𝓎𝑜𝓊 𝓇𝑒𝒶𝓁𝓁𝓎 𝒶𝒾𝓃'𝓉 𝒷𝑒𝑒𝓃 𝓎𝑜𝓊𝓇𝓈𝑒𝓁𝒻.

2.7K 343 13
                                    

Say So,

By SnowPipi

_____

----->Kata maaf ia ucapkan berkali-kali saat tubuhnya tak sengaja menabrak beberapa orang yang berlalu lalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----->
Kata maaf ia ucapkan berkali-kali saat tubuhnya tak sengaja menabrak beberapa orang yang berlalu lalang. Entah apa yang membuatnya bisa semerasa rindu seperti ini hanya karena satu orang pria.

Benar kata Dilan, Rindu itu berat.

Jungkook menghentikan langkahnya yang terburu-buru setelah menghadap salah satu pintu memasuki ruangan sel. Tak lupa ia menetralkan nafasnya senormal mungkin sebelum menghela nafas berat dan memasuki ruangan dengan santainya seakan acara lari-larinya tiada pernah ia lakukan.

Matanya melirik beberapa kawanan orang-orang di sel yang mulai melihatnya dengan tajam, namun tak dihiraukan oleh jungkook. Fokusnya kini menuju sel yang diisi satu pria yang terlihat duduk diranjang sel dengan tenang. Jungkook menyunggingkan senyum simpulnya pelan, merasakan lepasnya rindu yang begitu menyesakan didadanya.

Apalagi saat ini pria yang ia tatap mulai menyadari keberadaannya dan melihatnya dalam diam. Pria disana berdiri menuju arahnya diikuti dengan langkahnya yang seakan bersamaan. Walau keduanya dibatasi pagar besi seperti ini, tak membuat jungkook keberatan sama sekali, ia sudah puas saja bisa melihat pria dihadapannya.

Berulang kali jungkook berteriak tertahan saat pria dihadapannya mengulurkan tangannya ke arah wajahnya. Waktu seakan berhenti begitu saja, semua terlihat seperti sebuah slow motion bagi Jungkook.

Plak

"Hey, kenapa kau melamun? Aku memanggil namamu berulang kali dari tadi."

"Hah? Apa?"

Jimin menarik tangannya masuk kembali setelah berhasil menyadarkan jungkook (-dengan tamparan kecil-) sehingga ia kembali pada dunianya saat ini. Jungkook sendiri masih memutar otaknya bak loading screen setelah ia tersadar dengan tepukan pelan-tamparan Jimin.

Jungkook kembali merasa malu akan tindakannya. Bisa-bisanya ia memikirkan hal lain saat tangan jimin berusaha meraihnya tadi. Jungkook hampir saja memerah jika ia tak mendengar beberapa gumaman para tahanan sel padanya, kembali pada sikap soknya yang seakan dingin dan ganas ia pertunjukan pada tahanan lainnya. Wajahnya yang berubah dingin dan terlihat sangar kini membuat beberapa tahanan mendecih dan mengalihkan pandangannya.

"Kenapa kau ada disini?" Mendengar itu, jungkook segera mengalihkan wajahnya yang sekarang PENUH kelembutan dan terlihat sangat polos dihadapan jimin. Tak lupa jimin terlihat agak dewasa dalam menanggapinya.

"O-Oh! Aku kemari akan memberitaukanmu soal ini. Aku yakin kau akan senang." Jimin melirik sebuah berkas dan dokumen uluran tangan jungkook. Jimin melihat seberapa tebal dan terlihat beratnya dokumen itu, ia mendengus pelan namun memasang senyumnya lembut.

Menatap kearah jungkook yang terlihat begitu polos bak bocah kecil namun bocah sialan yang memiliki kaki lebih panjang darinya. "Aku tidak tau kenapa kau melakukan ini, maksudku, kita bahkan orang asing." kata Jimin pelan.

