelum meminta izin memasuki ruangan. Disana sang pria duduk diam dari balik kaca, dihadapannya hanya terdapat meja dan kursi kosong. Belum ada yang masuk dan mengintrogasinya.
Pemuda itu hanya diam, kembali lagi mereka bertemu dengan jaca sebagai pembatas keduanya.
"Hm, Jungkook? Kenapa disini?" Mendengar panggilan itu, ia berbalik untuk melihat pria yang mengajaknya bicara barusan.
"Ah kepala polisi? Kenapa belum diintrogasi juga pria itu?" Telunjuk tangannya mengetuk-ngetuk jendela kaca pembatas.
Sang kepala polisi hanya menghela nafas pendek, sebelum menjelaskan betapa pendiamnya pria disana, ia menutup mulutnya rapat-rapat seakan tiada hal yang ia gunakan untuk pembelaannya, bahkan ia tak berbicara sedikitpun padanya. Tak mau membuka mulut sedikit pun tentang kejadian yang ia alami.
Jungkook mengangguk kecil, matanya kembali melihat kedalam. "Hm, boleh aku yang melakukannya?" Ucapnya tanpa melepas pandangannya.
"Kau yakin?" Jungkook mengangguk sebelum membawa beberapa berkas yang dibutuhkan sebelum masuk dan duduk dihadapannya.
Ia masih diam sambil melihat berkas yang dia bawa. Sesekali mencuri pandang pada sang tersangka.
"Oh well, mari kita lihat. Nama lengkap, Park Jimin, berumur 28 tahun, tersangka pelecehan anak direktur Lee hingga membuatnya hamil dan menanggung malu, aib ini dilaporkan dan anda dituntut karenanya. Putri sang direktur ditemukan berada dihotel yang sama denganmu yang saat itu terlihat dikamera sedang mabuk, wow, aku tak menyangka orang sepertimu melakukan ini." tangannya menutup berkas yang ia baca, wajib bagi semua polisi yang melakukan introgasi harus mengenali seluk beluk kejadian dan perkara.
"Hm, terima kasih sudah diingatkan. Dan apa maksudmu orang sepertiku?" Jungkook terdiam, baru kali ini ia mengenal pria didepannya dan bahkan mendengar alunan suara merdunya.
"Apa yang terjadi Jimin-ssi? Jika ingin membicarakannya, silahkan, aku pendengar yang baik." Ia menawarkan diri.
Pria dihadapannya terlihat ragu beberapa saat. Kemudian ia menompang dagunya, menatap lurus dimata jungkook yang terdiam dihadapannya.
"Ini hanya kesalah pahaman, aku pria baik yang tak mungkin melakukan hal sekeji itu." Katanya dengan suara rendah dan lembut, ia menangkup pipinya dan matanya mengerling begitu saja.
Jungkook menahan nafasnya, sungguh ia terlena dengan penuturan kata pria dihadapannya. Ia membuang wajahnya dan berdehem pelan untuk membuang perasaan malunya tadi, wajahnya tidak memerah, telinganya yang memerah.
"Ekhem! Uhh.. bisa jelaskan detailnya padaku? Kalau tidak keberatan?"
Pria dihadapannya terkekeh kecil, ia segera menyender dikursinya, menatap remeh pada jungkook, "Apakah aku dapat mempercayaimu Tuan-?"
"Jungkook."
"Apa?"
"Jungkook, namaku. Jeon Jungkook."
Mata pria dihadapannya menyipit, ia berkata oh lalu mengangguk paham. "Uh, Tuan Jeon, apakah aku dapat mempercayaimu?"
Kembali tatapan itu, tatapan yang membuatnya terhipnotis akibat kelamaan memandangnya. Jungkook sendiri masih mempercayai kalau pemuda di hadapannya ini tidak bersalah. Sorot mata yang memancarkan kesepian dan kesedihan ada disana.
Menatap polos seakan menembus netranya sendiri.
"Tentu saja Jimin-ssi, kau harus percaya padaku seperti aku percaya padamu."