Jungkook memutar otak cerdasnya, ia tak mungkin bilang ia mencintai jimin hanya pandangan pertama dan berniat membebaskannya untuk memacarinya bukan? Hell no, bisa saja jimin malah akan nerasa risih padanya.

Jungkook memang terlihat tenang, namun diotaknya kini rusuh tentang apa yang harus ia jawab. Logika apa yang cocok baginya untuk menjawab jimin.

Jimin yang merasa diabaikan kini hendak menyenggol lengan jungkook sebelum suara pria dihadapannya bersorak kikuk, "Karena keadilan! Ya!"

"Apa? Keadilan?"

"Ye-yeah, aku tidak suka manusia yang seenaknya sendiri memanfaatkan miliknya untuk menutupi hal seperti ini. Semua manusia butuh keadilan bukan? Karena kasusmu sangat tidak masuk akal bagiku-maksudku bagi keadilan yang telah berlaku. Aku akan membantumu." Kata Jungkook yang agak berbelit-belit karena otaknya tak mampu berfikir kata yang cocok. Maklumi saja, ia gugup dengan jantungnya yang ikut berpacu cepat.

Jimin agak ragu, mengangguk kikuk dan melirik jungkook heran, "Hanya sebatas kemanusiaan?" Tanyanya yang diangguki Jungkook. Jimin tersenyum lembut dan mengangguk paham.

Jungkook pun juga membicarakan beberapa temuannya yang ia kerjakan dengan Yoongi. Semua hasil dari teka-tekinya kini ia luapkan pada jimin. Jimin bahkan rela menunggu hampir 3 jam untuk menghargai celotehan jungkook yang sama sekali tak ia pahami semuanya. Mungkin hanya 5% yang ia pahami, karena tubuhnya sangat lelah akibat ia tinggal disel beberapa hari. Pola makan tak cukup, kurangnya bergerak dan juga kadang berisik dimalam hari karena para kawanan tawanan disel sebelahnya sering menggodanya. Untung saja jimin hanya sendirian disel ini, bukannya direncanakan tapi kebetulan semua sel sudah genap jadi jimin yang notabenya ganjil diletakkan sendirian disel lainnya. Bukan perintah Jungkook ya, memang kebetulan.

Jimin yang hanya diam berusaha untuk terpejam pelan sebelum perkataan Jungkook membuatnya kembali membuka mata dengan terkejut. "Tunggu-tunggu! Apa?"

"...? Iya?"

"Kau mengatakan akan ikut serta dalam pengadilan?! Sebagai pembelaku?! Astaga tuan Jeon, kenapa kau mela-" perkataan jimin terpotong karena ada seseirang yang memanggil nama jungkook. Membuat jungkook sedikit mengalihkan atensinya dan hendak bergegas pergi untuk persiapan sidang jimin besok.

Jungkook berpamitan kecil pada jimin sebelum menjauh hendak keluar. Jimin berulang kali memanggil namanya namun ia sama sekali tak berbalik.

Hingga tiba-tiba ia melihat jungkook berbalik kearahnya terkesan terburu-buru. "Besok dipengadilan, katakan semuanya seadanya, dengan jujur! Aku yakin kita bisa. Dah!" Jungkook kembali melambai dan bergegas pergi.

Membuat jimin yang hendak memanggil namanya ia katupkan kembali bibirnya. Ia memijat pelipisnya lelah merasakan aneh pada jungkook. Tangannya berpegangan pada jeruji besinya.

Jungkook benar-benar membuatnya pusing sendiri.

Tap

Jimin mendongak saat merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti tangannya yang berpegangan pada jeruji. Ia menatap jungkook yang sama menatapnya dalam diam.

Ia merasakan usapan lembut pada lengannya, sebelum melihat bibir pria dihadapannya ini tertarik kecil menjadikan senyuman simpul.

"Aku merindukanmu."

Hanya kata itu saja sebelum Jungkook benar-benar pergi dari sana.

----->

𝔖𝔫𝔬𝔴𝔓𝔦𝔭𝔦

𝒮𝒶𝓎 𝓈𝑜 [Say So - Jikook/Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang